High School Series #1
Part masih utuh, jangan lupa membaca sampai bab 3, baru beri vomentnya ya.
"Karena tanpa kamu sadari, mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan"
~~~
Bagi cewek sepopuler dan secantik Kolis, mungkin hal aneh jika dia hanya...
Kolis selalu yakin, bahwa akan ada keajaiban untuk Melan
"Ya Tuhan, tolong bantu dia untuk kembali melihat lagi, berilah jalan-Mu"
* * *
Kayla masih kepikiran dengan Melan, sudah dua jam dia belum juga sampai di rumah sakit. Padahal perjalanan dari sekolah ke rumah sakit hanya sekitar satu jam saja, ponsel Melan pun tidak bisa dihubungi. Kayla sangat mengkhawatirkan Melan yang belum juga memberi kabar, karena biasanya Melan akan selalu menghubungi Kayla jika sudah mau sampai ke rumah sakit, sekalipun hanya sekedar menanyakan makanan apa yang ingin Kayla makan atau sekedar menanyakan keadaannya.
Kayla masih duduk di kasurnya ditemani Yesi, pandangannya tetap tertuju pada layar ponselnya, berharap ada pesan ataupun telpon dari Melan. Namun tidak ada tanda-tanda ada panggilan ataupun pesan dari Melan. Kemudian Kayla menatap mamanya dengan pandangan sendu, kemudian Yesi mengelus kepala putrinya untuk memotivasinya dan menenangkan hatinya yang tengah gundah.
"Ma, Melan kemana ya? sampai sekarang juga belum sampai," ucap Kayla.
"Jangan terlalu khawatir, mungkin jalanan macet, atau dia lagi ada urusan lain lagi, nomornya belum aktif juga?" tanya Yesi.
"Belum Ma, aku hanya takut dia kenapa-kenapa, perasaan aku gak enak Ma," ujar Kayla menyandarkan kepalanya di bahu Yesi.
"Sabar ya sayang, kita berdoa aja semoga Melan tidak kenapa-napa," jawab Yesi seraya mengelus kepala Kayla.
Kayla berharap kekasihnya baik-baik saja. Sekalipun hatinya sedang tidak tenang saat ini, namun mencoba untuk membuat hatinya tenang. Tidak lama kemudian, Deva dan Acy sampai di ruangan Kayla. Acy langsung memeluk sahabatnya itu, dia bahagia karena Kayla sudah bisa keluar dari rumah sakit. Kayla malah terkejut kenapa Acy bisa bareng Deva, sementara Melan tidak bersama mereka.
"Kay, Melan kemana?" tanya Deva kemudian.
"Belum sampai Dev, dia kemarin janji pulang sekolah langsung kesini, tapi hingga sekarang belum juga tiba," jawab Kayla, dia juga heran kenapa Deva menanyakan Melan, sementara kata Melan dia bakal datang sama Deva dan Acy sepulang sekolah.
"Kok bisa, pulang sekolah tadi, dia langsung jalan duluan. Aku gak bareng soalnya aku tungguin Acy, kalo belum sampai, lalu dia dimana? uda telpon?" tanya Deva lagi, seraya mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Melan. Namun hasilnya tetap sama, nomornya tidak aktif.
"Aku udah coba beberapa kali, tapi tidak aktif Dev, aku sangat khawatir," ujarnya.
"Tenang ya Kay, semoga Melan segera sampai, kali aja ada kegiatan mendadak," jelas Acy, dia mencoba menenangkan hati sahabatnya.
"Iya Cy, makasih ya. Wajah kamu happy banget hari ini, kenapa?" tanya Kayla ketika melihat ekspresi Acy saat ditatap oleh Deva.
"Gak kenapa-napa kok Kay,"
"Jangan bilang kalian jadian," tebak Kayla. Acy hanya melebarkan senyumnya ketika mendengar ucapan itu. Kemudian dia mengangguk mengartikan bahwa tebakan Kayla benar. "Serius?" tanya Kayla masih penasaran.
"Iya Kay, hari ini aku sama Kak Deva resmi," jawab Acy.
"Selamat ya Cy, akhirnya kalian jadian juga. Dari dulu Acy sudah suka sama kamu Dev, tolong jagain sahabat aku ya," ujar Kayla tersenyum. Dia senang melihat sahabatnya bahagia, akhirnya cinta Acy mendapat balasan dari Deva.
"Pasti Kay, tenang aja. Dia aman sama aku, iya Kan sayang?" Deva mengarahkan pandangannya ke Acy. Acy hanya tersenyum simpul, pipinya merona.
"Cieee, udah sayang-sayangan ya sekarang, aku senang liat kalian seneng," ejek Kayla.
"Makasih Kay," ucap Acy seraya memeluk Kayla lagi.
"Iya Cy,"
* * *
Melan tidak sadarkan diri, dia telah berada di ruang ICU, kondisinya sangat kritis. Luka di kepalanya cukup serius, sehingga dokter harus melakukan operasi untuk menanganinya. Melan juga di rawat di rumah sakit yang sama dengan Kayla, namun Kayla belum mengetahui berita tersebut. Reina dan Rio sudah tiba di rumah sakit untuk melihat kondisi putra semata wayangnya, mereka masih khawatir menunggu hasil operasi yang sedang dijalani putranya. Mereka berharap tidak terjadi hal serius terhadap Melan.
Gilang, Mora, dan Kolis tiba bersamaan di rumah sakit. Kolis dan Gilang yang mendapat kabar dari Reina langsung datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Melan. Mereka bertiga langsung menghampiri orang tua Melan yang tengah duduk di ruang tunggu pasien, Kolis langsung memeluk Reina dengan cucuran air mata membasahi pipinya. Sementara Gilang dan Mora duduk di sebelah Kolis di bangku panjang itu.
"Bagaimana bisa itu terjadi sama kak Melan tan?" tanya Kolis bersamaan dengan isakannya.
"Tante juga gak tahu Lis, menurut orang yang melihat kejadian itu. Mobil Melan di tabrak oleh mobil lain dari samping, sehingga mobil Melan harus keluar jalan dan menabrak pohon, tante juga tidak tahu siapa yang melakukan hal itu," jawab Reina, ia pun tidak mampu menahan tangisannya. Sementara Rio hanya mampu menenangkan istrinya. Dia pun merasakan kesedihan yang sangat dalam, dia juga tidak ingin kehilangan anak yang satu-satunya dia miliki.
"Sabar ya tan, semoga kak Melan baik-baik aja, tante percayakan semuanya ke dokter ya," ujar Kolis, ia mengelus bahu Reina mencoba membuatnya yakin bahwa tidak akan terjadi apa-apa sama Melan.
"Makasih ya Lis, Oiya Gilang, Mora makasih ya sudah datang kesini, semoga kehadiran kalian bisa membuatnya lebih baik.
"Iya tan," jawab Gilang. Tidak lama setelah itu, dokter keluar dari ruang ICU kemudian menemui keluarga Melan. Raut wajahnya tenang, sepertinya Melan selamat dan dokter berhasil melakukan tugasnya dengan baik.
"Keluarga saudara Melandri Revi?" tanya dokter.
"Iya Dok, kami orang tuanya," jawab Rio. Mereka semua pun bangkit dari duduknya.
"Syukurlah, operasinya berjalan lancar, dia selamat, hanya saja dia masih mengalami koma hingga waktu yang tidak kami ketahui. Tapi ada hal yang terjadi dengan syaraf matanya, kami pun sudah melakukan semaksimal mungkin untuk mengembalikan penglihatannya, tapi sayangnya benturan keras pada kepalanya menyebabkan terjadinya Ablation Retina, sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatannya secara permanen," jelas dokter dengan nada sendu.
"Apakah ada cara lain untuk mengembalikan penglihatan anak saya dok? Tolong lakukan apapun itu dok!" pinta Reina.
"Satu-satunya jalan adalah dengan operasi lagi, yaitu mengantikan bola matanya dengan mata yang baru, dan itu harus dicari pendonor mata," jelasnya lagi kemudian berlalu meninggalkan mereka. Mendengar penjelasan itu, air mata Reina mengalir bak salju yang mencair, dia tidak kuasa melihat penderitaan putranya. Rio pun langsung memeluk Reina mencoba menenangkannya lagi.
Kolispun tidak mampu lagi menahan kesedihannya, apapun yang terjadi sama Melan adalah hal yang menyakitkan untuknya. Gilang dan yang lainnya pun ikut merasakan kesedihan keluarga Melan yang harus menerima kenyataan bahwa Melan tidak lagi bisa melihat.
"Ya Tuhan, tolong bantu dia kembali melihat lagi. Aku mohon, berilah jalan-MU," ucapnya pelan di tengah isakannya. Ia selalu berharap ada keajaiban nanti untuk Melan, karena dia percaya Tuhan mencintai orang sebaik Melan.
* * *
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TBC...
Entah kenapa, Kolis sangat takut kehilangan Melan. Kecelakaan itu membuatnya khawatir.
Thanks ya, sejauh ini sudah setia membaca, memberi kritik dan sarannya.