Elsa terduduk memainkan ponselnya. Menghiraukan orang-orang yang kini saling berjejal di kantin. Elsa berusaha menghubungi Raka yang sejak tadi pagi tak memberinya kabar. Tapi ponsel Raka tak aktif dan membuat Elsa mendengus kesal.
"Gimana? Udah bisa di telepon?" tanya Sasa yang baru saja duduk di hadapan Elsa. Meletakan dua cup kopi cappucino di atas meja.
"Gak bisa, Sa." lirih Elsa.
"Mungkin kak Raka lagi sibuk. Dia pasti baik-baik aja," ucap Sasa dengan lembut.
Elsa tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. Meraih cup cappucino hangat di hadapannya. "Nanti pulang sekolah kemana?" tanya Sasa.
"Bunda ngajakin ke pantai," jawab Elsa cepat.
Sasa menganggukkan kepalanya mengerti dan kembali menyeruput cappucino yang saat ini ia genggam. Elsa termenung, menatap ke arah lain dengan tatapan kosong. Hal yang membuat Sasa sedikit bingung dan penasaran. Tapi Sasa tak ingin menanyakannya sekarang. Dan membiarkan Elsa dengan aktivitasnya sendiri.
-ourdestiny-
Adam tersenyum saat melihat gadis itu berdiri di depan gerbang. Dengan cepat Adam menghentikkan laju motornya di hadapan gadis manis itu.
"Lama banget sih?" Adam kembali tersenyum mendengar ucapan gadis cantik dan manis itu. Dengan cepat Adam turun dan melepaskan jaketnya. Lalu mengikat jaket itu pada pinggang gadis di hadapannya dan kemudian mengusap lembut pipi gadis itu yang akhirnya mengubah wajah cemberut gadis itu menjadi sebuah senyuman manis.
"Maaf ya? Aku gak bermaksud buat kamu nunggu." ucap Adam.
"Pasti gara-gara cewek itu kan? Makanya kamu telat."
Adam tersenyum. Lalu mengecup lembut kening gadis di hadapannya beberapa detik dan kemudian tersenyum lagi menatap gadis itu.
"Shi, gak usah bahas Elsa kalau kita lagi berdua. Aku gak mau kamu marah cuman karena Elsa. Yaudah, kita pergi sekarang yuk? Nanti pulangnya kemaleman."
"Tapi kamu jadi kan nginep di kos aku?" dengan cepat Adam menganggukan kepalanya dan menyerahkan helm pada kekasihnya itu dan segera pergi dari sekolah yang berangsur sepi.
Adam merasa hidupnya luar biasa ketika bersama gadis ini. Shiren, satu-satunya gadis yang Adam sayang untuk saat ini. Dan bahkan sebelum Adam mengenal Elsa, Adam sudah memiliki hubungan khusus dengan Shiren. Jauh sebelum Elsa masuk ke dalam kehidupan Adam.
-ourdestiny-
Elsa menatap dirinya di cermin. Pakaian santai yang simple namun tetap membuatnya terlihat cantik dan manis. Rambutnya kali ini di kuncir ke belakang dan membiarkan poninya tergerai ke samping kanan. Elsa menghela napas saat ia ingat ia tak akan pergi dengan Adam kali ini, hanya Bunda dan Kak Ita. Entahlah, Elsa merasa ada yang kurang saat ia sadar Adam tak akan ikut kali ini.
Dengan malas, Elsa meraih tasnya dan segera turun ke bawah menemui Bunda dan Kak Ita yang sudah menunggunya. Berusaha untuk tetap tersenyum dan terlihat cantik.
-ourdestiny-
Adam terkejut saat secara tiba-tiba Shiren mengusap pipinya dengan segenggam lumpur pantai. Gadis itu sudah berlari menjauh dari Adam yang saat ini terkekeh dan mengusap pipinya. Sungguh, Adam merasa sangat bebas saat ini. Bebas dari Elsa. Adam masih menatap Shiren yang berlari semakin jauh dan dalam hitungan ketiga Adam berlari sekencang mungkin untuk menangkap gadis cantik yang berlari menjauh. Berlari membawa hati Adam yang sudah hilang olehnya.
Shiren tertawa puas saat Adam mulai berlari mengejarnya. Sesekali Shiren berlari mundur untuk menyemangati Adam yang berlari mengejarnya.
"Aku pasti bisa nangkap kamu!" teriak Adam.
Shiren semakin tertawa dan kembali berlari menghindari Adam. Suasana pantai di sore hari dengan di hiasi warna jingga matahari yang berangsur tenggelam. Ditambah suara deru ombak yang saling bersautan membuat suasana ini terkesan romantis.
"Kalau kamu mau tangkap aku. Kamu harus teriak sekenceng mungkin kalau kamu sayang sama aku!" teriak Shiren.
Adam tertawa, masih berlari mengejar Shiren yang masih belum mau berhenti dan menyerahkan diri pada Adam. Adam berhenti begitu pula dengan Shiren. Gadis itu berhenti dan bersidekap dada melihat Adam yang kini menarik napas dalam-dalam.
"SHIREN I LOVE YOU!"
Pipi Shiren merona seketika saat Adam benar-benar berteriak dan mengatakan bahwa ia mencintai Shiren. Shiren menarik napas dalam-dalam dan kemudian menatap Adam dengan mata berbinar.
"I LOVE YOU TOO ADAM!"
Shiren berteriak lebih kencang dan kemudian merentangkan tangannya saat Adam berlari mendekat. Adam tersenyum sangat manis dan langsung memeluk Shiren. Memeluknya dengan erat dan kemudian berputar. Shiren hanya tertawa kecil saat Adam memeluknya dan memutar-mutar tubuhnya. Shiren hanya mengeratkan pelukan itu dan merasakan seberapa dalam cinta Adam untuknya.
"Kamu tau? Kamu satu-satunya yang paling berharga buat aku setelah Bunda," bisik Adam.
Shiren merenggangkan pelukannya. Menatap mata Adam sedalam mungkin dan tersenyum dengan manis. Melihat sebuah ketulusan yang terpancar dari mata Adam saat ini. "Kamu juga yang paling berharga buat aku. Kamu satu-satunya orang yang aku sayang, sampai kapan pun," ucap Shiren.
Adam larut. Melupakan semuanya dan hanya melihat Shiren yang mencintainya. Membawa Shiren ke dalam kehangatan cintanya dan membuat Shiren percaya bahwa Adam hanya untuk Shiren. Angin berhembus kencang, semakin membuat keduanya larut dalam buaian cinta yang memeluk mereka. Adam semakin mengeratkan pelukannya dan memejamkan mata bersama Shiren. Menikmati apa yang saat ini tengah terjadi antara dirinya dan Shiren.
Gadis ini memejamkan matanya. Membiarkan air mata itu lolos begitu saja. Merasakan dadanya yang mulai sesak dan membuatnya sulit bernapas. Di sana. Di jarak beberapa meter dari tempatnya berpijak, suaminya bertingkah manis pada seorang gadis. Bahkan mereka lupa bahwa mereka berciuman di tempat umum seperti ini. Walaupun saat ini pantai terlihat sangat sepi.
"ELSA!!"
Teriakan itu menyadarkan Elsa yang sejak tadi berdiri di balik batu besar dan melihat semua yang Adam lakukan bersama Shiren. Elsa segera menyeka air matanya dan menghembuskan napas berkali-kali agar perasaannya kembali netral seperti sebelumnya.
Elsa tersenyum saat melihat Bunda dan Kak Ita baru saja turun setelah memarkirkan mobilnya. Elsa kembali menatap ke arah Adam dan Shiren yang kini beranjak pergi. Yang membuat Elsa kembali sesak adalah Adam yang menggendong Shiren ala brydal style dan berkali-kali memberikan sebuah kecupan lembut di kening Shiren.
Dengan cepat Elsa menepis air matanya lagi dan berlari ke arah Bunda dan Kak Ita. Berniat menahan Bunda dan Kak Ita untuk kesini. Jika Bunda dan Kak Ita kesini pasti mereka akan melihat Adam yang bersama Shiren saat ini.
"Ehh, Bunda, Kak. Kayaknya kita jangan di sini deh. Lebih baik kita di ujung sana. Di sana sunset-nya keliatan jauh lebih keren." ucap Elsa.
Bunda dan Kak Ita menautkan alisnya melihat raut wajah Elsa yang terlihat berbeda dari sebelumnya. Bunda Rika mendekat dan mengusap lembut pipi Elsa yang masih terasa lembab.
"Kamu habis nangis sayang?" tanya Bunda Rika.
"Engga kok Bun, tadi ada angin terus kelilipan. Yaudah yuk, Bun, Kak. Kita kesana. Nanti keburu sunset-nya habis sia-sia dong kita kesini?"
Bunda dan Kak Ita hanya menganggukan kepalanya dan segera melangkah mengikuti arah yang Elsa tunjukan. Pastinya untuk menghindari Adam dan Shiren. Elsa hanya tidak mau jika Adam dan Bunda Rika bertengkar nantinya.
Bersambung...
Vote dan komen,
Follow;
rtarisa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Teen Fiction'INI TAKDIR KITA. KITA YANG DISATUKAN OLEH HAL KONYOL, DAN KITA YANG DI PISAHKAN OLEH HAL YANG SUNGGUH MENYAKITKAN' Sebuah cerita yang berawal dari sebuah kekonyolan dan salah paham. Cerita itu berlanjut dengan tidak serius. Tapi, kisah ini berakhir...