-DUA BELAS-

1K 74 3
                                    

Elsa berdiri di parkiran menunggu Adam keluar dan pulang bersama. Elsa mulai membuka bungkus cokelat yang di berikan Sasa sebelumnya. Menikmatinya tanpa memperdulikan teman-temannya yang melintas dan menatapnya. Elsa hanya berpikir bahwa teman-temannya itu menatapnya karena wajahnya yang cantik. Bukan karena sesuatu yang aneh.

"Cokelat dari siapa?"

Elsa terkejut bahkan hampir membuat cokelat di tangannya itu terjatuh saat secara tiba-tiba Adam berdiri di hadapannya. Elsa menautkan alisnya dan mengalihkan pandangannya ke kanan dan ke kiri. Mencari tau dari mana datangnya Adam. Padahal sejak tadi Elsa memperhatikan keadaan sekitar. Tapi akhirnya Elsa menghela napas dan kembali menggigit cokelat di tangannya.

"Bukan urusan kamu kan aku dapet cokelat dari mana? Tadi pagi kan kamu juga ngasih cokelat ke cewek," ucap Elsa. Gadis itu tersenyum miring dan segera melapaskan jaket yang saat ini Adam kenakan lalu mengikatnya di pinggang. Entahlah, hari ini ia tidak ingin Adam yang melilitkan jaket itu. Ada rasa kesal yang akhirnya membuat Elsa melemparkan cokelat yang baru ia makan beberapa gigitan ke dalam tong sampah. Lalu meraih helm di atas motor Adam.

Adam menautkan alisnya, merasa ada yang aneh dengan sikap Elsa kali ini.

"Kenapa?" tanya Adam.

Elsa baru saja meng’klik’ helm yang ia kenakan. Memasang wajah cemberutnya di hadapan Adam lalu menggelengkan kepalanya. Adam menghela napas dan meraih helm miliknya lalu meminta Elsa segera naik ke atas motornya dan segera pulang.

'Kok gini sih? Rasanya pengen banget nyekek Adam sekarang!'

Elsa menatap sipit leher Adam setelah ia naik ke atas motornya. Dan tiba-tiba saja Adam berteriak saat ada sepasang tangan yang terasa meremas lehernya dan membuatnya kesulitan bernapas.

"Elsa!" tegas Adam. Elsa segera melepaskan kedua tangannya dari leher Adam dan berhenti mencekik laki-laki menyebalkan itu.

"Lo gila?! Lo mau gue mati?" bentak Adam.

Tanpa berucap apapun, Elsa segera turun dari motor Adam. Melepas jaket dan helm lalu meletakannya begitu saja ke tanah. Tak peduli pada Adam yang saat ini berdecak kesal. Elsa melangkah pergi meninggalkan Adam yang masih memegangi lehernya yang tadi di cekik Elsa dengan kuat. Seolah gadis itu ingin Adam mati saat ini.

"Heh, mau kemana? Woi cempreng!" teriak Adam.

Elsa yang memdengarnya berusaha tak berbalik dan membalas teriakan Adam. Yang ingin Elsa lakukan sekarang adalah menjauh dari laki-laki menyebalkan itu untuk beberapa saat. Tapi Elsa masih berharap Adam akan mengejarnya dan memaksanya untuk pulang bersama.

Tapi, sampai Elsa keluar dari gerbang utama, Adam sama sekali tak memanggil namanya bahkan mengejarnya. Dan parahnya, Adam melintas di samping Elsa begitu saja. Pergi bersama motornya. Dan meninggalkan Elsa seperti tadi pagi.

"Punya suami gitu amat sih? Gak bisa perhatian kayak Kak Raka. Bahkan gak tau kalau istrinya lagi cemburu." gumam Elsa.

Dan Elsa mengakuinya. Mengakui bahwa ia mulai cemburu ketika tau Adam baik pada Sasa tapi bersikap sebaliknya pada Elsa. Elsa menghela napas dan dengan langkah pelan mulai berjalan untuk pulang. Mungkin di rumah nanti ia akan memarahi Adam.

-ourdestiny-

Bruuk! Adam menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Sebelumnya ia sudah melepas sepatu dan tasnya. Adam tersenyum saat mengingat sesuatu. Meraih sesuatu dalam sakunya lalu memperhatikan benda yang ada di tangannya saat ini. Adam lalu meraih ponselnya dan menuliskan sesuatu. Sebuah pesan singkat lalu mengirimnya pada salah satu contact. Bukan Elsa pastinya.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang