Ting tong! Bel rumah tiba tiba berbunyi nyaring.
"Gerald, bisakah kau bukakan pintu? Aku tidak ingin telur ini gosong," kata Dera. Tanpa basa basi lagi, Gerald langsung bangkit lalu berjalan ke arah pintu depan.
Dera tetap memasak di dapur, membuatkan Gerald makanan simpel hanya sandwich, tapi lengkap dengan bacon, telur, selada, dan saus tomat. Selagi Dera memasak, dia mendengar suara ribut ribut dari pintu depan.
Apa ada yang terjadi?
Dera mematikan kompornya, memindahkan telur kepada sebuah piring, dan lalu segera bergegas menuju pintu depan dengan tongkatnya. Di sana Dera melihat Gerald sedang beragumen dengan dua orang laki laki.
"Saya bilang, saya tidak tahu apa apa. Dan saya mohon bapak untuk keluar dari rumah saya sekarang juga!" kata Gerald setengah membentak.
Dera menghampirinya. "Ada apa?"
Dera menatap bingung kedua laki laki itu yang menggunakan baju seragam polisi, lengkap dengan mobil polisinya di belakang.
"Apakah anda benar Dera Hawati?" tanya orang yang terlihat lebih tua.
"Iya saya Dera, ada apa mengunjungi rumah kami?" tanya Dera.
"Apakah anda mengenali laki laki bernama Rian Andrian?"
Dera terkejut mendengar nama Rian disebut. Dera terlihat terdiam sesaat, sebelum akhirnya dengan yakin dia menggeleng. "Saya tidak kenal dengan yang namanya Rian Andrian."
"Anda tampak ragu sesaat tadi."
"Saya menyangka Anda menyebut adik saya, namanya Rian Ardira, saya salah mendengar. Tapi jika Andira, saya tidak kenal." Memang pada saat seperti ini, kebohongan adalah jalan keluar yang sangat baik.
"Apakah Anda yakin? Anda tidak menyembunyikan sesuatu dari kami?"
"Jika Anda hanya ingin beromong kosong, silahkan keluar dari rumah saya!" bentak Gerald diambang kesabarannya. Dera segera memegang tangan Gerald dan menggeleng pelan.
"Kami yakin kami tidak mengenal siapapun dengan nama Rian Andira. Seingat saya itu adalah pelaku dari pelecehan seksual semalam, mengapa Anda mencarinya sampai kesini?" tanya Dera.
"Korban pelecehan seksual itu mengatakan bahwa Anda sangat dekat dengan pelaku, kami akan mengatakan dengan terang terangan, kami curiga Anda menyembunyikannya disini," kata Polisi yang kedua.
"Bukankah sekarang dia sedang berada di dalam penjara?" tanya Dera.
"Mungkin Anda tidak akan tahu, tapi tadi jam 9 pagi, pelaku melarikan diri."
Kalimat itu seakaan mengangkat beban besar dari dada Dera. Rian tidak perlu menghabiskan waktunya di balik jeruji yang dingin itu.
"Jika Anda memang yakin Anda tidak menyembunyikan siapa pun di rumah ini, kami akan pergi." Kedua polisi itu membalik hendak kembali kepada mobil mereka.
"Tunggu!" Keduanya menoleh kearah Dera. "Bisakah bapak beritahu saya nama korban pelecehan seksual itu? Mungkin saja seseorang yang saya kenal, dan saya bisa membantu sedikit."
"Saya hanya bisa mengatakan kepada Anda nama depannya saja, karena ini seharusnya tidak dikatakan pada orang sembarang. Namanya Leona, hanya itu saja. Kami pamit."
Hanya sebuah nama yang membuat Dera dan Gerald terpaku di tempat dengan mulut mereka terbuka lebar.
---
Dera terduduk lemas di sofa, sedangkan Gerald tidak bisa berhenti mondar mandir tampak resah.
"Apa maunya cewek murahan itu lagi?!" Emosi Gerald meluap. Ketika mereka berharap untuk melanjutkan hidup tanpa perempuan itu menganggu lagi, keesokan harinya dia langsung kembali memunculkan batang hidungnyamembuat kemasalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romans"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...