Darkness #48

7K 1.1K 492
                                    

Sudahkah kamu vote sebelum baca part ini? ^^

Sehun mengerjapkan mata mendengar suara seseorang di sampingnya. Ringisannya terlontar, menyuarakan ngilu yang tiba-tiba menghantam kepalanya yang terlalu lama tertunduk kaku. Perlahan Sehun dapat merasakan tubuhnya yang nyeri diberbagai tempat, terutama tengkuknya yang luar biasa berat sampai ia kesulitan menyanggah kepala.

"Argh!"

Suasana sunyi dan gelap membuat Sehun terdiam sesaat. Selain menetralisir pening yang melandanya, ia mencoba mengingat apa yang terjadi hingga membuatnya berada di tempat asing itu.

Lagi, suara gumaman seorang pria kembali terdengar. Sehun praktis menoleh, dan maniknya melotot saat melihat seorang pria tua yang dikenalnya itu tengah menunduk tak berdaya dengan posisi duduk terikat yang mirip dengan keadaannya sekarang.

"Byun Wooshik?" gumam Sehun lirih.

Sehun membuang pandamgannya ke segala arah. Dia mencari ide dimana dia berada. Sayangnya, selain gelap, hanya sebuah jendela setengah terbuka yang memberi warna pada iris tajamnya.

"LUHAN BRENGSEK!!!"

Tubuh Sehun menghentak kursi yang didudukinya. Tangannya terus menarik diri dari ikatan yang melilitnya kuat dan berusaha terbebas. Satu-satunya yang ada di kepalanya sekarang hanya Han Je A.
Han Je A dalam bahaya dan dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kakaknya itu.

Apapun yang disembunyikan Luhan dan Yehwa, itu jelas bukan hal baik. Melihat dari cara Luhan sampai harus memakai topeng wajah Baekhyun sudah merupakan hal yang tidak wajar. Dan semua didukung dengan tindakan Luhan yang mengurungnya bersama Wooshik ditempat yang tidak terjangkau oleh manusia.

"YA BRENGSEK! LEPASKAN AKUUU!" Sehun berteriak murka hingga suaranya menggema di ruangan itu, "LUHAN! DIMANA KAU IBLIS SIALAN?!"

"Percuma." Wooshik terbatuk serak, tapi ada senyuman miris di bibirnya, "Teriakanmu percuma karena itu hanya akan membuatnya bahagia melihatmu tak berdaya."

Bau anyir juga tidak sedap khas kotoran manusia menguar dari pria yang nyaris selalu terlihat angkuh itu. Disekelilingnya banyak sampah sisa makanan yang mulai membusuk. Dari kondisinya, Sehun yakin bahwa Wooshik telah lama disekap disana. Sehun mengernyit karena kepalanya masih sakit, tapi dia bersikeras berpikir.

"Semua ini karena aku." tangis Wooshik pecah, "Dia anakku bersama Miyeon. Anak yang aku telantarkan dan ku kira tidak pernah terlahir di dunia."

Sehun tentu terkejut. Dia tidak tahu siapa Miyeon, tapi kenyataan bahwa Luhan adalah kakak dari Baekhyun sangat dirasa Sehun tidak masuk akal. Kakak macam apa yang tega berbuat jahat pada adiknya sendiri?

"Dia tumbuh menjadi monster. Dia melakukan segala cara untuk membalaskan dendamnya padaku dan Baekhyun."

Sehun mengepalkan tangannya yang terikat, "Jangan katakan dia yang melukai Je A dan membuat ibuku mati?"

Diamnya Wooshik adalah sebuah jawaban. Dan itu sukses membuat Sehun menghentakkan tubuhnya yang terikat pada kursi sebagai luapan amarah. Dia berteriak histeris.

"Owh, kau bisa melukai dirimu sendiri jika terus seperti itu, bajingan tengik."

Sehun dan Wooshik mendongak mendengar suara yang familiar itu. Seringai Luhan menyambut, penuh cemooh dan culas.

"Kau akan mati jika berani menyentuh Je A."

"Hei, kau sombong sekali Oh Sehun. Dengan apa kau akan membuatku mati jika membalasku saja kau tidak bisa." Luhan menyeringai, "Kita lihatㅡ"

Bugh!

"ERGHH!" Sehun menggeram dan terbatuk saat Luhan meninju perutnya.

Lagi, satu pukulan kembali membuat Sehun menggeram kesakitan.

Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang