^VOTE DULU YOK!^
"Bagaimana? Sudah ada perkembangan?"
Baekhyun memijat pangkal hidungnya untuk mengurangi kedutan dikedua matanya yang sukses membuat kepalanya ikut pening. Maniknya melirik jam digital yang terpampang dilayar iPadnya, lalu membuang napasnya kasar. Suara kekehan renyah wanita diseberang panggilan ponselnya itu sama sekali tidak membantunya, justru membuat kepalanya berdenyut semakin hebat. Ia tahu jika wanita itu sedang berusaha menggodanya dengan pertanyaan itu.
"Ada info apalagi?" Baekhyun menyandarkan punggung pada ujung sofa. Menolak menanggapi.
"Hei jangan mengalihkan pembicaraan presdir. Wah, apa alasanmu membawanya ke Jepang tanpa rencana adalah untuk bulan madu betulan?" Wanita diseberang berdecak mencibir. "Cepat juga dia membuatmu jatuh cintaㅡ"
"Park Heejinㅡsi brengsek itu kembali mengirimku pesan." Potong Baekhyun cepat.
Baekhyun bisa mendengar suara gemrisik dari seberang.
"Kali ini apa isinya?"
"Aku yakinㅡdia punya rencana buruk untuk Je A."
Wanita bernama Heejin itu berdecak. Terdengar frustasi bercampur geram.
"Ah, ku kiraㅡjadi itu alasanmu mengajaknya ke Jepang?"
Tidak ada suara dari Baekhyun, dan itu sudah memberitahu Heejin jawabannya.
"Saat aku melihatnya langsung, aku sudah menebak bahwa Je A bukan wanita sembarangan. Dia pemberontak, Baek. Dan, aku bertambah yakin saat kembali melihatnya di acara resepsi waktu ituㅡjika kau mengeluhkan sifat abnormalnya, aku benar-benar bisa membayangkan posisimu sekarang." Heejin menghentikan kalimatnya untuk meyakini asumsinya sendiri. "Kau harus berhati-hati. Jangan lengah karena sepertinya, kita akan bermain lebih lama dari dugaan sebelumnya."
"Dia hanya mengulur waktu untuk mencari tahu informasi tentang Je A. Aku akan mencari bukti lagi bersama detektif Cho." lanjut Heejin yakin.
Napas Baekhyun memberat karena ia merasa bahwa paru-parunya sedang ditekan beban dengan sangat kuat. Mendengar penuturan Heejin yang merupakan psikiater kepercayaannya dan detektif Cho semakin membuat kekhawatirannya pada Je A bertambah kuat.
"Baek, kau masih disana?"
"Hmm." Baekhyun menegak air mineral sebentar lalu kembali bersuara. "Aku hanya sedang tidak konsen berpikir."
"Kambuh? Apa kau membawa obatmu?"
Lagi-lagi Baekhyun bergumam.
"Saat pulang segera datang padaku, aku akan memeriksanya. Selalu bawa obatmu dan jangan sampai kalah karenaㅡwaktu bersantaimu akan berakhir." Heejin terdengar menghela napas pelan saat seseorang mengajaknya berbicara diseberang sana. "Aku ada pasien. Akan aku hubungi jika ada kabar lanjutan. Tetap awasi Han Je A saja. Jangan terlalu khawatir, dia akan baik-baik saja."
Baekhyun menggeram gusar. Tidak menemukan ide untuk mengenyahkan segala kekhawatirannya yang sudah mengendap terlalu banyak sampai membuatnya susah bernapas. Sesungguhnya Baekhyun sangat berat karena menjadikan Je A sebagai umpan agar bisa menemukan siapa yang selama ini menerornya. Ide Park Heejin dan detektif Cho Garam memang gila, tapi dia tidak punya pilihan karena beberapa hal yang tersusun berantakan seperti puzzle pecah dari masa lalunya bersama Raechan memang bisa dihubungkan dengan wanita ajaib itu. Terutama tentang permintaan Raechan yang memintanya menemukan Je A seolah tunangannya itu sudah mengenal Je A dengan baik.
Semua tidak begitu meyakinkan, tapi mereka memutuskan untuk mencobanya. Tadinya Baekhyun memiliki sedikit harapan bahwa Je A tidak terbukti berhubungan, dan bisa menarik perhatian peneror itu, karena dari semua keluarga yang dekat dengannya, tidak ada yang menjadi korban lanjutan setelah kematian Raechan. Itu yang membuat Baekhyun mau menerima usul Heejin, tapi ternyata Baekhyun salah. Si brengsek itu tertarik untuk menyakiti Je A seperti menyakiti Raechan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfiction[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...