High School Series #1
Part masih utuh, jangan lupa membaca sampai bab 3, baru beri vomentnya ya.
"Karena tanpa kamu sadari, mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan"
~~~
Bagi cewek sepopuler dan secantik Kolis, mungkin hal aneh jika dia hanya...
Kayla memang sangat sedih, karena dia takut Melan tidak bisa lagi menemuinya
"Tolong temani dia, karena aku tidak punya banyak waktu untuk menjadi hal terindah dalam hidupnya"
* * *
Kayla yang masih menunggu kabar dari Melan, hingga kini pun belum ada. Deva dan Acy masih bersamanya karena Kayla membatalkan kepulangannya hari ini. Tidak lama sebuah panggilan masuk ke ponsel Deva, sebuah telpon dari Kolis. Dia memang sudah menyimpan nomor Whatsapp Kolis. Dia langsung mengangkatnya.
Hallo Lis
Iya Kak Deva, Kak Melan kecelakaan, dia dirawat di rumah sakit siloam
Serius? Aku juga di rumah sakit siloam jenguk Kayla
Minta tolong kasih tahu Kayla
Oke Lis, saya kesana sekarang
Iya kak
Deva menutup telponnya, dia langsung bergegas mengabari Kayla tentang hal ini.
"Kay, Melan kecelakaan," ucap Deva.
"Ya Tuhan, dimana? sekarang Melan dimana? tanya Kayla, ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja terdengar.
"Di rumah sakit ini, ruang VVIP," jawab Deva.
"Anterin aku kesana Dev, Ma, aku temuin Melan dulu ya sebentar," pinta Kayla.
"Iya sayang, nanti mama sama Acy menyusul," jawab Yesi.
Kayla dan Deva menghampiri Melan, tapi mereka hanya bisa melihat Melan berbaring lemah, dia masih belum sadar sejak operasi itu. Reina, Rio dan Kolis masih berada di ruangan itu, suasana sedih masih menyelimuti ketiganya. Kayla dan Deva masuk ke ruangan setelah sebelumnya menghubungi Kolis untuk menanyakan ruangannya. Kayla menghampiri Reina yang duduk di dekat Melan yang terbaring. Sementara Deva duduk di sofa bersama Kolis dan Rio.
"Tante, bagaimana keadaan Melan?", tanya Kayla. Wajahnya sedih, matanya berkaca, serasa air matanya ingin tumpah, sejak masuk ruangan itu, pandangannya langsung menatap Melan yang terbaring lemah. Siapapun pasti akan menangis melihat orang dicintai hanya terbaring tidak berdaya dengan inpus di mulutnya.
"Dia masih belum sadar nak, kenapa kamu menangis?", tanya Reina.
"Mungkin Melan belum cerita tentang aku sama tante, aku Kayla, teman dekat Melan di sekolah. Apa yang tante rasain, sama seperti yang aku rasain. Aku sedih melihat Melan seperti ini, dia adalah segalanya buat aku tan," jawab Kayla.
"Maksud kamu Kay?"
"Aku sangat mencintai Melan tan, siapapun pasti akan menangis melihat kekasihnya sakit, termasuk aku tan,"
"Dia tidak apa-apa Kay, hanya saja dia tidak bisa melihat lagi, kecuali ada pendonor mata yang mau memberikan matanya untuk Melan, hanya saja tidak mudah mencari pendonor seperti itu, seandainya ada, tante akan membayar berapapun dia minta asalkan Melan bisa melihat lagi," jelas Reina. Perkataan Reina itu langsung membuat air mata Kayla mengalir dengan deras tanpa terbendung. Ia langsung memeluk Reina seperti ibunya sendiri, karena apapun yang dirasakan Reina saat ini sama seperti apa yang dia rasakan.
"Tuhan, tolong jagain dia, sembuhkan dia ya Tuhan, aku mohon" ucap Kayla dalam hatinya seraya menatap wajah Melan yang masih tidak sadarkan diri.
Hati Kayla sangat sedih, tidak bisa dipungkiri lagi, kejadian yang menimpah Melan telah membuat hatinya menangis, senyum yang selalu dia lihat di wajah Melan kini tak terlihat lagi. Dia hanya berharap, semoga Melan bisa menerima kenyataan yang harus dia jalani. Disisi lain, dia sedih karena kondisinya saat ini sudah semakin parah, mungkin dia tidak akan bisa sempat menunggu Melan kembali seperti dulu lagi.
