High School Series #1
Part masih utuh, jangan lupa membaca sampai bab 3, baru beri vomentnya ya.
"Karena tanpa kamu sadari, mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan"
~~~
Bagi cewek sepopuler dan secantik Kolis, mungkin hal aneh jika dia hanya...
Ada kalanya kita akan rindu, rindu segala hal yang tercipta dan tersimpan rapi bersama kenangan terindah yang ada
"Kamu memang telah pergi dari kehidupan, tapi bukan dari doa-doaku, karena setiap saat doaku akan selalu tersampaikan untukmu, Kayla"
* * *
Setelah perpisahan sekolah seminggu yang lalu, dia berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke Jepang, sebuah negara yang terbaik baginya untuk mengejar sanjana sains yang dia impikan. Dia telah berada di bandara Sukarno Hatta, menunggu waktu keberangkatannya dua jam lagi. Dia ditemani kedua orang tuanya, Gilang, Mora, Deva dan juga Kolis. Mereka sengaja datang untuk bertemu Melan sebelum ia pergi. Persahabatan Gilang, Mora dan Melan telah kembali membaik semenjak Melan sadar dari komanya saat itu.
Hubungan Gilang dan Mora pun semakin mesra, mereka begitu bahagia dengan kisah mereka. Tidak hanya itu, tujuan Gilang menemui Melan karena ia juga akan melanjutkan kuliahnya ke luar negeri, tapi bukan di Asia melainkan Eropa, tepatnya Swedia. Karena itu, ia ingin berpamitan juga dengan Melan, mereka berharap bisa kembali bertemu suatu saat nanti.
Sebentar lagi Melan akan memasuki pintu pemeriksaan penumpang, ia kemudian berpamitan dengan kedua orang tuanya. Ia memeluk keduanya dengan penuh cinta dan harapan, dia berharap bisa membanggakan keduanya kelak saat pendidikannya selesai.
"Kamu jaga diri baik-baik ya sayang, ingat selalu kabari mama kalo sudah sampai sana," ucap Reina seraya mengelus kepala putranya.
"Iya ma, insyaAllah sampai sana aku hubungi mama, mohon doa restunya ya agar aku bisa kembali dengan hasil yang memuaskan," kata Melan. Setelah itu Melan kembali bergantian memeluk papanya.
"Ingat satu hal, dimana pun kamu berada, tebarkan kebaikan dan bersikap sederhana, jadilah kebanggaan kami ya," ujar Rio memberinya motivasi. Melan terharu dengan ucapan papanya, dia sedih meninggalkan kedua orang tuanya, karena setelah dia pergi, rumahnya hanya tinggal mama dan papanya, beserta pembantu yang sering membantu mamanya masak.
"Iya pa, aku janji akan melakukan hal terbaik untuk mama dan papa, doaen aku ya pa. Aku sayang papa," ucap Melan seraya memeluk erat papanya. Dia tahu bahwa keduanya sangat kesepian tanpa dia di rumah, apalagi dia adalah satu-satunya anak yang mereka punya. Melan kemudian memeluk sahabatnya, Gilang, Mora, setelah itu Deva berpamitan secara bergantian.
Dan terakhir dia menghampiri Kolis, dia sengaja berada di tempat yang tidak jauh dari keberadaannya. Kolis ingin mereka berbicara berdua, Melan pun sampai dihadapan Kolis. Dia merasa canggung saat berada di hadapan Kolis, Melan menatapnya dengan hangat, ingin rasanya ia memeluk Kolis, tapi dia malu. Tatapan keduanya beradu, seolah ada sesuatu yang ingin tersampaikan dari keduanya.
"Emm, aku pergi dulu ya, doaen aku ya," ucap Melan dengan nada gugup.
"Aku selalu doaen kamu kak, cepat balik ya," nada Kolis terasa sendu, dia sedih dengan kepergian Melan. Bukan hanya itu, dia ingin Melan tahu jika dia sangat mencintai Melan. Hanya saja, bibir itu belum bisa berucap, tapi dia ingin hari ini Melan tahu bahwa dia akan selalu menunggunya.
"Libur nanti aku pasti pulang, aku pasti merindukanmu Lis, merindukan cewek bawel kayak kamu, jangan lupa telpon aku jika kamu mau curhat," pinta Melan. Kemudian dia dengan sigap langsung memeluk Kolis yang masih bingung di depannya, Kolis pun demikian, hanya diam dan tersenyum dalam pelukan Melan.
"Aku selalu merindukanmu kak, aku sayang kamu," ucap Kolis, ia tidak mampu lagi menahan hatinya yang ingin berkata demikian. Entah bagaimana tanggapan Melan, dia lega telah mengatakannya. Melan melepas pelukannya dan tersenyum kepada Kolis.
"Aku juga sayang kamu Lis, semoga kelak saat aku kembali, perasaanmu tidak berubah seperti hari ini. Sekarang aku ingin kamu selalu jadi sahabat terbaik aku, karena jujur hatiku masih rapuh Lis untuk menghadirkan sosok lain didalamnya. Bukan berarti aku tidak menyukaimu. tapi buat aku untuk bisa membuat hatiku kembali kuat dan menerima kehadiranmu. Kamu mau kan menungguku?" tanya Melan dengan tatapan yang menyenangkan.
"Iya kak, aku kan menunggumu sampai kapanpun itu, sampai hatimu terbuka untukku. Aku akan menyusulmu setelah aku lulus," jawab Kolis.
"Terima kasih ya, sudah mengerti keadaanku,"
"Iya kak, sama-sama,"
Melan pun beranjak dari tempat itu, ia menuju pintu pemeriksaan tiket. Karena tiga puluh menit lagi pesawatnya akan segera berangkat. Dia pasti akan sangat merindukan segala hal yang pernah terjadi bersama sahabat-sahabatnya di masa sekolah, dan suka duka yang pernah dia lewati bersama kekasihnya, Kayla. Sebuah kenangan yang tidak akan pernah hilang dala ingatannya.
* * *
Dia telah berada di dalam kabin pesawat, masih menunggu lima belas menit lagi pesawatnya akan berangkat. Dia kemudian teringat dengan surat yang diberikan Yesi saat itu kepadanya, karena dia tidak ingin membaca suratnya saat itu. Suasana hatinya yang membuatnya menunda hal itu. Dia memeriksa tas ranselnya, dia mengambil sebuah amplop bertuliskan "Teruntuk Kamu Yang Terindah".
Melan kemudian membukanya, dan membaca surat itu. Air matanya seolah ingin tumpah, tak sanggup kelopak matanya menahan genangan itu.
Teruntuk Melan;
Hari ini, tepat kamu membaca suratku. Jangan sedih, aku baik-baik saja disini. Kamu selalu bilang, jika aku akan baik-baik saja, kamu benar Melan. Aku merasa lebih baik, aku pergi untuk selamanya dari kehidupan. Terima kasih telah menjadi hal terindah selama hidupku, terima kasih telah setia mencintaiku dengan sepenuh hati.
Maaf, aku belum sempat pamit. Saat itu kamu masih tidak sadarkan diri. Sekarang aku senang, akhirnya aku bisa melakukan hal terbaik untukmu sebagai pacar. Sekalipun aku telah pergi, tapi separuh aku masih bersamamu, masih hidup bersama bahagiamu nanti.
Oiya, aku sudah meminta Kolis untuk menggantikan aku di hatimu, tolong bahagiain dia seperti kamu bahagiain aku setiap saat. Berjanjilah, kamu akan menjadi laki-laki terbaik untuknya.
Kayla Anastasya
Ia kemudian melipat kembali surat itu, ia tidak kuasa menahan kerinduan yang bercampur tangis itu.
"Kamu memang telah pergi dari kehidupan, tapi bukan dari doa-doaku, karena setiap saat doaku akan selalu tersampaikan untukmu, Kayla", ucapnya seraya memandang keluar lewat jendela.
Perlahan pesawatnya mulai berjalan dan bersiap untuk terbang, ia pun menyampaikan doanya untuk Kayla yang telah pergi menghadap Tuhan. Ada kalanya kita akan rindu, rindu segala hal yang tercipta dan tersimpan rapi bersama kenangan terindah yang ada. Sekalipun sosok itu tak lagi ada di pandangan, tapi di hati akan selalu menetap dengan baik hingga waktu berjalan dengan semestinya.
[TBC]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Thank ya readers, yang telah setia membaca cerita Melan dan Kolis.
Melan dan Kolis sedang proses revisi, dan akan segera diterbitkan dalam bentuk novelnya.
See you in Japan. Salam rindu dari Melan dan teman-teman