Darkness #22

5.9K 1.5K 337
                                    

Klik Bintang dipojokan enggak dosa lho gais^^
Ayo nambah pahala nyenengin aquue wkwkwk

Pintu ruang kerja yang terbuka mengalihkan atensi Baekhyun dari layar macbooknya. Ia mengangguk saat melihat Chanyeol berjalan menghampiri sembari membawa beberapa berkas yang ia butuhkan. Setelahnya, Baekhyun kembali fokus membaca beberapa email masuk yang sudah menumpuk dan harus diperiksa sebelum kepergiannya ke Jepang nanti siang.

Sehari tidak bekerja saja pekerjaannya sudah menggunung. Tapi Baekhyun tidak akan banyak mengeluh. Ini demi perusahaan yang tengah ia bangun. Ia akan berusaha berdiri tanpa Byun groupㅡtanpa bayangan perusahaan kakeknya yang tidak pernah berlaku adil padanya.

Dia juga akan membuktikan pada Seongwoo bahwa sebuah kesalahan jika meremehkannya. Tanpa bantuan saham dari kakeknya, dia sanggup dan mempu mendirikan perusahaannya sendiri. Dan tunggu saja sampai Baekhyun berhasil mengungkap apa yang sudah disembunyikan darinya karena ia yakin bahwa kedua pria itu tahu sesuatu tentang kematian Raechan. Bahkan polisi pun bungkam dan memilih menghentikan penyelidikan dengan alasan bahwa itu murni kecelakaan.

Itu pasti karena uang. Ia yakin bahwa kematian Raechan adalah pembunuhan yang direncanakan. Bukan tanpa alasan Baekhyun menaruh curiga pada kakeknya dan Seongwoo.

Dari awal, kakeknya tidak begitu menyukai hubungannya dengan Raechan dan bisa jadi itu karena Seongwoo. Ia tahu jelas bahwa Seongwoo menaruh perhatian pada Raechan meski pada akhirnya dia yang berhasil memenangkan hati wanita itu. Sampai kemudian, tanpa diduga kakek mengatakan padanya bahwa Raechan tengah hamil.

Itu bukan anaknya. Mereka tidak pernah melakukan hal sejauh itu. Ia butuh penjelasan, dan naasnya, sebelum Raechan menepati janjinya untuk memberikan penjelasan itu, dia ditemukan terbakar dalam sebuah kecelakaan.

"Kau yakin berangkat ke Jepang dengan kondisimu yang seperti itu?"

Baekhyun mendongak. Alisnya mengernyit untuk menyamarkan kegelisahan yang sempat menguasainya karena mengingat kondisi Raechan saat itu.

"Jangan menjadi cerewet seperti wanita itu."

Kali ini alis Chanyeol yang mengernyit. Tidak mengerti arah pembicaraan Baekhyun. Hingga kemudian, setelah beberapa detik berpikir, baru ia paham sampai membuat bibirnya melengkung nyaris meringis geli.

"Ow, apa kau baru saja mengingat istri barumu?" Kata Chanyeol tanpa lupa menekankan dua kata terakhirnya.

"Aku tidak mengerti sejak kapan kalian sudah sejauh ini?" Chanyeol mendecakkan lidah, melipat kakinya dan mengusap dagunya sok mendramatisir. "Apa sudah terjadi sesuatu?"

"Apa aku perlu melempar benda ini pada wajahmu untuk membuatmu diam?" desis Baekhyun memperingatkan.

Bukannya takut, Chanyeol justru tertawa puas. Pria Park itu sampai membungkuk dalam duduk dan mencengkram perutnya kuat. Sungguh, tingkah Baekhyun membuatnya kegelian.

"Park Chanyeol."

Mendengar panggilan itu membuat Chanyeol mengulurkan tangan. Meminta waktu untuk menetralkan kegelian dalam ulu hatinya. Setelah mereda, ia berdehem keras-keras meski sorot jenaka itu tidak bisa benar-benar lenyap dari manik lebarnya.

"Luar biasa, dia sukses merubahmu kurang dari satu bulan." Chanyeol membasahi bibirnya. "Coba hitung berapa kata yang kau keluarkan untuk mengancamku tadi? Itu sebuah perkembangan, bro."

Baekhyun hanya menatap Chanyeol dalam diam. Terlihat geram tapi anehnya tidak berusaha mengentikan ucapan pria berkuping lebar itu.

"Keluar!"

Darkness - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang