"Datanglah ke bandara jam 3 sore, aku akan mengirim jemputan untukmu."
Eskpetasi Dera luruh semua membaca pesan dari Gera;d. Gerald hanya mengirimnya jemputan, tidak menemuinya. Dera tidak bisa bertemu dengan Gerald sekarang.
Otaknya kembali berputar, bertanya tanya mengapa dia harus pergi ke Bandara. Kemanakan Gerald akan membawanya? Ke inggris kah dimana dia ada sekarang, atau ke tempat lain?
Dera tidak tahu, namun dia jelas tidak ingin meragukan Gerald. Entah kemanapun laki laki itu akan membawanya, Dera akan ikuy. Dan dengan begitu, sore itu juga, Dera langsung pergi menuju bandara dan berangkat dengan pesawat milik Gerald.
Dera akhirnya sampai di daratan keesokan harinya.Dia landing tanpa tahu dimanakah dia saat itu.
Dan bayangkan saja betapa terkejutnya Dera saat dia melihat bahwa dia sudah berada diantara orang orang dengan tinggi badan yang tidak kira kira, dan sebuah palang besar bertulisan WELCOME TO SPAIN.
Spanyol!?
Dera merasakan getaran dari dalam kantung celananya, sebuah panggilan masuk.
Gerald.
Dengan cepat Dera langsung menekan tombol warna hijau dan menempelkannya di telinganya.
"Kau sudah sampai?" kata suara di seberang sana. Dera tidak pernah sadar betapa dia merindukan suara itu sampai dia benar benar mendengarnya lagi.
"Sudah," kata Dera tercekat. "Kau dimana?" Suara Dera terasa begitu susah untuk dikeluarkan.
Entah bagaimana nanti kelangsungan hubungan mereka, Dera tidak tahu. Namun Dera hanya bisa berharap, dan menguatkan diri dari apa yang akan menimpanya nanti.
"Aku sudah mengirim seseorang di lobby, dia akan langsung mengenalimu. Ikuti dia, aku ada di mobil," kata Gerald.
"Oke," bisik Dera mencoba mengeluarkan suaranya. Selanjutnya Dera mendengarkan suara hubungan telepon yang dimatikan. Dera menghela nafasnya panjang lalu berusaha menenangkan detak jantungnya yang menggila di dalam. Dera akhirnya berjalan menuju lobby dengan seorang pramugari pribadi Heston Corp mengikutinya dari belakang dan seorang laki laki membawa koper kopernya.
Dera sadar di jari manis tangan kiri pramugari itu dengan laki laki yang membawa koper, bertengger manis masing masing sebuah cincin yang menyala terkena pantulan cahaya
Mereka akan memulai kehidupan pernikahan mereka yang baru, yang bahagia dan mulus, tidak seperti pernikahan rumitnya.
Dera bertemu dengan orang yang dimaksud dengan Gerald, dan lalu dia berjalan diarahkan oleh laki laki itu sampai ke depan sebuah mobil.
Dia ingin bertemu Gerald, namun dia takut akan apa yang hendak dikatakan Gerald kepadanya nanti. Karena jujur, hatinya tidak akan kuat jika dia terpaksa harus berpisah dengan laki laki itu.
"Silahkan masuk, Nyonya," kata supir itu membukakan pintu untuk Dera.
Dera mengangguk sembari menelan ludahnya pahit. Dia masuk ke dalam mobil, melihat sebuah sosok yang selalu menghantui mimpi mimpinya selama dua minggu terakhir. Mereka hanya saling menatap satu dengan yang lain bahkan tidak menyadari pintu telah ditutup dan kendaraan mulai melaju setelah memasukkan semua barang Dera ke dalam bagasi.
Sejak kapan mereka menjadi sangat canggung?
"Kau tidak berubah," gumam Gerald pelan diikuti dengan sebuah sneyum yang terulas di wajahnya.
"Kita tidak bertemu hanya selama dua minggu, aku tidak mungkin berubah secepat itu."
Gerald terkekeh pelan lalu menyandarkan kepalanya dengan santai kepada jok mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romance"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...