Siang itu, matahari bersinar dengan sangat terik, memanaskan semua warga Singapura, termasuk Dera yang berada di sana juga.
Dera sudah terbangun dari pagi sekali karena mendengar suara pintu kamarnya ditutup oleh seseorang.
Dera menghela nafasnya panjang saat melihat sekeliling dan tidak menemukan siapapun di sana kecuali dirinya sendiri. Walaupun dalam hatinya, Dera jelas jelas tahu bahwa orang yang keluar dari kamarnya pagi buta tadi adalah Gerald.
Dia tau hanya dari wangi khas maskulin lelaki itu, dan kehangatan yang menjalar di dadanya.
Gerald tidur semalam sambil memeluknya di atas ranjang rumah sakit.
Dera mengacak rambutku frustasi, merutuki keadaan yang tidak pernah berhenti melelahkannya. Hatinya lelah, merasa hangat sekaligus sakit yang selalu dirasakannya bersama Gerald yang memenuhi pikirannya.
Dera sekali lagi menghela nafasnya panjang.
Dia tiba tiba mendengar sebuah suara notifikasi dari ponselnya, dan lalu membuka pesan dari entah siapapun itu yang mengirim pesan kepadanya.
Ashleyyy: Dera! Oh astaga apa yang terjadi denganmu semalam?! Aku mendengar kau tertembak di kakimu!? Bagaimana keadaanmu!? Bagaimana kandunganmu? Astaga aku menjadi merasa bersalah meninggalkanmu kemarin. Apakah kau baik baik saja, sayang?
Sebuah senyum tercetak di bibir Dera, melihat banyak sekali orang orang yang mengkhawatirkannya. Bahkan tadi pagi dirinya sudah mendapatkan telepon dari bi Sati dan Lastri, Rian, Ibunya Charlotte, dan semua orang yang dikenalnya di Indonesia.
Dera cepat cepat membalas pesan dari Ashley.
Dera : aku tidak apa apa, Bu. Hanya saja sekarang aku tidak bisa bangun dari kasur, namun selebihnya aku tidak apa apa. Tolong jangan merasa bersalah karena ini bukan sama sekali salah Ibu. Percayalah, aku tidak apa apa.
Tidak butuh lama untuk mendapatkan balasan dari Bu Ashley.
Ashleyyy : syukurlah, kau tidak akan tahu sebagaimana kau membuatku panik saat mendengar kau tertembak oleh seseorang. Orang keji macam apa itu!? Berhati hatilah, karena nyawamu bisa menjadi taruhan.
Darah Dera mendidih panas dan takut merambat pelan di tubuhnya. Banyak orang yang mengincar nyawanya, itu sangat dia ketahui. Apalagi adik gilanya itu.
Karena itu, Gerald menaruh banyak sekali petugas di depan Rumah sakit. Dera juga sudah tahu itu. Bahkan di luar kamarnya sekalipun, ada dua atau tiga orang yang akan mengecek siapapun yang memasuki kamarnya, tidak terkecuali dokter sekalipun.
Gerald tampaknya ingin menyembunyikannya dari Dera, namun laki laki itu gagal total.
Dera : aku tahu, aku akan sangat berhati hati. Karena aku jelas tahu kalau aku membawa nyawa lain bersamaku.
Ashleyyy : Baguslah kalau begitu. Oh dan ngomong ngomong, Dera, aku tidak tahu apakan aku seharusnya mengajakmu atau tidak, tapi tadi pagi ada seseorang yang mengirim dua tiket konser piano klasik lagi kepadaku secara tiba tiba. Aku kebingungan tadi pagi dan hendak mengembalikannya, tapi saat aku lihat, ternyata isinya TIKET VVIP!! Kau bayangkan saja! Tiket yang sangat mahal itu!!
Dera sedikit memiliki perasaan buruk tentang siapapun itu yang mengirim Ashley tiket konser vvip.
Kembali sebuah notifikasi muncul di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Mr Billionaire [COMPLETED]
Romance"Mulai sekarang kau milikku, mengerti?" "Y-yes, Mr. Billionaire" --- Dera Destia, seorang perempuan berumur 18 tahun yang selalu bermimpi menginginkan sebuah keluarga yang bahagia. Mimpinya tidak pernah terkabulkan. Hidupnya sangat berantakan karena...