Chapter 69

298K 15.5K 642
                                    

5 hari kemudian.

Dera berlari kesana kemari mencari seseorang di antara lautan orang orang yang berserakan memenuhi lantai bandara.

Dera berkali kali mengetik 'kau dimana ?' di ponselnya. tapi pesannya tidak terkirim, sinyalnya sangat buruk di area itu. Dera berkali kali menabrak orang orang di sampingnya

"Hey! Lihat lihat!"

"Maafkan, saya."

"Awas!"

"Permisi, saya cepat cepat!"

"Minggir!"

Dera tidak bisa sama sekali berjalan maju dari tempatnya, sebaliknya tubuhnya terdorong semakin menjauh, sampai akhirnya punggungnya menabrak sesuatu.

Atau mungkin seseorang.

"Mencariku?" tanya suara itu. Der amembalikkan pandangannya, tersenyum besar sesaat dia melihat sosok Gerald berada di belakangnya.

"Gerald!" Dera langsung memeluk Gerald erat.

Orang orang di tempat itu langsung menatap keduanya bagai tontonan gratis. Orang orang yang tadi menabrak Dera dan memaksanya meminggris langsung semuanya membuang muka, takut kalau sampai ketahuan oleh orang sehebat Gerald.

Dera terkekeh kecil.

Gerald dengan cepat membawa Dera keluar dari kerumunan orang orang sampai ke lobby, disana sudah ada mobil jemputannya. Dua orang, termasuk supir, keluar dari mobil itu untuk mengambil semua barang bawaan Gerald, memasukkannya ke dalam bagasi.

Dera dan Gerald cepat cepat naik ke dalam mobil lalu mereka menghela nafas panjang.

"Mengapa kau datang kemari? aku bisa pulang sendiri, kau tahu. Kau bisa saja celaka di dalam sana dengan ratusan orang yang berdesak desakan di dalam, apalgi mengandung sebesar itu. Kau bisa ttunggu di rumah, kan?" kata Gerald.

"Aku.. aku hanya terlalu tidak sabar menemuimu."

Bukan kebohongan, namun bukan sepenuhnya benar juga.

Dera tidak menyangka Gerald akan pulang secepat ini. Rumah sangatlah berantakan dengan rencana Dera dengan semua persiapan ulang tahun Gerald. Dera ingin mengadakan pesta kecil di dalam rumah Gerald, hanya mengundang kerabat kerabat terdekat, Anadnya pun setuju.

Dia tidak mungkin membiarkan Gerald melihat kejutan mereka.

Kita menuju ke mana ini? Aku rasa jalan pulang bukan arah ini." Kening Gerald berkerut.

"Aku ingin mengajakmu pergi jalan jalan menonton bioskop," kata Dera.

"Aku baru sampai Dera, aku sangat lelah dan ingin beristirahat," kata Gerald.

"Kumohon, sekali saja. Aku sangat ingin menonton film satu ini, dan tidak ada artinya jika aku menontonnya tanpamu," kata Dera.

Gerald mengehela nafasnya panjang akhirnya terpaksan mengangguk.

Bagaimana dia bisa menolak ketika istrinya terlihat sangat menggemaskan saat ini?

---

"Kau yakin kau ingin menonton film ini? Mungkin kita masuk ke studio yang salah," bisik Gerald sambil menguap untuk kesekian kalinya.

Film itu membosankan, bahkan terlalu membosankan hampir setengah dari isi ruangan itu tertidur menontonnya, apalagi mengingat mereka berada di ruangan dengan kasur velvet. Semakin saja mengantuk rasanya.

Dera menggeleng mencoba untuk terlihat senang menonton walaupun aslinya dia ingin teriak keluar dari tempat itu. "Aku yakin, mungkin kalau kau tidak merasa mengantuk, kau akan mendapatkan cerita ini sedikit lebih menyenangkan."

Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang