Vote ya.
Tidak ada yang bisa Je A lakukan di dalam kamar. Sedari tadi ia hanya berguling-guling di atas ranjang, menungging, telungkup dan terakhir terlentang untuk menatapi langit-langit kamar itu.
Kebosanannya sudah berada di level paling tinggi. Bahkan ia sudah melakukan gerakan senam untuk membuatnya merasa memiliki kegiatan. Tapi tetap saja bosannya tidak hilang.
"Apa aku ini tawanan?" gumamnya sendiri.
Ia ingin keluar kamar tapi ia ingat pesan Baekhyun pada salah satu pelayan yang tadi sempat menghampirinya bahwa ia tidak boleh berkeliaran di mansion sendirian. Astaga, memangnya harus dengan siapa? Dia tidak kenal siapapun di mansion ini.
"AKU MAU PULANGGG!!!" pekik Je A frustasi. Ia menendang selimut yang sudah teronggok di lantai dan menginjak-injaknya secara barbar. Emosinya sudah memuncak, membayangkan wajah menyebalkan Baekhyun ketika mengucapkan kalimat perintah mutlak seperti tadi membuatnya sangat kesal.
"Byun Baekhyun menyebalkan!"
"Apa yang kau lakukan?"
"ASTAGA!" pekik Je A untuk kesekian kali, kedua telapak tangannya tertangkup di depan dada saat suara berat itu menggema di kamarnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Je A bersungut, ia mendudukan diri di tepi ranjang tanpa repot merapikan kekacauannya disana. Sengaja menunjukan cara pemberontakannya.
Lelaki bermata dingin itu mendekat dengan langkah santai, kedua telapak tangannya tenggelam pada saku celana kain hitamnya. Diam-diam Je A mengagumi wajah lelaki itu yang memiliki perpaduan manis dan manly. Apalagi telinga lebarnya itu, tapi sayangnya pikiran Je A segera kembali waras.
Ia ingat, lelaki di depannya ini kan sosok yang sama dengan lelaki yang ada di foto tuannya itu.
"Bukannya menjawab malah membalik pertanyaanku." Jawab lelaki itu setengah mencibir, tatapan ajamnya melunak lantas tersenyum, "Masih ingat aku kan? Aku—"
"Park Chanyeol?" sudut alis kanan Je A menukik, menunggu jawaban.
Chanyeol mengangguk, "Baekhyun memintamu turun, ini waktunya makan malam."
Kalimat itu praktis membuat kedua bola mata Je A memutar jengah, "Tuan—,"
"Panggil Chanyeol saja."
"Baiklah, Chanyeol apakah aku betulan hanya boleh keluar jika dia yang meminta? Aku bosan di sini terus, aku ini manusia bukan anjing penjaga kamar." Adu Je A dengan wajah yang terlihat sungguh menderita. Ia tidak sedang berakting atau meminta belas kasih, dia tulus mengadu karena meminta pengertian.
"Ya, kau terlalu cantik untuk menjadi anjing penjaga nona."
Je A melongo, pipinya merona mendengar pujian itu. Telapak tangannya bergerak untuk mengusap kedua pipinya sembari tersenyum malu sampai membuat Chanyeol mengulum senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfiction[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...