Setelah berbelanja beberapa lama, Dera tidak sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dia kembali ke rumah dengan keadaan tubuh sangat lelah. Dia akhirnya tidak membeli banyak, dia menghabiskan waktunya lama untuk memilih milih saja.
Dera keluar dari mobil hitam tumpangannya lalu beranjak menuju bagasi mobil. Rian membantunya mengeluarkan semua barang barang dari sana, tapi Rian tidak masuk ke dalam rumah, melainkan dia hanya meletakkannya di teras depan.
"Kau tidak masuk?" tanya Dera.
Rian menggeleng."Aku memiliki sedikit urusan untuk kuatasi, aku tidak akan ada di rumah malam ini," kata Rian sambil meletakkan semua barang barang Dera. Dia melepaskan penyamarannya yang konyol itu lalu memasukkannya ke dalam salah satu kantong kertas di sana.
Rian mengeluarkan maskernya yang terlihat lebih natural lalu menggunakannya. "Kau tidak boleh berkeliaran sendiri, orang orang mencarimu."
"Aku tidak akan pergi lama dan lagipula, aku yakin mereka akan mengikutiku," kata Rian sambil menunjukkan tiga orang bertubuh besar di dalam sebuah mobil hitam yang entah sejak kapan sudah diparkirkan di depan rumah Gerald.
Mereka adalah bodyguard Gerald. Tapi apa yang mereka lakukan disini?
"Apakah ada sesatu yang terjadi?" tanay Dera cemas.
"Tidak, tidak sama sekali," jawab Rian sambil tersenyum. "Hanya aku memiliki sesuatu yang harus kupastikan. Tenanglah, mereka tidak akan membiarkanku diketahui oleh polisi manapun."
"Mereka hanya berjumlah tiga orang, polisi ada ratusan dimana mana. Mereka tidak menjamin keamananmu," kata Dera berbisik, tidak ingin orang orang itu mendengarnya.
"Kau sangka suamimu itu akan lengah soal sesuatu seperti ini?" tanya Rian kembali. "Dia tidak hanya menyediakan ketiga orang itu saja untukku. Jangan khawatir dan masuklah, ini sudah malam."
"Kau yakin kau akan baik baik saja?" tanya Dera.
"Aku yakin." Rian tersenyum mencoba menenangkan Dera. "Masuklah."
Akhirnya Dera mengangguk dengan ragu dan sampai seluruh tubuh Dera hilang tertutup daun pintu, Rian terus berdiri disana memastikan Dera masuk dengan selamat.
Dera mengintip dari balik jendela, melihat Rian masuk ke dalam mobil itu sambil tersenyum menyapa ketiga orang itu. Wajah mereka yang tadinya terlihat menyeramkan tiba tiba berubah begitu ramah saat mereka mulai tersenyum. Dera merasa setitik kelegaan saat dia melihat itu.
Mobil yang ditumpangi Rian menderu kencang dan tidak lama setelahnya, berangkat pergi menjauh dari pekarangan rumah Gerald. Dera tak sekalipun memalingkan perhatiannya dari mobil itu, tidak sampai dia benar benar kehilangan sosoknya.
Dera menghela nafasnya panjang, mengingatkan kepada hatinya kalau semuanya baik baik saja. Dia aman dia aman. Dia pasti aman.
Perasaan gila seperti ini tidak baik untuk kondisi jantungnya.
Dera akhirnya kembali menghel nafas dan memutuskan untuk meletakkan barang barangnya di atas sofa. Ayo mencari gerald dan menanyakannya saja. Dia pasti tahu.
Tapi sebelum dia sempat, tiba tiba laki laki yang sedang dicarinya, menghampirinya duluan tanpa perlu Dera cari terlebih dahulu.
"Akhirnya kau pulang juga," bisik Gerald di samping telinganya Dera. Sebelum Dera bisa bergerak, Gerald sudah memeluknya dari belakang, memeluk pundak Dera dengan satu tangannya lagi diletakkan di perut Dera. "Aku merindukanmu."
Dera terkekeh kecil. "Aku hanya pergi beberapa jam, Gerald." Gerald menyandarkan kepalanya di pundak Dera membuat Dera semakin melebarkan senyumnya karena tingkah manja Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romance"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...