Janganlupavomentdanramaikan^^
Merasa bahwa kebosanannya berada dilevel maksimal, Je A memilih untuk keluar kamar. Lagipula ia sudah bisa berjalan meski tidak senormal biasanya. Terlalu lama didalam kamar juga tidak membuatnya merasa lebih baik. Apalagi pergerakannya pasti terbatas, padahal ia terbiasa menjadi manusia aktif nyaris tak bisa diam.
"Nonaㅡ" panggil Yehwa terkejut melihat Je A didepan pintu kamar. Wanita itu mendekati Je A yang kebetulan memang akan ditemuinya. "Kenapa disini? Anda harus istirahat."
"Tidak, aku bosan didalam kamar."
Yehwa menelan ludah takut, "Anda tidak boleh banyak bergerak dulu. Nanti tuan Baekhyun bisa marah."
Je A mendecih saat mendengar nama pria yang sedang ia hindari itu. Alih-alih menuruti kata Yehwa, Je A justru mengulurkan kedua tangannya yang segera diraih oleh pelayan muda dihadapannya.
"Ayo ajak aku jalan-jalanㅡ" Je A kembali berdecak, matanya melotot pada Yehwa saat wanita itu bersiap menolak. "Aku yang akan menghadapi tua bangka itu jika dia memarahimu. Aku bosan Yehwa, tubuhku perlu bergerak lebih banyak agar cepat sembuh."
"Tulangku terasa kaku seperti nenek jompo karena dikurung didalam kamar terus menerus tahu!" Je A memutar bola matanya saat mengingat semua aturan diktator Baekhyun. "Kau mau kemana setelah ini? Aku ikut kau saja."
Yehwa masih menampakan wajah enggan untuk menuruti kemauan istri majikannya itu. Bisa habis ditangan Baekhyun jika sampai pria itu tahu bahwa dia tidak bisa membujuk Je A agar mau kembali ke kamar. Terkadang Je A cukup menyebalkan baginya karena susah sekali diajak kerja sama. Je A yang keras kepala, pelayanlah yang akan susah dibuatnya.
"Aku akan memasak, tuan Baekhyun akan pulang saat makan siang nanti."
Je A mengangguk, lalu merapatkan lengannya dileher Yehwa. Terlintas ide yang menggelikan didalam otaknya. Tapi itu tidak buruk untuk ia lakukan demi mengusir kebosanan.
"Baiklah, aku akan membantu."
"Ya?" Yehwa menghentikan langkah untuk menoleh pada Je A yang membalasnya dengan cebikan bibir. "Tidak perluㅡ"
"Apa kau melarangku memasak untuk suamiku?" Je A menampakan wajah garang yang dibuat-buat. "Menurut padaku jika kau mau aman."
Tidak ada alasan lagi bagi Yehwa untuk menolak. Ia yakin bahwa Je A tidak akan bertindak yang membahayakannya dari Baekhyun. Jadi ia hanya menurut dan menuntun Je A untuk kedapur bersamanya.
"Baekhyun suka makan apa memangnya?" Tanya Je A saat melihat bahan-bahan makanan yang dikeluarkan oleh Yehwa didalam kulkas.
Saat ini, tdak hanya Yehwa yang menampakan wajah gusar. Ada beberapa pelayan muda yang sering diutus Baekhyun merawat Je A juga disana.
"Nona, apa benar baik-baik saja untuk ikut memasak?" Tanya pelayan yang Je A kenal bernama Nara disana.
Je A mengertakan gigi, "Ayolah, bahkan kita seumuran. Kenapa kalian seformal ini sih?! Dan aku benar-benar tidak apa-apa disini."
Napas Je A berhembus kasar, lalu melunakkan air mukanya agar para pelayan dihadapannya berhenti untuk merasa ketakutan akan omelan Baekhyun. Sebenarnya tidak ada yang perlu ditakutkan karena dia akan berada dibarisan terdepan untuk membela mereka. Kalaupun Baekhyun mengomel, mereka hanya harus diam dan semua akan segera selesai. Dia sampai heran, segalak-galaknya Baekhyun, apa pria itu akan memakan manusia?!
"Jika kalian khawatir padaku, aku baik-baik saja. Jahitan lukaku tidak sakit asal aku berhati-hati. Tapi jika kalian takut tentang keselamatan kalian, aku yang akan bertanggung jawab." Je A memukulkan telapan tangannya diatas meja sampai menciptakan suara gebrakan yang praktis membuat para pelayan disana terkesiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness - Complete
Fanfiction[Complete] Mereka seperti dua sisi mata uang yang berbeda, dua kutub yang berlawanan dan tidak mungkin disatukan. Tapi takdir membuat keduanya terikat, tidak melibatkan dua hati tapi menjanjikan masa depan. Seperti skenario dengan cerita penuh kege...