"Gerald, bangun," kata sebuah suara pelan sembari tangannya beralih mengusap wajah laki laki itu lembut. Gerald menggerutu. Dia masih sangat mengantuk, semalam dia baru bisa tertidur jam 5 pagi dan itu semua karena...
Pasti semuanya sudah tahu.
"Lima menit," gumamanya.
"Aku telah membuatkanmu makan, sangat sayang bila sudah berubah dingin."
Lelaki itu tidak berniat untuk bangun dari tidurnya dan malah balik menghadap arah lain. Tidur, hanya itu yang diinginkannya.
"Aku baru bisa tertidur jam 5 pagi tadi. Akan kusurh Bi Sati untuk menghangatkannya nanti," kata Gerald. "Jangan bangunkan aku pagi pagi sekali."
"Ini sudah bukan pagi lagi, sekarang sudah jam 1 siang, seharusnya kau sudah cukup tertidur 8 jam," kata Dera.
Mata Gerald membelalak kaget bersamaan dengan tubuhnya yang reflek melompat duduk di atas kasurnya. "Jam 1!?"
"Iya, kau ini kerbau sekali," kata Dera.
"Tidak mungkin!" Gerald membuka ponselnya dan melihat angka jam yang tertera di sana. "Ini masih jam 8 pagi, Dera, kau membohongiku," gerutunya lagi. "Aku sudah terlanjur terbangun karena terkejut, kau tahu."
Dera tertawa, merasa senang berhasil menjahili Gerald. "Salah dirimu percaya kepada segala omonganku."
"Melelahkan sekali, pagi pagi seperti ini aku sudah harus mengurus seorang bocah merepotkan sepertimu," kata Gerald. "Apa yang harus kulakukan kepada seorang anak nakal sepertimu?"
"Jangan lakukan apa apa," kata Dera menjaga jarak, namun tiba tiba lengannya dicekak kuat oleh Gerald.
"Jangan kau coba kabur, anak kecil."
Tidak perlu waktu lama, Gerald sudah menyambar bibir Dera dengan miliknya, membuat Dera terperanjat kaget. Bukan ciuman manis atau lembut, namun persis seperti kemarin malam, sangat dalam, sangat ganas, dan sangat meminta.
Gerald menguncinya di atas ranjang tidak membiarkan Dera bergerak sedikit pun.
Keduanya larut dalam ciuman panas mereka.
Gerald bergerak menindihi Dera membuatnya benar benar mengendalikan tautan bibir mereka. Jendela sudah di buka dan angin pagi ini sangatlah dingim, namun bagi keduanya, udara terasa sesak dan suhu ruangan seakan menaik drastis membiarkan mereka merasa sangat panas.
Dera melingkarkan tangannya di leher Gerald. Dia rasa dia bisa berubah gila hanya dengan sentuhan seorang Gerald.
Dan detik selanjutnya, tanpa aba aba Gerald melepaskan ciuman itu.
"Tidak, aku bisa hilang kendali lagi seperti semalam," katanya menjauh dari Dera. "Maafkan aku soal malam kemarin," kata Gerald.
Dera tersenyum kecil. "Tidak apa, aku tidak memasalahkannya. Sebaliknya aku merasa bangga karena ku bisa menahan nafsumu dan mengendalikannya," katanya.
Sebuah senyum tercetak lebar di wajah Gerald.
"Nah sekarang daripada kau kita berdiam diri seperti ini sepanjang pagi hari, lebih baik cepat turun ke bawah dan mari makan bersama. Aku telah membuatkan menu spesial untuk suamiku tercinta," kata Dera.
---
"Kau tidak akan pergi bekerja?" tanya Dera menyadari jam sudah menunjukkan pukul 10 dan Gerald masih santai dengan baju tidurnya.
"Tidak," jawabnya singkat.
"Mengapa?"
"Hanya tidak ingin saja, biarkan asistenku saja yang mengerjakan sisanya. Dia sudah terbiasa," kata Gerald ringannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romance"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...