Chapter 65

338K 15.6K 518
                                    

Dera menyalakan ponselnya, membaca berita pagi dan menelusuri media sosialnya. Dera hanya bisa menggunakan tangan kirinya yang tidak dominan, karena tangan sampai pundak sebelah kanannya tertindih tubuh Gerald yang masih terlelap dipeluk oleh Dera.

Nafas hangat laki laki itu membelai lehernya yang polos dan rambutnya yang sudah mulai memanjang terkadang menggelitik hidungnya, membuat Dera berkali kali harus merubah posisi kepala Gerald dengan hati hati supaya laki laki itu tidak terbangunkan.

Walaupun tangannya tidak terasa sebelah, walaupun dia bangun dengan rasa pengap, dan walaupun dia merasa berat mengangkat separuh badan Gerald, tapi setelah sekian lama, ini adalah pagi pertama yang dimana Dera bangun dengan perasaan terbaik.

Dera merasa seperti sedang mengurus seorang bayi besar, berukuran raksasa tapi kelakuan tidak begitu berbeda dengan anak kecil yang sedang tertidur. Dada Gerald sangat bidang, sebelum hamil, Dera suka tidur di atasnya.

Bagaimana jadinya nanti saat dia memiliki 3 bayi untuk diurus?

Dera menghela nafasnya panjang, namun dengan hati bahagia.

Pikiran pikiran negatif sudah tidak mengusiknya sama sekali. Dera merasa sangat nyaman, sangat damai, dan sangat aman berada di sini di sebelah Gerald, dengan badan setengah telanjang.

Dera merasa badan Gerald mengeliat pelan, membuat kulitnya terasa geli karena gesekan rambut bangun tidur Gerald.

"Dera," gumam Gerald dengan mata tertutup.

"Hmm?" tanya Dera lembut. Dera menunggu Gerald menjawabnya, tapi laki laki itu tetap diam.

Dia mengigau.

Dera tertawa gemas melihatnya. "Gerald, ini sudah pagi. Bangunlah."

"Mimpiku belum tamat," gumamnya tidak jelas.

"Aku bangun duluan, ya?" tanya Dera .

"Hmm," gumam Gerald mengiyakan, namun sebaliknya tangannya terulur memeluk pinggang Dera erat, dan dia semakin membenamkan kepalanya di ceruk leher Dera, seakan menahan Dera untuk tidak pergi.

Dera terpaksa untuk menunggu Gerald terlelap pulas sampai tangannya melonggar dan membiarkan Dera pergi.

---

"Apa yang sedang kau lakukan di dalam sini?" tanya Dera menyondorkan kepalanya ke balik daun pintu ruang kerja Gerald. Dera mencari Rian kemana mana setelah pagi tadi dia tidak sama sekali melihatnya, tidak terpikirkan olehnya kalau laki laki itu sedang menghabiskan waktu di ruang kerja Gerald.

Rian sedang duduk dibalik komputer Gerald, entah mencari apa tapi Dera jelas tahu bahwa jemari jemarinya bergerak dengan sangat cepat di atas key board komputer.

Rian memang bukanlah laki laki terpintar di sekolah, bahkan namanya selalu berada di deretan salah satu terendah di rangking kelas. Namun tidak diragukan, keahliannya dalam bidang komputer bukan main main.

"Aku meminjam komputer Pak Tua selama aku tidak bisa menggunakan laptopku yang tertinggal di rumah. Aku sedang mencari sesuatu," kata Rian dengan santainya.

"Tentang?"

"Suatu hal yang mengganjal di pikiranku," kata Rian ringan. "Omong omong, jam berapa kemarin kalian pulang dari acara? Aku sudah lebih dulu tertidur. Apakah kau bertemu dengan perempuan sialan itu?"

"Aku bertemu dengannya," kata Dera.

"Lalu? Apa yang dia lakukan?' tanya Rian was was.

"Kita hanya berbicara beberapa hal tidak penting, akan ku jelaskan lebih rinci nanti. Itu tidak penting, tapi aku tidak habis pikir. Silvia mengatakan kalau aku dan Ellena tidak memiliki hubungan darah sama sekali. Aku tidka mengerti," kata Dera.

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang