"Makasih, mbak," ucap Dera seraya mengambil kembalian uang dari kasir. Beruntung obat yang dibelinya hanyalah obat oles dingin biasa untuk kakinya yang bengkak dan bukan obat obat mahal karena Dera akan semakin merasa bersalah kepada Charlotte yang membayar biaya obatnya.
Kakinya beranjak keluar dari apotek itu dan membiarkan hawa sesak panas perkotaan menyambutnya.
Kakinya belum sebegitu pulih, namun dirinya sudah bisa berjalan sebentar walaupun masih terasa sakit. Terkadang memang dia harus berhenti dan duduk beberapa menit untuk beristirahat namun itu sudah jauh lebih baik daripada harus berdiam diri di atas kasur tanpa bisa melakukan apa apa.
Karena itu selama ini dia jarang pergi keluar rumah dan lebih memilih untuk berdiam di rumah. Dia tidak ingin kakinya semakin sakit karena terlalu dibebankan olehnya.
Ditambah lagi ketakutannya bila dia bertemu dengan Gerald saat tidak sengaja menginjakkan kaki keluar rumah. Dera meminta kepada Rian untuk dengan sengaja menjauhkan dirinya dari semua suruhan Gerald, dia meminta Rian untuk menutupi identitasnya selama dia berada di rumah sakit. Dan Dera percaya kalau Rian bisa melakukannya.
Namun dengan begitu bukan berarti dia tidak mungkin bertemu dengan Gerald jika dia pergi keluar rumah.
Apakah dia siap menemui Gerald?
Dera rasa tidak.
Lagi lagi dia memikirkan tentang laki laki itu dan melamun ditengah jalan.
Dera menepuk wajahnya sekali dan lalu sesegera mungkin berjalan pelan ke arah gedung Mall seperti rencana awalnya, menghabiskan waktu berbelanja di pusat perbelanjaan.
Kakinya terasa sakit, namun tidak dihiraukannya. Dera berjalan semakin mendekat kepada pintu otomatis mall, namun tiba tiba langkahnya terhenti oleh sesuatu yang dilihatnya begitu jelas.
Dera terpaku kaget.
Oh tidak...
Dia mendapatkan seorang laki laki yang mati matian dihindarinya, berdiri dengan tubuh kekarnya di depan pintu kaca pusat perbelanjaan sedang menatap Dera lekat. Ketika mata mereka menemukan satu dengan yang lain, disana, ditempat itu juga, waktu terasa berhenti.
Tatapannya menyelam terlalu dalam dalam manik mata laki laki itu, dia kembali lagi tenggelam ke dalamnya. Menatap laki laki yang selama 2 minggu ini dihindarinya.
Dihindari namun dirindukan.
Namun kembali lagi ingatannya mengulang kejadian yang telah terjadi beberapa hari yang lalu. Dera membeku di tempat.
"Dera!" panggil Gerald.
Rasanya sudah begitu lama Dera tidak mendengar suara seraknya memanggil namanya. Dia sangat merindukannya, ingin rasanya Dera datang kepada Gerald dan kembali ke dalam dekapan hangat laki laki itu, namun rasa sakit dihatinya tidak pernah membiarkannya.
Reflek kakinya membawa langkah Dera menjauh dari Gerlad sesaat dia melihat laki laki itu mulai mengejarnya.
(India mode on.. 😂)
Dera berlari menuju gang yang menuju kepada apartemen Charlotte dengan kakinya yang mulai terasa sakit. Namun dia belum bisa berhenti berlari, dia masih mendengar derap kaki lelaki itu mengejarnya dan memanggil namanya.
Tapi apa daya dirinya yang memiliki langkah jauh lebih kecil daripada lelaki itu.
Tidak butuh waktu lama sampai akhirnya Gerald mengejarnya.
Lelaki itu meraih lengan Dera dan menghentikan langkah tertatih tatihnya. Gerald merangkul pundak Dera dan memeluknya erat, tidak membiarkan perempuan itu bergerak menjauhinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romansa"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...