Kesunyian didalam mobil mewah yang sedang Je A tumpangi bersama Baekhyun terjadi semenjak dua puluh menit lalu. Diawali setelah dua kalimat yang tanpa diduga Je A bisa terucap dari mulut lelaki setengah kulkas yang sedang sibuk mengemudi disampingnya.
Lelaki itu terlihat sama sekali tidak berpikir bahwa kalimatnya barusan akan berefek tidak baik bagi kinerja jantung Je A yang pada dasarnya lemah pada lelaki tampan.
Lihat saja wajah dinginnya itu. Ingin jumpalitan saja Je A rasanya.
Melihat cara Baekhyun mengemudi dengan satu tangan semakin membuat Je A mengatupkan bibirnya rapat-rapat agar tidak kembali kelepasan memuja. Demi Tuhan, itu akan sangat memalukan.
Jadi, dia hanya bisa memandang jendela seolah tidak tertarik dengan apa yang dilakukan Baekhyun di sampingnya.
Karena sibuk menahan lidah untuk tidak bersilat, Je A sampai tidak sadar bahwa Mobil mewah Baekhyun memasuki pelataran kediaman yang tidak kalah mewah dengan mansion milik lelaki Byun itu. Bentuk bangunanya bernuansa klasik, tapi tetap tersentuh ornament modern yang membuat Je A terkagum-kagum.
Melihat Baekhyun yang sudah berdiri di luar dengan tatapan jengahnya membuat Je A berjengit. Ia membuka pintu mobil dengan wajah masam yang tidak ingin ia sembunyikan. Sangat terkutuk sekali dirinya yang hampir saja berharap bahwa Baekhyun akan membukakan pintu mobil untuknya dan menggandengnya seperti pasangan romantis lainnya.
Setelah berdiri di depan Baekhyun, Je A kembali mengitari kediaman kakek Baekhyun itu dengan pandangannya. Ia merapikan tatanan rambutnya yang diikat sebagian, lalu mengusap pipinya yang tiba-tiba terasa kaku karena kegugupan yang kembali timbul.
"Kalian bisa pergi."
Je A menolehkan kepalanya kembali pada Baekhyun yang memberi perintah pada Minseok dan Luhan yang ternyata juga sudah berdiri di samping mobil.
Wajah Luhan terlihat keberatan, sementara Baekhyun menatap sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri dengan sorot menggelap. Lelaki Byun itu membuang napas kasar, lalu kembali mengarahkan maniknya pada Luhan dan Minseok.
"Aku bisa mengatasinya."
"Tapi Baek—" Luhan menghela napas setelah mendapati raut dingin Baekhyun yang menegaskan perintahnya, "Baiklah."
Minseok mengangguk pasrah, lalu mengerling pada Je A yang hanya diam melihat ketiganya.
"Hubungi kami secepatnya jika terjadi sesuatu." Ucap Minseok serius, ekspresinya berubah ketika kembali menatap Baekhyun, "Kau sudah membawanya?"
Baekhyun mengangguk, lalu melangkah pergi menuju pintu.
"Ya! Heish." Je A menatap punggung Baekhyun kesal lalu mengikuti ke mana lelaki itu melangkah. Ia menoleh ke belakang untuk melihat Minseok dan Luhan. Bibir Je A mendesis saat melihat Minseok mengusap dadanya sembari memasang wajah perihatin yang dibuat-buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfiction[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...