Darkness #21

6.6K 1.3K 177
                                    

VOMENT YO^^
Warn banyak typo.

"Aku harus ke Jepang." ucap Baekhyun membuka suara.

Mendengar itu membuat Je A dan Jieun mendongakan kepala dan menatap Baekhyun dengan ekspresi bingung. Sementara yang menjadi pusat perhatian segera menyadari bahwa ia perlu memberi penjelasan lebih lanjut.

Baekhyun mengusap sudut bibirnya dengan sapu tangan.

"Ada pekerjaan yang harus ku urus disana."

"Kapan?" tanya Je A cepat.

"Nanti siang. Kau bisa pergi kemanapun untuk bersenang-senang, tapi harus dengan pengawasan pengawal." Jelas Baekhyun lugas, ada nada perintah yang bisa Je A tangkap dari perkataan pria itu.

"Kau tidak lelah?" tanya Je A serius.

Untuk beberapa saat, keadaan menjadi hening. Pun Baekhyun yang hanya membalas pertanyaan Je A dengan tatapan antara bingung dan terkejut. Karena sejujurnya, ia tidak menyangka bahwa Je A akan bertanya demikian dengan wajah serius yang jarang sekali ditunjukan wanita itu padanya.

"Memangnya penting sekali ya? Tidak bisa bawahanmu saja yang mengatasi?" Je A berdehem saat melihat alis Baekhyun yang semakin mengernyit. "Wajahmu terlihat bengkak."

"Benar, kau pasti kurang sehat. Kata Je A kau bekerja terlalu keras." ujar Jieun menimpali.

"Aku harus memastikan sendiri jika masalahnya bisa teratasi." balas Baekhyun seadanya. "Jangan terlalu khawatirㅡ"

"Cih, khawatir? Siapa?" Gumam Je A lirih yang cukup keras untuk Baekhyun dengar. "Percaya diri sekali."

Jieun segera menyenggol lengan anaknya untuk memperingatkan yang hanya dibalas dengan cebikan bibir. Setelahnya, Jieun kembali melempar pandangannya pada Baekhyun yang masih menatap Je A dengan sorot keheranan. Dia sendiri juga merasa aneh dengan sikap Je A pagi ini. Mendadak, ia jadi ingat sesuatu hingga bibirnya mengulas senyum maklum.

Pengatin baru memang biasa bersikap seperti ini bukan?

"Oh ya, aku akan pulang ke Busan hari ini." Ucap Jieun yang emnbuat kepala Je A menoleh dengan cepat.

"Kenapa, bu?"

"Apa ada yang membuat anda tidak nyaman? Pelayan?" Baekhyun menatap tajam dua pelayan disana, lalu kembali melempar pandangannya pada Jieun. "Makanannya? Anda bisaㅡ"

"Kau ini bicara apa?! Tidak ada masalah apapun, mereka berlaku baik padaku, hanya saja aku tidak seberapa nyaman tidur dirumah orang terlalu lama." jelas Jieun diakhiri kekehan ringan.

"Anak anda adalah istriku, jadi kupikir ini bukan rumah orang lainㅡ"

"Baek." panggil Je A mencoba menghentikan ucapan Baekhyun yang terdengar tidak senang. Ia hanya tidak ingin pria itu berucap semakin panjang. Bisa-bisa, pekerja dimansion akan dapat masalah. Lagipula ia paham, ibunya memang seperti ini.

"Ibu memang tidak terlalu suka tidur terlalu lama ditempat atau rumah yang bukan miliknya. Aku kan sudah pernah bilang ibuku ini kolotㅡAaww!! Jangan memukul kepalaku, bu! Heishh!"

"Jangan tersinggung, Baekhyun. Aku hanya tidak senang meninggalkan rumah terlalu lama." Lanjut Jieun mengabaikan gerutuan Je A disampingnya. "Terimakasih sudah memperlakukanku dengan baik. Dan, aku titip Je A"

Je A hanya diam, masih sibuk menggerutu karena pukulan sang ibu dikepalanya.

"Tolong bersabarlah menjaganya, jika ulahnya semakin menjadiㅡsekali-kali pukul saja kepalanya."

"IBU!!"

Baekhyun mengangguk mengerti sembari masih menatap Je A yang kini melotot padanya. Lalu meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. Setelah mengatakan beberapa hal, ia kembali menatap Jieun.

Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang