Hati yang Terluka

274 26 33
                                    

Cinta dan ketulusan adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan

"Mengikhlaskanmu bukan karena aku menyerah, tapi aku ingin hatiku damai bersama cinta yang aku punya"

* * *

Hujan yang dari tadi turun belum reda, rintikannya cukup deras. Kolis, Deva, Mendi dan Acy telah keluar dari ruangan tempat Kayla dirawat. Mereka bisa merasakan apa yang sedang dirasakan Kayla yang terbaring lemah. Kayla pun terkejut mengetahui kedatangan mereka yang tiba-tiba, sisi lain dia senang karena masih banyak teman-temannya yang peduli terhadapnya. Mereka semua telah beranjak dan bergegas untuk pulang, karena hari akan mulai gelap. Kecuali Melan, ia masih saja setia menemani Kayla dan sesekali membuat Kayla terhibur dengan kata-kata puitisnya. Melan menyadari, senyum yang dia lihat tak lagi seperti dulu, begitu bersemangat. Tapi setidaknya Melan sudah berusaha menjadi bahagia untuk hari-hari Kayla selama di rumah sakit.

"Kay, cepat sembuh ya. Aku kangen bawel kamu", ucap Melan seraya tangannya mencubit pipi Kayla.

"Doaen dong biar pacarnya cepat sembuh, yakin suka dibawelin? Nanti ngambek?", ejek Kayla.

"Gak lagi, mulai detik ini aku akan luangin banyak waktu buat kamu. Sekarang aku baru sadar, satu hal yang paling berarti dari sebuah hubungan, yaitu waktu. Waktu untuk selalu bareng, waktu untuk selalu berbagi, dan waktu untuk buat pasangan kita tersenyum", Ujar Melan menatap Kayla. Kayla perlahan melebarkan senyumnya, air matanya lagi-lagi mengalir dari sudut matanya. Dia terharu bercampur bahagia, dia sadar memiliki pacar seperti Melan adalah sebuah keajaiban. Dia berharap Melan akan selalu menjadi pacar pertama dan juga terakhir untuknya, karena hanya Melan yang bisa mencintainya dengan sempurna seperti ini. Sekalipun terkadang dia selalu membuat Melan kesal, tapi Melan tidak pernah sedikitpun berniat meninggalkannya.

"Makasih ya Lan, makasih selalu punya cara untuk buatku tersenyum selama ini, aku sayang kamu", ucap Kayla.

"Aku juga. Oke, aku punya sebuah quote buat kamu. Mau dengar?", tanya Melan.

"Mau banget, sejak kapan aku tidak pernah menyukai kata-katamu, malah aku pengen tiap hari di kasih kata-kata", Kayla semakin melebarkan senyumnya. Dia terlihat sangat bahagia, seolah rasa sakit yang dia rasakan tak lagi terasa saat berada di samping Melan.

"Tiap hari ada hal yang selalu ingin ku lakukan dalam hidupku, aku hanya ingin ketemu kamu dan nyubit pipi kamu", ucap Melan tersenyum.

"Rese ya, pantesan pipiku kempes, dicubit mulu sih", Kayla terkekeh.

"Iya maaf, namanya juga gemes", Melan ikut terkekeh. Kayla lagi-lagi hanya tersenyum menatap Melan. Sorot matanya terlihat bahagia, ia ingin hari ini tidak cepat berlalu, karena dia ingin selalu di samping Melan dalam keadaannya saat ini. Cinta dan ketulusan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, ketika cinta dan ketulusan ada dalam hati seseorang maka ia akan mencintai pasangannya dengan sempurna, tanpa peduli situasi dan kondisinya.

* * *

Acy sudah pulang duluan, setelah dijemput sopirnya. Mendi dan Kolis masih menunggu di depan lobi rumah sakit menunggu hujan reda, Kolis bisa saja pulang lebih dulu karena dia memakai mobil, tapi Mendi harus menunggu hujan reda karena kebetulan hari ia tidak membawa mobilnya sehingga ia ingin menemani Mendi sejenak. Sambil menatap rintikan hujan yang menerpa jalanan, Mendi menatap wajah Kolis yang masih sayu, dia tahu bahwa Kolis habis menangis.

"Men, apa sebaiknya aku menyerah saja dengan perasaan ini. Aku terlihat sangat egois memaksakan hati untuk terus mengharapkan kak Melan", ujar Kolis bersamaan dengan suara rintikan hujan yang sendu.

"Yakin hati kamu bakal bahagia setelah melepasnya? Memang sih, mencintai tidak senyaman yang pikirin, seandainya kamu bisa membuka hati untuk orang lain yang bisa mencintaimu. Mungkin kamu bakal ngerasain apa itu cinta", ujar Mendi. Ia ingin  melihat sahabatnya bahagia dan bisa merasakan cinta yang ia cari selama ini. Tapi tidak mudah untuk membuat Kolis yakin bahwa ada seseorang yang menyukainya dengan tulus selama ini.

"Gak sih, aku kadang ragu Men. Tiap kali aku ingin pergi dan beranjak melupakan perasaanku, tiap kali itu aku seolah tertahan untuk menunggu dia, apalagi kedua orang tua kami sangat mendukung hubungan aku sama kak Melan. Aku bingung Men, aku masih sangat mencintainya, dan aku juga masih saja terluka tiap kali melihat kak Melan sama Kayla", jelas Kolis. Air matanya mengalir seiring rintik hujan belum juga mereda.

"Kamu harus ngerti, hati yang sudah terkunci, tak kan mudah membuatnya terbuka Lis. Kecuali kamu beruntung, jika kalian memang harus ketemu lagi suatu saat nanti, semoga saja kak Melan telah membuka hatinya untukmu, tapi jangan terlalu berharap karena aku tidak ingin melihatmu terluka sangat dalam", ujar Mendi menatap Kolis.

"Terima kasih Men, selalu menjadi teman terbaik buat aku selama ini", Kolis menatap Mendi tersenyum tipis, terlihat memaksa karena hatinya memang tidak bisa berbohong, sekalipun hujan perlahan semakin mereda, tapi hujan di hatinya semakin deras saja.

"Sama-sama, yaudah balik yuk Lis. Hujan kayaknya sudah mulai reda", ajak Mendi.

Kolis dan Mendi pun meninggalkan lobi rumah sakit, Kolis bergegas menuju mobilnya, ia ingin segera pulang dan berharap bisa melupakan perasaan sedihnya hari ini. Dia memang seharusnya sudah tahu, apa yang akan terjadi jika melihat Melan dan Kayla. Setiap orang yang punya rasa, akan merasa cemburu melihat orang yang dia cintai bersama orang lain, terlebih itu adalah pacarnya.

Deva yang dari tadi berada tidak jauh dari mereka saat itu, ia berniat menghampiri Kolis tadi namun melihat mereka memperbincangkan hal yang serius. Deva menghentikan langkahnya dan hanya memperhatikan Kolis dari jarak yang tidak terlalu jauh, hampir semua pembicaraan itu dia dengar. Sekarang dia tahu bahwa Kolis dan Melan memiliki hubungan, yaitu perjodohan yang mereka sendiri tidak bisa hindari. Dia tidak tahu harus menyalahkan siapa, tidak mungkin ia marah kepada Melan sementara dia tahu setiap hari ia selalu bersama Kayla. Dia hanya harus sadar, bahwa orang yang dia sukai ternyata menyukai sahabatnya sendiri. Dia tidak bisa memungkiri bahwa hatinya memang terluka, entah dia akan memperjuangkan perasaannya kepada Kolis atau mencoba melupakan perasaannya yang tak pernah terbalas.

"Mengikhlaskanmu bukan karena aku menyerah, tapi aku ingin hatiku damai bersama cinta yang aku punya", ucap Deva seraya pandangannya kepada Kolis yang semakin menjauh dari keberadaannya.
Banyak hal yang tidak bisa dimaknai dari cinta, mencintai diam-diam atau bahkan menyerah sebelum perasaan itu diungkapkan. Semua adalah kisah remaja yang penuh dengan teka teki, terkadang ada hati yang harus dijaga dan ada hati yang harus direlakan hanya untuk kebahagiaan orang lain. Satu sisi, ada yang ingin memiliki namun tidak berani menyatakannya. Sisi lain, ada yang masih bertahan dengan cintanya sekalipun dia harus terluka berkali-kali. Cinta adalah hal unik yang dimiliki oleh setiap orang, cinta juga adalah alasan bagi seseorang untuk selalu merasa bahagia.

To Be Continue...

Readers, ini sudah sampai setengah dari cerita Melan dan Kolis (Artinya akan ada Melan dan Kolis 2) dalam versi Novelnya. Doaen ya semoga cerita ini bisa terbit segera.

Thank you readers, ditunggu kelanjutannya ya. Bagaiamana akhir dari Melan dan Kolis, siapa pengagum rahasia, tentang kisah Deva dan Acy, tentang gilang dan Mora. Ditunggu ya, untuk semua readers, thanks a lot.

MELAN & KOLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang