Vote ya sebelum baca.^^
Wanita itu hanya terdiam sembari menatapi jendela yang menampakan awan dan langit cerah. Rupa cantiknya terlihat polos tanpa polesan. Cahaya matahari yang menyongsong dari jendela membuat kulitnya semakin terlihat sepucat manekin. Tapi sayangnya, sorotnya terlihat sendu. Tidak terlihat adanya aura kehidupan dalam diri wanita itu.
"Eonni."
Hening.
Tidak ada sahutan meski wanita yang terduduk diam itu mendengar seseorang memanggilnya. Ia tidak bergerak meski tahu seseorang mendekatinya.
"Ji Ae eonni, aku membawakan makanan kesukaanmu." Ujar seorang wanita diakhiri senyuman. "Tapi kau harus mandi terlebih dulu. Aku harus segera kembali ke mansion, ayo."
Wanita yang dipanggil Ji Ae itu mendongak menatap lawannya. Kelopak matanya mengerjap sayu.
"JeㅡA."
"Je A sudah sembuh. Dia tidak menyentuh adikmu. Kau bisa tenang." Wanita itu terduduk diatas ranjangㅡtepat dihadapan Ji Ae. "Baekhyun menjaganya dengan baik. Pria itu posesif dan dingin seperti biasa, tapi aku yakin dia benar-benar serius untuk menjaga adikmu."
Kepala Ji Ae menunduk, gumpalan air yang sedari tadi ia tahan disudut mata meluncur bebas melalui pipi hingga membasahi punggung tangannya diatas paha. Rasanya ingin berteriak, tapi dia tidak bisa. Kecelakaan itu membuatnya menjadi wanita cacat. Disaat dia butuh kekuatan untuk melindungi adiknya, tapi dia malah tidak bisa berbuat apapun.
Meskipun pria brengsek itu berkata hanya menjadikan Je A objek balas dendamnya pada Baekhyun tanpa berniat benar-benar membunuhnya, tapi itu tetap saja membuatnya menderita karena ketakutan. Selalu ada kemungkinan bahwa pria itu bisa nekat menyakiti adiknya yang memang adalah kunci dari semua perilaku kriminalnya. Itu mimpi buruk yang selalu menghantuinya disetiap hari.
Menyesal adalah kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya sekarang karena telah sempat mencintai pria yang salah. Ji Ae menyesal karena telah menyetujui rencana kotor pria itu untuk membuat Baekhyun menderita karena dendam lamanya. Sampai sialnya, tanpa ia kira takdir menyedihkan telah menantinya diujung mata. Dimana adik yang selama ini ia cari harus menjadi tokoh yang seharusnya tidak ada dalam kisah rumitnya ini.
Tokoh yang ia tempatkan pada batas garis antara hidup dan mati.
Semua seharusnya tidak terjadi. Je A seharusnya tidak mendengar pertengkarannya dengan pria itu. Hanya ada satu kenyataan yang ia tahu dari wanita dihadapannyaㅡkenyataan yang bisa sedikit melegakannya adalah bahwa Je A masih bisa diselamatkan dari kecelakaan itu. Ia bisa melihat adiknya lagi jika bisa keluar dari rumah ini. Sayangnya, sepertinya itu mustahil untuk terjadi saat ini.
Ji Ae menyesal, seharusnya dia tidak meminta Baekhyun mencari Je A. Pria jahat itu terlalu licik dan mudah mencari celah demi melancarkan niat busuknya. Dan sekarang, adiknya yang harus menjadi alat untuk merealisasikan dendam pria sialan itu.
"Aku tahu perasaanmu."
Ji Ae menahan isakannya dan menatap menerawang pada luka bakar di lengannya. Ketidak mampuannya melindungi adiknya dan mengungkap kebenaran membuatnya menderita selama tiga tahun terakhir. Tidak ada yang bisa ia harapkan lagi.
"Kita sama-sama mencintai pria yang salah. Bedanyaㅡ" wanita berparas lembut itu menatap Ji Ae sayu, "Kau realistis karena ingin mengungkap kebrengsekannya, tapi aku tidakㅡaku tidak bisa. Aku takut."
Air mata Ji Ae mengalir semakin deras. Selama ini, harapannya ada pada wanita dihadapannya. Tapi mendengar pernyataan yang keluar dari bibir wanita itu membuatnya semakin putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfic[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...