Malam itu Dera baru pulang dari rumah Anandya pukul 8 malam. Dia menghabiskan banyak sekali waktu bersama Anandya, bahkan dia lupa kalau Pak Matro masih menunggu panggilannya untuk menjemput Dera di rumah Anandya. Dan pada akhirnya, Dera memanggil Pak Mator untuk menjemputnya malam sekali melebihi eskpetasinya.
"Makasih Pak, maaf kemalaman," kata Dera. Perempuan itu keluar dari dalam mobil dan langsung berterimakasih kepada Pak Matro.
"Tidak apa, Nyonya, sudah tugas saya."
Sekali lagi Dera berterima kasih lalu dia segera melangkah masuk ke dalam mansion besar itu. Mobil Gerald sudah terparkir rapi di garasi, berarti laki laki itu sudah pulang dari kerjanya.
Dera membuka pintu dengan sidik jarinya yang sudah Gerald daftarkan kepada sistem sekuriti rumah. Lampu berukuran mikro di gagang itu berubah menjadi warna hijau lalu terdengar suara kunci terbuka. Aroma masakan langsung menyambut indra penciuman Dera saat dia masuk ke dalam rumah iitu. Ini sudah jam setengah 9 malam, siapa yang makan selarut ini?
Dera melangkah masuk menemui pelayan yang tadi pagi berbicara padanya, siapa namanya? Oh iya, Lastri.
"Nyonya baru pulang? Sore tadi Tuan Gerald pulang langsung mencari Nyonya lho," katanya sambil tersenyum jahil, lagi.
Dera tersenyum gemas melihat perempuan itu. Tadi pagi dia dengar dari Bi Sati, katanya Lastri adalah anak dari salah satu pelayan tua disini, namun ayahnya jatuh sakit dan terpaksa ibunya harus merawat suaminya di rumah. Tapi berhubung bekerja di rumah Gerald adalah satu satunya sumber penghasilan mereka, jadi sebagai gantinya Lastri lah yang melakukan pekerjaan ibunya.
Kata Bi Sati dia adalah anak yang rapih, suka hal hal lucu, dan hobinya adalah mengusili orang lain. Tidak terkecuali majikannya. Serumah ini hanya Gerald yang belum pernah dikerjai oleh Lastri. Bahkan Bi Sati pernah dijahili juga, dia menaruh mainan serangga di dalam lemari perempuan paruh baya itu. Bi Sati paling benci dengan binatang yang merayap, dan saat melihat mainan itu, Bi Sati langsung berteriak dengan kencang dan mengobrak abrik lemarinya menggunakan sapu yang sedang digenggamnya hinga seluruh isi lemari itu hancur lebur.
Lastri tertawa cekikikan saat melihat itu di balik pintu bersembunyi.
Walaupun begitu Bi Sati berkata bahwa sesudahnya Lastri datang ke kamar Bi Sati untuk meminta maaf. Dan dalam sekejap naluri keibuan Bi Sati muncul sehingga dia tidak bisa marah kepadanya, sebaliknya dia hanya menegur pelan lalu memaafkan Lastri secepat kilat. Bi Sati tidak mungkin bisa memarahi seorang anak kecil, apalagi hanya berumur 16 tahun. Bahkan lebih muda dari Dera.
Dera masih saja terkekeh geli setiap mengingat cerita Bi Sati.
"Temani suaminya atuh, Nyonya," katanya sambil menepuk bahu Dera pelan. Dera baru tahu kalau Lastri berasal dari Sunda.
"Dimana Gerald sekarang?"
"Lagi makan sendirian seperti seorang jomblo di ruang makan. Miris, Nyonya, padahal kan enggeus boga pamajikan oge (Sudah memiliki istri juga)," katanya. "Datangi Tuan Gerald, Nyonya, sekalian disuapi makanannya dengan roamntis manis masin gitchu."
"Astaga, iya iya aku mengerti," kata Dera terkekeh pelan.
"Sip, Nyonya," katanya. "Lastri tidak mau menggangu waktu Nyonya bersama Tuan Gerald, Lastri pamit dulu ya.." Tidak bisa dipungkiri kalau sampai sekarang Dera masih tidak nyaman dengan sebutan Nyonya yang mulai ditujukan kepadanya. Berkali kali dia ingin protes, namun dia takut hal itu membuat orang mulai curiga dengan pernikahan palsu mereka. Jadi rasa tidak nyaman itu Dera pendam sendiri, sedikit bersyukur karena ada Bi Sati yang masih mau memanggilnya dengan nama asli Dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romance"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...