Chapter 72

334K 16.7K 490
                                    

Wajah Dera terdiam kokoh, menghadap ke depan menatap tegas wajah ibu tirinya tidak suka. Dera merasa bangga kepada dirinya sendiri, karena stelah sekian lama diperlakukan buruk, akhirnya dia bisa berjuang untuk dirinya bebas dari jeratan hina ibunya.

Dera bangga, dia mampu mengatakan seluruh isi hatinya tanpa sekalipun menitikkan air matanya, karena jujur, perkataan wanita itu masih terasa sangat sakit bagi Dera.

Dua orang polisi membawa Rina pergi meninggalkan mereka, dengan tetap saja tanpa henti mencaci maki nama Dera, menyebutnya bagaikan kutukan terburuk yang ada sepanjang hidupnya.

Dera membalas genggaman tangan Gerald lebih erat seolah menyisyarakatkan kepadanya untuk jangan pernah melepasnya, selagi Dera merasa bukan menjadi dirinya sendiri.

Seorang polisi datang menghampiri ayah tirinya Dera lalu memanggilnya. "Pak, soal masalah ini kami ingin membawa Anda sampai ke kantor untuk introgasi singkat. Tolong kerjasamanya," kata polisi itu. Diluar dugaannya laki laki paruh baya itu berdiri tanpa sama sekali menolak.

Dia hanya berdiri dan mengikuti arahan petugas itu lalu sekilas dilihatnya kembali jendela. Mungkin untuk melihat sinar matahari sebelum itu menjadi yang terakhi kalirnya.. Bahkan sampai sekarang pun wajahnya terlihat tidak peduli

Namun suatu hal terjadi, pertama kali dalam hidupnya, Ayahnya itu berubah ekspresi. Wajahnya tiba tiba berubah kaget dan panik.

"Dera!" sebutnya lantang. "Kau tidak boleh bersama dengannya! Kau tidak boleh!"Telunjuknya menunjukkan kepada Gerald yang berdiri di hadapannya.

"Kau tidak bisa bersama dengannya! Ini semua salah!" bentaknya.

"DIAM! Berjalan terus!" bentak polisi.

"Saya tidak mengijinkan putri saya dengan laki laki sepertinya, lepaskan!"

"Anda sudah tidak memiliki hak untuk mengatur kehidupan Dera!" kata Gerald membalas. "Apapun yang terjadi, kami memang memiliki masa lalu yang kelam dan saya tidak pernah ingin memaafkan Anda soal ini. Namun bagaimana saya akan melanjutkan hidup saya, itu terserah saya. Sekali lagi, Anda tidak berhak mengatur apapun lagi."

Dera tercengang menatap Gerald. Dia memiliki hubungan dengan ayah tirinya tanpa Dera ketahui.

Dera menyentuh lengan Gerald pelan dan meminta penjelasan kepadanya, namun Gerald menatap mata Ayah tirinya dengan intens, seperti sedang berada dalam peperangan batin yang sengit. Polisi itu membawa Ayahnya berjalan dan Dera hanya bisa melihat laki laki itu ikut mengikuti jejak ibunya yang sudah pergi ke kantor terlebih dahulu.

"Kau menyembunyikan sesuatu dariku. Apa hubunganmu dengan Papah?" Gerald membalik kepadanya lalu hanya tersenyum manis.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti" katanya.

"Jangan pura pura bodoh, Gerald," kata Dera cemberut.

"Lupakanlah saja, ayo kita keluar, di sini sangat pengap," kata Gerald sembari menarik pergelangan tangan Dera lembut. "Bocah ingusan seharusnya sudah menunggu kita di depan."

"Gerald! Jawab pertanyaanku dulu!"

Namun Gerald tidak mengatakan apa apa, dia hanya berjalan sambil menggenggam tangan Dera sampai ke tempat parkir mobil.

Di sebelah mobil hitamnya, bersandarlah seorang laki laki dengan rambut yang sudah mulai gondrong, menggunakan kemeja abu abu dan celana jins robek robek, memainkan handphonenya entah melakukan apa.

"Rian!" teriak Dera berjalan cepat kepadanya.

"Dera! Kau bahagia lihat laki laki tampan ini keluar dari tahan jeruji besinya?" tanya Rian dengan pedenya.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang