Darkness #12

8.5K 1.7K 281
                                    

VOMENT YA. ^^

WARN! BANYAK NARASINYA HEHEW.

ㅡㅡ

Han Je A menggeram saat menghirup aroma asin dari laut yang terasa semakin menguat. Angin kencang menabrak wajahnya hingga menerbangkan helai anak rambutnya yang tidak terikat. Keningnya membuat kerutan, sementara maniknya sibuk membiasakan diri dengan sinar matahari pukul tiga sore yang menyilaukan penglihatannya.

Setelah kesadarannya berangsur kembali, Je A tersentak, teringat bahwa ia tak sendirian. Kepalanya menoleh kesisi kemudi, lelaki itu tidak ada disana. Hanya tertinggal jas hitamnya yang disampirkan pada jendela yang tidak terhalang kaca.

Kepala Je A melongok keluar jendela, mencari ide dimana lelaki itu berada. Lalu ia memutuskan untuk keluar, dan menyusuri pesisir pantai. Perempuan itu menghirup napas dalam sembari mendongak pada langit. Kedua sudut bibirnya tertarik, mengulas senyuman segaris karena merasa tenang.

Rasanya sudah lama sekali tidak merasakan sejuknya angin pantai. Kehidupannya di Seoul tidak mengijinkannya untuk sekedar menikmati waktunya meskipun sekedar dengan tidur. Ya, sekeras itu dia bekerja. Jadi jangan harap ada waktu untuk berlibur, maka dari itu ia bisa merasa lega karena melepas kerinduan seperti ini.

Senyum Je A memudar saat maniknya bisa menangkap eksistensi seseorang yang tengah ia cari. Ia melepas sepatu ketsnya, lalu menjinjingnya sembari melangkah dengan kaki telanjangnya mendekati Baekhyun. Sesekali ia meringis saat butiran pasir dingin terasa menggelitik dikulit telapak kakinya. Lantas ia mengubah langkahnya dengan sedikit berlari.

"Seharusnya kita mereplay backsound lagu balad." celetuk Je A yang sudah berdiri disamping Baekhyun, lelaki itu menolehkan kepalanya, membuat Je A meringis lalu terlihat berpikir.

"Stay With Me, soundtrack drama terkenal itu. Sepertinya cocok. Apalagi melihat keadaamu itu." lanjut Je A tertawa, tubuhnya menghadap Baekhyun yang masih melihatnya, kepalanya mengedik dan maniknya tak sungkan untuk membalas tatapan intens itu dengan sorot jenaka.

"Langit senja, pemandangan laut, tatapan sendu." ucapan Je A terhenti, lalu terkekeh ringan. "Penampilan berantakan. Kau persis seperti Kim Shin yang merindukan Eun Tak." lagi-lagi Je A tertawa, kini semakin nyaring.

Ia menjentikan jari di depan wajah Baekhyun. "Kau cocok menjadi aktor. Sudah, main drama sana."

Hening.

Byun Baekhyun tidak merubah tatapannya, malah semakin dalam menyelami iris coklat Je A yang terlihat berkilau diterpa cahaya matahari. Anak rambutnya bergoyang indah. Belum lagi pipi tembamnya yang semakin merona karena udara disana.

"Jangan menatapku seperti itu, kalau kau suka padaku nanti perjanjiannya batal." Senyum miring terbentuk tipis dibibirnya. "Nanti tidak seru." ucapnya diakhiri hembusan napas kasar. Menolak mengakui kegugupan.

"Apa kau memang seberisik ini? Daritadi kau membicarakan drama dan drama, jangan menyamakan hidupku dan hidupmu nona." ucap Baekhyun tanpa intonasi.

Je A mengangguk tanpa minat, tidak berniat membantah. Apa yang Baekhyun ucapkan benar adanya. Hidupnya penuh drama yang sayangnya tidak ada indah-indahnya sama sekali. Membuatnya menjadi sosok perempuan yang seperti sekarang. Terlihat beringas dan sering hilang kendali. Toh, dia memang bukan penganut gagasan perempuan harus lemah lembut. Tidak, dia bukan perempuan seperti itu.

Bukankah manusia dimuka bumi memang sedang memainkan drama yang Tuhan ciptakan?

Dari kecil dia sudah biasa bertengkar dengan anak laki-laki, entah untuk membela diri atau bahkan mencari gara-gara dengan membantu Sehun melawan musuhnya yang berceceran seperti remah batu-bata. Dia dibesarkan bukan sebagai perempuan lemah, dia harus kuat. Dan dia tidak menyesal menjadi Je A yang seperti itu karena semua berhasil membuatnya bertahan dari kerasnya kehidupan.

Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang