EPILOG

3.1K 122 35
                                    

Lima belas tahun kemudian..

Seorang gadis cantik berambut panjang dan pipi chubby duduk di atas sofa. Hari ini tepat pada tanggal 24 Oktober gadis itu baru saja menginjak usia 16 tahun, enam belas tahun yang lalu seorang wanita cantik yang dia panggil Bunda melahirkannya ke dunia. Meskipun dirinya harus hidup dengan bantuan inkubator selama lebih dari lima bulan untuk mematangkan organ-organ tubuhnya yang saat itu masih lemah.

Talitha Amanda Rahardian. Gadis itu menatap layar televisi 42 inc di hadapannya. Gadis itu menanti wajah cantik seorang bidadari yang telah melahirkannya.

Setelah beberapa menit menunggu, wajah cantik itu akhirnya muncul. Muncul dengan senyuman yang paling dia suka, iya wajahnya pucat, tapi wanita itu tetap terlihat sangat cantik.

'Hallo Tata, selamat ulang tahun ya sayang. Hari ini usia kamu lima belas tahun, ternyata anak Bunda sudah besar.'

Gadis itu tersenyum dan memeluk bantal sofa. Mendengar suaranya yang indah itu seketika membuat dadanya terasa sesak. Bundanya, Bundanya yang cantik.

'Hari ini udah di kasih kado sama Ayah belum? Kado untuk malaikat Bunda yang hari ini genap enam belas tahun.'

Gadis itu menganggukan kepala. Rasa sesak kini mulai mencekat, matanya tak lepas dari wajahnya, matanya. Dan dalam hatinya mengatakan 'Sudah' sebagai jawaban atas pertanyaan Bundanya tentang kado.

"Ayah sudah memberikannya Bunda, sudah. Ayah memberikannya tepat jam dua belas malam. Tepat saat usiaku bertambah" ucapnya seperti berbisik sampai tidak ada siapapun yang mendengarnya.

'Sayang kamu suka kadonya?'

Dia kembali mengangguk lalu menepis air mata sialan yang sudah tak mampu dia bendung.

'Itu sebenarnya hanya sebuah foto Bunda sama Ayah waktu dulu, Bunda pikir mungkin saat kamu melihatnya kamu bisa merasakan Bunda ada di samping kamu. Kalau kamu kangen Bunda, kamu bisa liat foto itu ya, Sayang. Tapi, sebenarnya kado yang paling penting itu akan Bunda sama Ayah kasih nanti, tepat saat kamu berusia 17 tahun. Kamu tunggu aja ya sayang?'

Gadis itu memejamkan matanya sembari mendekapkan foto itu di dadanya. Merasakan betapa besar cinta Bundanya yang tersalur melalui foto itu. Gadis cantik itu menyeka air matanya, mencoba tersenyum melihat wajah Bundanya lalu menganggukan kepala.

'Tata, hari ini kamu enam belas tahun. Dan ini artinya kamu masuk SMA ya Sayang?, kamu tahu sayang? Bunda pengen banget ngerayain ulang tahun kamu bareng sama Ayah.. Ngasih ciuman buat kamu. Meluk kamu dan.. Hhh, sudahlah. Yang pasti Bunda sayang banget sama kamu. Bidadari Bunda, malaikat kecil Bunda.'

Ucapan Bundanya begitu menusuk relung hatinya, dia merasa suaranya tercekat. Merasakan betapa sakit hatinya. Dan gadis cantik itu yakin, Ayahnya jauh lebih sakit di banding apa yang dirinya rasakan sekarang.

"Percayalah Bunda, aku juga mau meluk Bunda. Satu-satunya kado terindah yang ingin aku dapat adalah pelukan Bunda, ciuman Bunda, kata cinta dari Bunda." lirihnya.

'Oh iya, gimana kabar Bunda baru kamu? Bunda Shiren? Atau sekarang kamu udah punya banyak adik dari Bunda Shiren. Bunda harap Bunda Shiren bisa gantiin posisi Bunda dan ngewakilin Bunda buat terus ada di samping kamu.'

"Ayah gak nikah lagi, Bun, enggak. Ayah gak nikah lagi. Ayah setia sama Bunda. Ayah selalu nyibukin diri sama kerjaan biar bisa lupain Bunda dan hari di mana Bunda ninggalin aku, Ayah, Eyang, Kakek, Bunda Ita, Bunda Ara, Bunda Sasa sama Paman Raka."

'Tata...'

"Iya Bunda" jawabnya lirih.

'Bunda boleh gak meluk kamu? Meluk putri Bunda? Bidadari Bunda? Malaikat Bunda yang paling cantik?'

"Tentu Bunda, Tentu. Aku juga mau meluk Bunda"

'Rentangin tangan kamu sayang. Bunda bakal peluk kamu sekarang, dan pejamkan mata kamu.'

Gadis itu merentangkan tangannya dan memejamkan mata. Mencoba merasakan kehangatan dan pelukan Bundanya. Meskipun itu sangat mustahil untuk dia rasakan.

'Bunda sayang Tata. Bunda sayang putri Bunda, malaikat kecil yang dulu Bunda perjuangkan dengan segenap nyawa Bunda. I love you, Tata.'

Gadis itu merasakan sebuah pelukan, pelukan yang dirinya kenal. Dia balas memeluknya, sesekali mendengar isak tangis yang terdengar di telinganya, dia adalah Ayahnya.

'Bunda gak akan bilang selamat tinggal. Bunda hanya akan bilang, sampai jumpa. Kita pasti akan bertemu lagi Tata, Bunda sayang Tata. Dan untuk Ayah Adam, Damm.. Aku cinta kamu."

Gadis itu membenamkan wajahnya di dada bidang Ayahnya yang kini mendekapnya dengan sangat erat. Melihat video itu berangsur menghilang. Video itu usai, dan itu adalah video ke enam belas yang di berikan Bundanya. Dia harus menunggu satu tahun lagi untuk menanti video selanjutnya, video terakhir, dan kado terpenting yang akan diberikan Bunda kepadanya. Kado ter-spesial untuknya. Dia akan menunggu.

TATA SAMA AYAH SAYANG BUNDA. I LOVE YOU BUNDA ELSA.

!TAMAT!

Yeayy sudah tamat juga ya tak terasa ternyata😆

Bantu vote, comment, dan share juga ke teman-teman kalian yang lain😊

Aku nulis cuma nyalurin hobby aja ya, jadi maaf kalau masih ada typo-typo yang semacamnya😂

Ayo baca ceritaku yang lain.
Siapa tau suka:v

.SalamCayangg.
insta; resha.taa

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang