Darkness #33

6.5K 1.4K 465
                                    

Tekan Bintang sebelum baca gak bikin jerawatan lhoo, kecuali nekannya pake mikirin doi hehe^^

Baekhyun sampai dilobby perusahaan dengan penampilan yang sangat berantakan. Jas kerja mahalnya tersampir di bahu, dasi tidak terpasang dengan sempurna, lengan kemeja digulung sampai siku dan dua kancingnya dibiarkan terbuka. Para karyawannya sampai keheranan setengah takut melihat bos mereka itu keluar dari lift nyaris seperti zombie. Penampilan itu juga praktis membuat Junhoe dan Minseok saling bertatap penuh kebingungan namun tak berani bertanya.

Sebab mereka hapal, jika Baekhyun sudah demikian dan mereka nekat bertanya, sudah jelas serapahan tajam bak samurai Jepang akan mampir dengan sukarela pada pendengaran mereka. Jadi mereka memutuskan untuk diam, mempersilahkan Baekhyun masuk ke dalam mobil dengan pertanyaan yang tenggelam dikepala. Entah apa lagi masalah yang Baekhyun hadapi hari ini, mereka yang tidak tahu apa-apa hanya mencoba untuk mengerti.

"Apa kau melihat Je A?"

Minseok menoleh, sedangkan Junhoe yang bertugas mengemudi hanya bisa melirik melalui kaca. Keduanya menggeleng bersamaan. Mereka memang tidak melihat Je A seharian ini.

Minseok menoleh penuh pada Baekhyun yang menyandarkan kepala disandaran jok dengan memejamkan mata. "Aku tadi ke Itaewon, bertemu temanku, aku sudah mengatakan padamu kemarin."

"Aku memang dirumah, tapi aku tidak melihat nona Je A. Aku sempat berkeliling mansion, sekedar memastikan keadaan tapi aku hanya melihat tuan Sehun saja." tukas Junhoe menyambung. "Tidak ada kegaduhan atau seperti ada masalah, jadi kupikir semua aman."

"Apa ada masalah?" tanya Minseok memastikan.

Baekhyun tidak menjawab. Ia memijat pangkal hidungnya untuk menetralisir pening yang sejak siang mendera kepalanya. Tepatnya, itu dimulai sejak mendengar penuturan Chanyeol yang juga ditambah dengan cercaan tajam Je A padanya. Mengingat kalimat terakhir yang Je A lontarkan sebelum meninggalkannya benar-benar terasa menganggunya. Bahkan dia hampir membuat direktur Park kecewa. Beruntung Chanyeol membantunya mengatasi ketidak profesionalannya itu.

'Kau berhasil membuatku jatuh cinta, jadi kau harus membalasnya.'

'Han Je A adalah adik kandung Kim Raechan.'

'Aku tahu kau mendengar pengakuanku malam itu.'

'Jika aku benar, bajingan itu hanya ingin melihatmu menderita dengan menyingkirkan orang-orang yang kau cinta, dan aku rasa, Han Je A adalah target selanjutnya.'

"Brengsek!" erang Baekhyun tertahan, ia meringis saat denyutan dikepalanya semakin nyata.

"Baek, kau kenapa?"

Baekhyun masih meringis, giginya gemertak menahan erangannya agar tidak tersuarakan. Kepalanya seakan ingin meledak. Suara-suara itu terus berdengung dan terdengar semakin nyaring ditelinganya. Dengan segera, Baekhyun meraih jasnya dan mengambil botol obat yang selalu ia bawa.

Melihat itu membuat Minseok dengan sigap memberi Baekhyun botol air mineral. Lagi-lagi ia dibuat bingung dan terkejut akan sikap Baekhyun. Pria itu benar-benar terlihat kacau.

"Baek, sepertinya kau perlu kerumah sakit."

"Tidak."

"Keadaanmuㅡ"

"Aku bilang tidak!" seru Baekhyun tegas, "Pulang saja."

Junhoe mengangguk saat mendapat tatapan tersirat dari Minseok yang bermaksud menyetujui perintah Baekhyun. Memaksa Baekhyun bukanlah pilihan yang tepat karena terbukti benar bahwa keadaan pria itu memang sedang tidak baik. Sepertinya, masalah Baekhyun kali ini jelas cukup serius. Dan mungkin itu melibatkan Je A.

Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang