Darkness #10

9.5K 1.8K 224
                                    

VOTE YA^^

Rasa lapar yang begitu kuat membangunkan Je A dari tidur lelapnya. Tubuhnya menggeliat dibalik selimut hitam yang tengah membalut tubuh kecilnya dengan mulut yang menguap selebar-lebarnya. Ia merenung dengan kelopak tertutup untuk mengumpulkan kesadarannya.

Beberapa detik berlalu hingga kemudian, kelopaknya terbuka cepat bersama tubuhnya yang terduduk di ranjang berukuran king size itu. Ia memperhatikan setiap sudut ruangan bernuansa gelap itu dengan bola mata yang bergetar pun mulutnya sudah melongo lebar karena terkejut dengan keadaannya sekarang.

Bibirnya mengeluarkan desisan frustasi, tubuhnya meringkuk sembari menendang selimut yang melilit tubuhnya sampai kusut dan tidak berada ditempatnya lagi.

"Apa yang kau lakukan?"

Tubuh Je A yang bergeliat seperti ular kepanasan itu sontak berhenti saat rungunya bisa mendengar suara yang demi semua dosanya, sangat tidak ingin ia dengar untuk sekarang. Ia bergerak lambat saat bangkit tanpa berniat menatap sang sumber suara.

Kepalanya tertunduk, mencoba menutupi wajah meronanya dengan helai rambut panjangnya yang sudah tidak berbentuk akibat tingkah barbarnya sendiri.

Sementara itu, ditempatnya, Baekhyun masih berdiri diam dengan kedua tangan yang tenggelam di saku celana triningnya. Manik tajamnya mengamati Je A yang menunduk.

"Kau sedang apa?"

Je A menggeleng tanpa suara, membuat Baekhyun mengulum senyum tipis yang nyaris tak terlihat. Perempuan itu selalu bertingkah konyol dan entah kenapa, meski terkadang geram, Baekhyun cukup terhibur melihatnya.

Tungkainya mendekati ranjang dengan tatapan yang lepas mengamati perempuan disana. Hingga lututnya bertemu dengan tepi, ia membungkuk sampai kepalanya tepat berhadapan dengan kepala Je A.

Merasa bahwa tidak mendengar suara Baekhyun lagi, Je A berniat mendongak, memastikan keberadaan lelaki itu. Dan mungkin ia memang tidak diijinkan hidup dengan tenang karena tepat saat lehernya tegak sempurna, tatapan dingin itu menyambut tatapannya.

"YA!" Je A memekik nyaring dan meringsek mundur ketika dengan tiba-tiba Baekhyun menyongsongkan kepalanya mendekat.

"Menyingkir sana, kau ini kenapa?"

Baekhyun menegakkan tubuhnya sembari terkekeh ringan, "Kupikir kau mengigau." balasnya terdengar mencibir.

Lelaki Byun itu terdiam sesaat dengan raut menerawang, terlihat berpikir, "Cepat siap-siap, Luhan akan menemanimu fitting baju."

Mendengar perintah itu membuat Je A mengernyitkan alis, lalu pikirannya kembali teringat akan percakapan Baekhyun dengan kakeknya.

"Baekhyun~ssi." panggil Je A meminta perhatian, ia melipat bibirnya sebelum mengungkapkan kalimat yang sudah ia pikirkan.

Baekhyun menoleh dengan raut bertanya, tangannya sibuk menyeka keringat yang membasahi lehernya karena sebelum mendatangi Je A untuk memastikan perempuan itu, ia sedang berolah raga. Semalaman ia sibuk berpikir tentang rencana yang sudah ia susun untuk pernikahan kontraknya dengan perempuan yang ada di ranjangnya itu.

"Kau tidak bercanda ya untuk menikah minggu depan?"

Napas berat lelaki Byun itu berhembus, membuat Je A menggigit bibir bawahnya sangsi.

"Aku tidak punya waktu untuk bercanda dengan hal seperti ini." lelaki itu berbicara sembari berbalik, menolak menatap wajah Je A yang muram.

"Tapi kau sudah melakukan lelucon dengan menikah kontrak denganku. Heish!" Je A berdiri dengan tatapan geram saat memandang punggung Baekhyun, "Aku belum tahu banyak tentang keluargamu yang kurasa mengerikan ini." lanjutnya terbawa emosi.

Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang