VOMENT YA^^
Resepsi pernikahan yang telah usai meninggalkan rasa lelah bagi Je A. Bukan hanya harus berakting bak pasangan berbahagia, Je A juga harus menahan diri untuk tidak berpikir keras tentang ucapan Baekhyun padanya. Semua yang didengar dari Baekhyun membuat kepalanya pening dan menambah letih seluruh bagian tubuhnya.
Tadinya Je A tidak mau begitu perduli. Lagipula, yang ia tahu adalah Baekhyun tidak mungkin menaruh perhatian padanya sebagai seorang wanita. Bukannya Baekhyun masih mencintai mantan tunangannya itu?
Dan, Je A pun juga ingin tahu diri bahwa levelnya masih rendah dibanding wanita-wanita yang ada disekeliling Baekhyun. Tapi sialnya, sisa lembab dan hangat bibir pria itu masih terasa begitu nyata meski sudah berjam-jam berlalu. Dan itulah yang membuat Je A tidak benar-benar bisa untuk melupakan kalimat-kalimat penuh intimidasi dari pria itu?
Berbicara tentang wanita, Je A jadi teringat dengan wanita berdress hitam tadi. Mendadak ia jadi penasaran kenapa wanita itu tidak terlihat lagi sampai acara selesai. Apa sebaiknya dia mengatakan ini pada Baekhyun saja?
"Je A~ya, ibu tidak melihat Sehun sedari tadi."
Suara Jieun berhasil menyadarkan Je A dari monolog dalam hatinya. Ia membasahi bibirnya dan berdiri dari duduknya. Sedari tadi ia memang sedang berleha-leha disofa ruang tengah. Masih merasa enggan memasuki kamar Baekhyun yang mulai malam kemarin juga sudah menjadi kamarnya.
"Tadi dia kearah belakang mansion. Ntahlah, mungkin asik menggoda pelayan-pelayan." jawab Je A sekenanya. Ia mengulet, merenggangkan ototnya yang terasa kaku.
Jieun melongokkan lehernya melihat arah belakang lalu menghela napas panjang. Kemudian wanita tua itu kembali melihat Je A yang sibuk merenggangkan tubuh. Wajah rentanya merenggut tidak suka.
"Kenapa ku masih disini dan belum mengganti gaunmu?"
"Nanti saja."
Plakk!!
"Awww!!" Je A mengusap kepalanya yang baru saja mendapat pukulan dari ibunya. "Kenapa memukulku, bu?!!"
"Lihat!" Jieun mengamati Je A dari kepala sampai kaki. "Kau sudah menjadi seorang istri tapi tingkahmu benar-benar tidak aturan. Suamimu itu orang kaya, orang terhormat, bisa malu dia memiliki istri sepertimu."
"Yang penting kami sudah sah."
"Han Je A!"
Je A melotot sembari mengusap daun telinganya setelah mendengar teriakan ibunya.
"Aku malas mandi, bu." Balas Je A tak minat. Ia ingin kembali duduk tapi sosok Baekhyun yang datang dari arah pintu membuat Je A urung menghempaskan tubuhnya diatas sofa.
Sejak dua jam lalu, setelah mengantarnya ke mansion, Baekhyun memang pergi ke perusahaan untuk mengurus sesuatu yang tidak Je A ketahui. Je A sampai heran, pria itu kenapa bisa bekerja segila itu. Hidupnya sudah merdeka dari kemiskinan tapi selalu bekerja seperti tak kenal waktu.
"Kau sudah pulang?"
Yeah, Je A tahu jika pertanyaannya terdengar sangat bodoh. Jika Baekhyun sudah berdiri dihadapannya seperti ini, bukankah jelas bahwa pria itu sudah pulang. Dia hanya asal membua suara karena menghindari pernyataan kejam ibunya yang terlihat lugas sekali menghinanya.
Baekhyun tidak menjawab tapi malah balik bertanya.
"Kenapa kau masih disini?" tanya Baekhyun heran melihat penampilan Je A yang tidak berubah sejak kepergiannya tadi.
Je A mengeryitkan alis. Mendadak pipinya bersemu saat mendengar pertanyaan itu. Mungkin otaknya sudah rusak karena berpikr jauh bahwa itu kalimat tersirat yang Bakehyun tunjukan untuk memintanya menunggu pria itu dikamar.
Sepertinya diksi adegan kotor pada buku dewasa yang pernah ia baca dulu sudah mengerak dalam otaknya. Memang hal yang mesum itu mudah sekali untuk diingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfiction[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...