Voment yoo slurr!!
Entah sejak berapa menit lalu, Yehwa dan Mirae tidak henti mengamati wajah sumringah yang terpatri ada wajah Je A. Majikan mereka itu seperti kelebihan hormon bahagia karena itu jelas terlihat dari seberapa sering bibirnya mengulas senyum merekah bahkan saat tangannya tersenggol teko panas. Kedua wanita itu jadi praktis ikut tersenyum melihat bagaimana Je A saat ini. Sejak pulang dari bulan madu, Je A memang lebih terlihat baik dan mereka ikut senang bahwa keceriaan Je A yang selama ini mereka kenal bisa kembali lagi setelah berhari-hari murung karena kejadian buruk itu.
"Nona tidak mengabari tuan dulu jika ingin mengantar makan siang?" tanya Mirae setengah menyarankan.
Yehwa mengangguk, "Benar, barangkali tuan ada meeting diluar. Atau nona bisa menghubungi Chanyeol oppa saja jika tidak ingin tuan tahu."
Tangan Je A berhenti mengaduk sundubu didalam panci. Mendengar perkataan dua wanita dibelakangnya membuatnya berpikir untuk sejenak dan kemudian, tubuhnya berbalik.
"Apa Chanyeol bisa diajak kerja sama? Tapi benar juga, aku tidak tahu dia ada meeting atau tidak." kepala Je A menggeleng, "Ah, tidak perlu saja lah, aku akan kesana bersama Luhan dan Sehun."
Yehwa dan Mirae saling melempar pandang dengan mengulum senyum geli. Mereka bisa memaklumi sikap Je A barusan. Jadi akhirnya mereka hanya menyetujui dan kembali membantu Je A menyiapkan bahan makanan yang lain karena majikan wanita mereka itu tidak mau dibantu untuk bagian masak-memasaknya.
Hasil dari masakan Je A membuat Yehwa dan Mirae takjub bukan main. Awalnya mereka memang tidak cukup yakin bahwa wanita berpawakan seperti Je A bisa masak, tapi ternyata masakan yang Je A buat justru terlihat seperti buatan restoran.
"Wah, nona keren sekali. Aku baru tahu nona bisa memasak makanan se enak ini." puji Mirae heboh.
Je A terkekeh, "Aku kan pernah bekerja di restoran orang kaya, jadi aku juga belajar disana. Dan aku memasak lebih, kalian harus makan juga. Ajak yang lainnya, jika aku pulang tidak habis, kalian ku adukan Baekhyun."
"Ya??" seru Yehwa dan Mirae bersamaan yang hanya dibalas Je A dengan tawa kecil.
"Siapkan ini disatu tempat, aku akan memanggil Sehun dan Luhan dulu." kata Je A tanpa menjawab seruan terkejut sebelumnya.
Mirae menganga dengan pandangan yang tertuju pada banyaknya makanan diatas meja dan Je A bergantian, "Dia memang anugerah yang dikirim Tuhan ke mansion ini."
Yehwa terkekeh kecil menyetujui. Kemudiam mereka berdua segera melakukan perkataan Je A sebelumnya dan membawanya ke luar untuk diserahkan pada majikan mereka itu.
"Kenapa aku harus ikut?!" protes Sehun kesal, "Kau kan bisa pergi dengannya. Kenapa kau senang sekali mengusikku?!" lanjutnya mengedikan dagu kepada Luhan.
Je A berdecak, "Daripada kerjamu hanya tidur lebih baik ikut aku. Tulangmu bisa cepat keropos jika kurang sinar matahari. Ck, percayalah, kau akan merindukan momen ini jika kau hidup tanpa aku!"
Sehun mengatupkan bibir geram. Wajah Je A sudah menunjukan perubahan marah. Alih-alih menjawab Sehun hanya diam dan memilih menurut. Setidaknya dia tidak melihat kakaknya itu murung, jadi dia memutuskan untuk menurut dan menerima bawaan yang dibawa oleh pengawal.
"Ya ya ya, terserah kau saja cerewet!"
"Ayo, ini sudah hampir waktunya makan siang." sahut Luhan pada Je A.
Dalam perjalanan menuju perusahaan, Je A terus menatap jendela dengan melipat bibir. Luhan yang melihatnya sontak mengernyitkan alis.
"Luhan~ssi," panggil Je A tanpa menoleh yang praktis membuat Luhan agak terkejut, "Apa dulu Raechan juga sering mengantar makanan untuk Baekhyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfiction[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...