Darkness #38

6.2K 1.2K 232
                                    

Voment ya^^

Pelan-pelan. Sing santai, ojo gupuh🚶

Pintu kamar menjeblak terbuka, bertepatan dengan Je A yang tengah mengusap rambut basahnya dnegan handuk. Ekspresi masam wanita Han itu menguasai wajahnya saat tahu bahwa Baekhyun lah pelakunya. Lantas ia meraih susu yang sudah pelayan siapkan, meminumnya dan berlagak tak mengidahkan eksistensi Baekhyun yang menatapnya gusar diambang pintu.

"Han Je Aㅡ"

Je A menjauhkan gelas dari bibirnya dan melempar tatapan jengah pada Baekhyun.

"Apa?"

"Ibumuㅡ" Ucapan Baekhyun terhenti saat mendapat lemparan sorot tuntutan dari Je A dihadapannya, "Tidak ada."

Dengan segera Baekhyun merampas gelas ditangan Je A sebelum wanita itu menjatuhkannya karena terkejut. Baekhyun bisa melihat tangan Je A gemetar, begitupun tatapan dan seluruh tubuhnya.

"Apㅡapa maksudmu?" tanya Je A tercekat. Napasnya terasa tersumbat, jantungnya pun seakan pecah didalam dadanya. Pikiran buruk sudah menyergap kepalanya.

Tatapan Je A berubah nyalang saat Baekhyun tak kunjung menjawabnya. Kedua tangannya mencengkeram kedua lengan Baekhyun. Menggoyangkan tubuh pria itu kasar meski dirinya mendadak terasa kaku ditempatnya berdiri.

"Byun Baekhyun, apa maksudmu dengan tidak ada?!" bentak Je A geram, "Jangan bercanda!"

Baekhyun menelan ludahnya dan berbalik menggenggam kedua lengan atas Je A agar wanita itu lebih tenang.

"Kita ke Busan sekarang, akan ku jelaskan nanti."

Tidak ada penolakan dari Je A saat Baekhyun menarik lengannya. Pikirannya kalut, kekhawatiran berhasil menyergap tubuhnya sampai tidak bisa bertindak dengan benar. Yang dia pikirkan adalah ketakutan jika terjadi sesuatu yang membahayakan pada ibunya.

"Kenapa?" tanya Sehun yang datang bersama Yehwa.

"Ayo ikut ke Busan." jawab Baekhyun lugas, "Nanti ku jelaskan, penerbangan kita satu jam lagi."

Sementara disana, Yehwa bisa merasakan pukulan hebat didadanya. Wajah pias Je A membantunya menemukan dugaan, itu jelas bukan sesuatu yang baik.

"Nona, kau baik?" tanya Yehwa hati-hati yang praktis membuat Sehun juga melihat kakaknya itu.

"Noona, kau kenapa?"

Alih-alih menjawab, Je A melangkah menuju pintu sembari menari lengan Baekhyun. Dia hanya ingin segera sampai ke Busan dan memastikan apa yang dia pikirkan adalah salah. Firasat buruknya semakin memperparah keadaan psikisnya. Dan ia harap, ibunya akan baik-baik saja.

Diamnya Je A selama perjalanan sampai duduk dikursi pesawat membuat Baekhyun khawatir. Tangannya terulur, merapikan rambut wanita itu yang tidak sempat disisir. Panggilan Baekhyun sama sekali tak diacuhkan oleh Je A, jadi pria itu memutuskan untuk diam. Kepalanya menoleh pada Sehun yang juga menampakan ekspresi serupa seperti Je A, bedanya Sehun masih bisa agak lebih tenang dan bersikap sewajarnya.

"Suruh anak buahmu mencari ibu dipengepul ikan, paman Lee pemiliknya." kata Sehun lirih, ia tidak berharap Je A mendengar suaranya, "Barangkali ibu kesana."

Setelah mendapat anggukan dari Baekhyun, Sehun menunduk. Tiba-tiba ia memngingat ucapan ibunya tentang pria yang menguntit Je A dulu. Apa mungkin kecurigaan ibunya tentang penyerang Je A di Jepang adalah orang yang sama dengan yang menculik ibunya sekarang?

Kepala Sehun menoleh pada Baekhyun yang tengah menatap Je A dalam diam. Ia menimang, apa seharusnya ia mengatakan itu pada Baekhyun?

"Hyung." panggil Sehun ragu.

Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang