Darkness #23

6.3K 1.4K 440
                                    

Voment ya gais.^^
Baca bctnku dibwh muahh:*

Suasana hati Je A masih sangat suram meski sudah dihibur oleh Chanyeol, Luhan dan Minseok. Jangan bertanya bagaimana Baekhyun. Apa yang bisa diharapkan dari pria gagal move on itu?

Bukannya ikut membujuknya yang notabennya adalah korban sikap diktatornya, Baekhyun jusru semakin nyata mengabaikannya seolah tidak melakukan sesuatu yang berdosa. Sudah bagus saja, Je A tidak membuang Baekhyun ke lautan saat di pesawat tadi. Kepalanya yang pening akibat mabuk darat membuatnya hampir tidak bisa membuka mata dan tertidur nyaris selama terbang.

Didalam mobil menuju rumah penginapan milik Baekhyun pun Je A hanya menyandarkan kepalanya pada jendela. Ia merasa tidak punya posisi yang nyaman agar mualnya mereda, bahkan kepalanya saja masih terasa kosong tanpa isi. Benar kata Baekhyun, mental miskinnya memang sudah melekat erat dalam jiwa dan susah untuk dipisahkan dari raga.

Saat sedang mencoba mencari posisi yang nyaman untuk kepalanya, Je A membuka kelopak mata kecilnya begitu merasakan bahwa kepalanya direngkuh telapak tangan hangat Baekhyun untuk bersandar di bahunya.

"Apa perlu kerumah sakit?"

Je A segera menegakkan tubuhnya setelah mencerna apa yang pria Byun itu lakukan. Ia tidak perduli jika kini Baekhyun tengah memandang sisi wajahnya sembari menampakan wajah terkejutnya karena mendapat penolakan barusan. Apa perdulinya jika Baekhyun tersinggung?!

"Bisa sekampungan apa lagi kau ini?! Korea ㅡJepang saja sudah jet lag."

Je A menoleh cepat. "Bisa semenyebalkan apa lagi kau ini?! Ah, bisamu hanya menghina dan memerintah saja kan! Hati-hati, kena Hipertensi kau lama-lama."

Baekhyun mengatupkan bibirnya sembari menukikan sudut alis kanannya pada Je A. Ia berniat memperingatkan jika saja wanita itu lupa bahwa mereka tidak hanya berdua didalam mobil itu. Ada Luhan, Minseok dan supir yang bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Chanyeol mengirim pesan padaku, Baek." Luhan menoleh pada Baekhyun yang duduk di jok belakang. "Ponselmu tidak bisa dihubungi?"

Baekhyun segera meraih ponselnya disaku jasnya dan melihat bahwa benda persegi itu dalam keadaan mati. Lidahnya berdecak, merasa bahwa hari ini ia terlalu banyak melakukan hal ceroboh. Penyebabnya masih karena teringat pesan itu.

"Drop aku diperusahaan, dan kalian bawa dia ke penginapan. Jangan sampai dia keluar sendirian sebelum aku pulang, dan jauhkan dari kolam. Dan kauㅡ" Baekhyun bisa melihat Je A hendak membuka mulut untuk membalasnya. "Jangan berulah karena ini bukan wilayahmu."

Baekhyun membasahi bibir bawahnya sebelum kembali melanjutkam ucapannya. Wajahnya mendekat dengan tatapan yang lekat seolah memerintahkan pada Je A agar mendengarkannya.

"Kau diincar." Bisik Baekhyun nyaris tak terdengar. Telunjuknya mengacung didepan bibir, mengisyaratkan agar Je A tak bersuara.

Baekhyun menolak memberi penjelasan meski tahu Je A tengah menantinya. Pria itu menatap depan dengan lurus dan dingin seperti biasa. Tanpa siapapun tahu bahwa dirinya sedang meyakinkan hatinya untuk sesuatu.

Maaf, ini harus ku lakukan agar segera menemukannya.

Maaf, ini harus ku lakukan agar segera menemukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang