-TIGA PULUH DUA-

1.1K 60 3
                                    

Ujian berlalu. Sejauh ini Adam selalu bersikap manis pada Elsa. Tapi tampaknya hubungan Adam dan Shiren masih belum membaik. Itu terlihat ketika setiap pulang kampus. Adam selalu menghindari Shiren yang saat itu menunggunya di depan gerbang kampus. Dan Elsa sangat beruntung ketika hubungan mereka tengah tak baik.

Malam ini Sasa ulang tahun. Gadis pemilik pipi chubby itu meminta Elsa datang berdua dengan Adam. Sasa mengatakan bahwa ia ingin melihat Adam dan Elsa berdansa.

Elsa menatap jam dinding. Lalu memasang pita kecil berwarna tosca di rambut sebelah kanan. Gadis itu berdiri. Terlihat cantik dengan balutan dress selutut berwarna tosca dan ia memilih flatshoes tosca untuk membalut kaki jenjangnya. Elsa tak ingin menggunakan high heels. Menurutnya itu akan membuatnya kerepotan ketika berjalan.

"Elsa cepetan!"

Senyum Elsa sedikit mengendur saat Adam berteriak dan memintanya untuk segera turun. Elsa menghela napas dan memasang senyum manis. "Perfect!" gumamnya.

-ourdestiny-

Sasa tersenyum saat Revan datang dan memberikan pelukan hangat sebagai ucapan selamat. Tapi tatapan Sasa sedikit menajam saat melihat seorang gadis dengan balutan dress tiga senti di atas lutut berwarna merah.

"Aku yang undang Shiren. Soalnya aku tahu Adam pasti datang. Dan setau aku, dia gak punya pasangan kan? Dan Shiren pacarnya. Jadi ya aku ngajak dia." ucap Revan.

"Tapi kan Adam itu udah punya-"

Sasa menghentikan ucapannya. Berpikir bahwa Revan tidak boleh tau jika Adam dan Elsa sudah menikah. Sasa tidak ingin Revan tau. Revan tersenyum dan mengusap lembut pipi Sasa.

"Udah, nanti pas dance kita gak cuma berdua. Tapi ada Adam sama Shiren." ucap Revan.

'Gue pengennya Adam sama Elsa.'

Sasa hanya tersenyum tipis. Malam ini akan jadi malam di mana untuk pertama kalinya Elsa bertemu langsung dengan Shiren. Sebelumnya mereka memang sudah pernah bertemu. Tapi hanya dari jarak jauh.

Sasa menghela napas. Mengangguk samar dan menatap datar Shiren yang kini tengah meminum salah satu minuman yang Sasa sajikan.

-ourdestiny-

Adam baru saja membukakan pintu mobil untuk Elsa dan meralat cara bicara Elsa yang masih menggunakan kosa kata Lo-Gue. Sempat mengusap kalung yang ia kenakan malam ini, kalung pemberian dari Bunda Rika beberapa bulan yang lalu.

"Yuk." Adam segera menarik lengan Elsa. Membawa gadis itu masuk ke dalam rumah Sasa dan menuju halaman belakang rumah Sasa untuk bergabung dengan para tamu lainnya.

Elsa tersenyum saat Adam menggenggam tangannya dengan lembut dan menariknya perlahan. Kedua pipinya memanas dan membuat semburat merah itu tidak tertahan. Beberapa kali Elsa menghela napas untuk mengatur detak jantungnya yang terasa semakin cepat.

Tapi senyuman itu seketika luntur, detak jantungnya berhenti begitu saja saat mendapati gadis itu berdiri dan menatap sinis ke arahnya.

Shiren menatap tajam Elsa yang kini bersembunyi di balik punggung Adam. Kali ini bukan Adam yang mengeratkan genggamannya. Tapi Elsa, yang mengeratkan genggaman itu.

"Sayang? Kok kamu kesini sama dia sih?"

Langkah Adam terhenti, membuat Elsa menubruk punggung Adam saat laki-laki itu berhenti mendadak. Adam hanya tersenyum tipis menatap Shiren. Gadis itu sangat cantik malam ini.

"Gak mungkin kan aku biarin Elsa naik taksi malam-malam? Aku masih punya hati," jawab Adam.

Shiren menepis lengan Elsa yang entah sejak kapan melingkar di lengan Adam. Lalu menarik Adam menjauh. Membiarkan Elsa menghampiri Sasa seorang diri tanpa Adam. Elsa menarik napas dan memasang senyum termanisnya saat berhadapan dengan sahabat cantiknya itu.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang