Udah vote belum?
Hari ini Baekhyun mendapat panggilan dari kepolisian untuk mendapat giliran dimintai keterangan. Berkas kasus Luhan akan dikirimkan pada kejaksaan esok lusa setelah dua minggu penuh dilakukan pemeriksaan dan pengumpulan bukti kejahatan yang pria itu lakukan. Kemudian, setelah hampir empat jam terkurung untuk mendapat banyak pertanyaan, Baekhyun memutuskan untuk menemui Luhan sekedar memastikan bahwa pria itu harus terlihat menyedihkan untuk memuaskan hatinya.
Baekhyun melempar tatapan dingin saat melihat Luhan dari balik kaca yang ada di hadapannya. Ia tidak merubah posisi duduknya. Menunjukan pada Luhan bahwa dia cukup tenang untuk tidak membuat pria itu merasa menang kecuali sorotnya yang menunjukan kebencian terlewat kuat.
Sementara itu Luhan mengulas senyum miring khas mengejek. Rautnya begitu terlihat puas seolah baru saja mendapat apa yang dia inginkan. Tertangkap dan terkurung di penjara tidak membuatnya terlihat menderita. Bahkan kondisi kakinya yang belum sepenuhnya pulih bukan sesuatu yang membuatnya merasa bersalah dan mengharapkan sebuah pengampunan.
"Ada urusan apa hingga Presdir Byun Baekhyun yang terhormat ini sampai rela meluangkan waktu berharganya untuk menemuiku?"
Baekhyun mendengus di sela seringainya, "Apa di sini menyenangkan? Kau membuatku kecewa karena tidak terlihat sesedih yang ku kira."
"Yah, kau bisa lihat, ini tidak buruk. Setidaknya aku terkurung setelah menyingkirkan seseorang yang berharga untuk wanita yang kau cintai." Luhan terkekeh melihat Baekhyun mengepalkan tangan, "Bagaimana rasanya dibenci istrimuㅡah ralat, maksudku istri gadungan mu sendiri?"
"Brengsek. Membuka mulutmu atau tidak, aku akan memastikan kau membusuk dan mati dengan penderitaan." Baekhyun menggerakan rahangnya saat melihat Luhan tidak terlihat merasa bersalah sama sekali, "Bajingan sepertimu tidak pantas untuk hidup bahagia. Kau melimpahkan dendammu pada orang yang tidak bersalah dan kau berharap ke adilan?"
Baekhyun terkekeh dan mengubah posisi duduknya lebih angkuh, "Aku tidak tahu apa yang akan ibumu rasakan jika melihatmu hidup sebagai monster seperti ini. Bersyukurlah dia tidak menderita karena melihatmuㅡ"
Luhan berdiri dan menggebrak meja dengan marah, dia benci setiap mendengar perkataan apapun tentang ibunya dari orang lain.
"KEPARAT KAU BYUN BAEKHYUN!"
"Aku selalu harap untuk bisa membunuhmu dengan tanganku sendiri. Tapi aku punya cara lain yang akan lebih menyenangkan untuk membuatmu mati dengan perlahan alih-alih menembakmu atau mengoyak tubuhmu dengan hujaman pisau paling tumpul." ujar Baekhyun tersenyum lebar, dagunya mengedik pada Luhan yang sudah dicengkram oleh dua polisi penjaga, "Membuatmu membayangkan nasib ibumu yang melihatmu begini tentu terdengar mengerikan, bukan? Batinmu yang tersiksa dan membusuknya hatimu karena dendam akan menyiksamu dengan sendirinya. Aku pikir dia sudah menyedihkan dengan menjadi seorang wanita yang ditinggal karena uang, tapi ternyata lebih dari apapun aku sangat menyayangkan dia harus melahirkan anak tidak tahu diungtung sepertimu."
Napas Luhan memburu dengan diiringi tatapan nyalang pada Baekhyun yang hanya menyeringai tenang.
"Sampai jumpa di pengadilan."
"Jangan lupakan penderitaanmu sendiri." Luhan menatap Baekhyun benci yang terdiam di tempatnya tanpa menoleh, "Ini belum berakhir untukmu, adikku yang menyedihkan."
Setelah mendengar ucapan Luhan, Baekhyun melangkah lebar untuk meninggalkan kantor polisi. Dia memasuki mobil dan menghubungi Heejin yang membantunya memantau terapi untuk Je A dan Raechan. Pria itu terdiam sejenak di balik kemudi setelah Heejin berkata bahwa Je A dan Raechan sudah kembali ke mansion yang membuatnya bsia bernapas agak lega. Proses introgasi cukup membuatnya kehabisan tenaga. Sialnya, itu bertambah melelahkan setelah dia berusaha menahan diri untuk tidak menerjang kaca dan menghajar Luhan sampai mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfiction[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...