Ini versi revisinya yaa..
Happy reading <3
.
Bi Sati berjalan mengelilingi rumah dengan bingung,mondar mandir mencari sesuatu yang tidak bisa ditemukannya sejak kemarin. Atau lebih tepatnya seseorang.
"Ada apa, Bi?" tanya Lastri mendekatinya.
"Oh Lastri,tepat sekali. Apakah kau melihat Nyonya Dera kemarin? Makanan semalam sama sekali tidak disentuhnya," kata Bi Sati.
"Bukankah kemarin Nyonya Dera pergi bersama dengan Pak Matro?" tanya Lastri. Bukan hanya Bi Sati saja, Lastri pun sebenarnya merasa kekurangan. Dia juga sempat merasa aneh karena rasanya telah lama tidak mendengar suara dentingan piano di dalam rumah, walaupun pada aslinya baru sehari terlewatkan tanpa Dera. Namun rasanya sangat sepi tidak mendengar satu atau dua lagu dimainkan olehnya hari itu.
"Bibi bertanya kepada Pak Matro pagi tadi, namun dia mengatakan kalau dia tidak menjemput Nyonya Dera kemarin," gumam Bi Sati. "Lalu anehnya Pak Matro mengatakan kalau kemarin Tuan Gerald yang menjemput Nyonya Dera. Kamu melihat Dera datang bersama Tuan Gerald?"
"Bukannya kemarin Tuan Gerald pulang bersama seorang perempuan?"
"Benarkah?" tanya Bi Sati ragu. "Kalau begitu mengapa Nyonya Dera belum muncul pagi pagi seperti ini? Padahal hari hari biasanya dia pasti bangun sangat pagi."
"Mungkin Nyonya Dera kelelahan. Bibi juga tahu kan suami istri baru kalau malam malam suka melakukan apa," kata Lastri sambil mengedipkan sebelah matanya "Tidak perlu dipikirkan begitu dalam, tanpa Bibi sadar pun Nyonya Dera akan muncul sendirinya tiba tiba. Tenanglah."Bibi Sati tertawa ragu.
Lastri tidak mengetahui kenyataan di balik pernikahan Dera dan Gerald. Pernikahan tanpa cinta. Bi Sati meragukan segalanya, hatinya terasa berat, badannya terasa lemas. Dia satu satunya orang yang mengetahui sifat asli majikannya itu, pemain perempuan.
Sikap Gerald terlah berubah karena pekerjaan menyita seluruh waktunya sehingga dia tidak memiliki waktu untuk bermain main lagi.
Gerald selalu menyembunyikan diri lamanya dari orang banyak, dia telah berubah. Bibi Sati pun diminta oleh Anandya untuk merahasiakan ini dari semua orang yang ditemuinya. Dan Bi Sati melakukannya, dia menutup mulutnya erat.
Namun orang bisa berubah kapanpun. Dan perasaannya kian merasa tidak nyaman.
Apalagi, setelah dia melihat Gerald pulang membawa seorang perempuan ke dalam kamarnya semalam.
Dia sempat meragukan penglihatannya, namun sepertinya apa yang dilihatnya memanglah benar.
Dia sedang bersama perempuan lain.
---
Rian mengepal tangannya kuat dan badannya bergetar kencang karena amarah, giginya digertakkan kuat kuat hingga rahangnya terasa sakit. Segera mungkin dia mengambil kunci mobilnya dan keluar dari ruang inap Dera. Dia berlari keluar dari gedung rumah sakit dan masuk ke dalam mobilnya.
Dia menyalakan ponselnya lalu menekan sebuah kontak.
"Carikan alamat Gerald Heston dan berikan kepadaku. Sekarang!"
---
Jarum berdetik sangat pelan, lebih tepatnya, jam berjalan terasa sangat lambat dimatanya. Tiba tiba harinya terasa sangat monokrom, tidak ada warna, tidak ada suara.
Rasanya sangat sepi dan sangat kosong.
Gerald kembali menyesap kopi hangatnya. Minuman kesukaannya itu anehnya hari ini terasa tidak enak. Tidak berasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romance"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...