* * *
Sekarang di ruangan hanya ada Kayla, Kolis dan Melan yang masih tidak sadarkan diri. Kedua orang tua Melan sedang ke ruangan dokter untuk membicarakan kelanjutan dari operasi yang akan dilakukan Melan. Sementara Deva kembali untuk mengantar Acy dan Yesi pulang. Kayla memang sengaja tidak ingin pulang dulu, dia tidak mungkin membiarkan Melan berjuang sendiri dengan sakitnya. Bagaiamanapun, Kayla akan selalu setia menemani Melan sampai kembali sadar.
Kayla dan Kolis masih duduk di sofa tidak jauh dari tempat keberadaan Melan. Kayla sebenarnya ingin berbicara sesuatu kepada Kolis, sekalipun selama ini mereka tidak pernah bertegur sapa, Kayla memberanikan diri memulai pembicaraan lebih dulu.
"Lis, aku boleh minta sesuatu sama kamu?" tanya Kayla, seraya memberi senyum hangat. Mata bulatnya tersorot lembut menampakan keakraban diantara keduanya.
"Iya boleh Kay, apa?"
"Aku cuma minta, tolong temani dia, karena aku tidak punya banyak waktu untuk menjadi hal terindah dalam hidupnya. Aku tahu kamu sangat menyukai Melan, aku percaya kamu bisa menjadi kebahagiaan Melan setelah aku pergi," ucap Kayla meneteskan air matanya. Dia sangat sedih, dia takut Melan tidak mampu lagi melihatnya.
"Kamu jangan ngomong kayak gitu Kay, Melan sangat mencintaimu. Kebahagiaannya dia hanya kamu Kay, cuma kamu yang ada dihatinya. Aku tidak mungkin bisa menjadi sepertimu," kata Kolis, seraya memegang kedua bahu Kayla. Dia memang sangat menyukai Melan, tapi bukan berarti ia harus mengambilnya dari Kayla.
"Aku mohon, penuhi permintaan aku, ini adalah permintaan pertama dan terakhir aku sama kamu Lis, aku tidak kuat lagi menahan penyakitku Lis, bantu aku untuk selalu melihat Melan bahagia, sekalipun aku gak ada lagi bersama kalian," pinta Kayla. Air matanya semakin deras tak terbendung, ia benar-benar tak kuasa melepaskan cintanya, karena keadaanya yang tak lagi mampu bertahan.
"Iya Kay, aku janji. Semoga kak melan bisa sadarkan diri lagi dan ada pendonor yang mau mendonorkan matanya untuk membuat kak Melan bisa melihat lagi, aku tidak kuat melihatnya menderita Kay, aku sayang banget sama dia, sama sepertimu Kay. Sekalipun kak Melan tidak pernah mencintai aku," ujar Kolis, ia memeluk Kayla dengan penuh kesedihan. Dia terharu dengan perkataan Kayla.
"Terima kasih ya Lis," ucap Kayla. Seraya menepuk-nepuk punggung Kolis.
"Iya Kay," jawab Kolis bersamaan dengan isakannya.
Keduanya memang merasakan hal yang sama, kesedihan yang mendalam melihat orang yang mereka cintai sedang koma. Kayla maupun Kolis memiliki cinta yang sama besarnya kepada Melan, mereka pun sangat takut jika harus kehilangan Melan. Sekalipun Melan tidak pernah membalas perasaan Kolis, tapi Kolis tidak pernah berhenti mencintai Melan hingga saat ini.
Permintaan yang Kayla ajukan kepadanya adalah sesuatu yang berat untuknya, karena dia tahu sampai kapanpun dia tidak mungkin bisa menjadi Kayla yang Melan cintai. Sekalipun demikian, dia selalu percaya, seiring waktu berjalan, Melan akan mampu menerimanya sebagai seseorang yang terindah dalam hidupnya.
* * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TBC...
Kayla percaya bahwa Kolis mampu menjadi kebahagian bagi Melan setelah ia pergi untuk selamanya.