Dalam memperjuangkan hati, kita memang perlu bersikap ikhlas
"Mencintai seseorang siapa saja bisa. Tapi hanya yang tulus yang akan berjuang untuk mencintaimu"
***
Kolis masih saja setia dengan rasa kagumnya, mengagumi seseorang tanpa diketahui orangnya. Tidak semua orang bisa melakukannya, karena terkadang dalam memperjuangkan hati. Kita memang perlu bersikap ikhlas, Kolis sangat memahami hal itu. Karena itu, ia sama sekali tidak pernah mempermasalahkan perasaannya dibalas oleh Melan ataupun tidak. Baginya, mencintai tak perlu mendapatkan balasan bukan? Sekalipun tidak selamanya hati bisa bertahan. Sejauh ini Kolis masih menikmati perasaan kagumnya pada Melan, tidak tahu beberapa tahun lagi. Apakah perasaan itu akan tetap ada, atau malah menghilang dengan sendirinya ketika Melan tak lagi bersekolah di sini.
Kolis duduk bersama Mendi di kantin sekolah, ia menepati janjinya untuk makan bakmi dan harus membayar bakmi Mendi juga. Setelah dua mangkok bakmi dan milkshake stroberri beserta es jeruk tersaji di hadapan mereka, kedua langsung menyantapnya tanpa komando. Mungkin saja perutnya sudah berbunyi sejak tadi, sampai keduanya sama-sama menunduk menikmati bakminya.
"Men, menurutmu aku harus gimana ya nanti malam. Kak Melan dan orang tuanya mau datang ke rumah", seru Kolis setelah melahap bakminya.
"uhuk,uhuk", Mendi tiba-tiba batuk mendengar ucapan Kolis. Hampir saja mie yang ditelannya membuatnya keselek. " Kak Melan kerumah kamu? Ngelamar kah?", rentetan pertanyaan Mendi seolah memukulnya bertubi-tubi.
"Apaan sih lamar-lamar, masih kecil kali. Jadi gini, orang tuanya kak Melan udah sepakat sama orang tuaku untuk berkunjung kerumahku untuk acara makan malam lagi, gantian gitu. Biasalah acara ibu-ibu, entah apa yang dibahas, itu gak penting buat aku", ujar Kolis.
"Terus intinya gimana, kamu bakalan ketemu kak Melan kan. Bersikap kayak biasa aja, jangan lebai. Jadi diri sendiri, biasanya cowok ganteng suka banget sama cewek yang biasa-biasa saja", jelas Mendi.
"Lalu? Aku jadi kalem gitu? Atau banyak bercanda kayak biasanya?", tanya Kolis.
"Mending banyak bercanda, jangan serius-seriuslah. Santai aja. By the way, kalo kalian mang benar dijodohin gimana?", tanyanya penasaran.
"Emang kenapa kalo iya? Mamaku sih pernah nanya-nanya soal itu. Katanya mau gak sama anak sahabat mama, orang gini gitu bla bla bla. Aku cuma senyum doang. Eh, pas tau orangnya ternyata kak Melan. Hatiku langsung senang banget, tapi masalahnya gak mungkin dong aku rela nyakitin perasaan Kayla. Cuma karena keinginan orang tua kami, aku gak mau rebutin pacar orang", jelas Kolis sedikit bercerita. Memang kenyataannya kedua orang tua Melan dan Kolis sudah berencana untuk menyatukan mereka, tapi bagaimanapun keputusan tetap ditangan mereka. Terlepas mereka mau atau tidak, orang tua telah berusaha, mereka tidak akan memaksakan anak-anaknya.
"Wah, kalo sudah orang tua setuju. Gampang banget. Tapi kamu benar Lis, cewek yang baik tidak akan pernah merebut pacar orang. Sekalipun kamu sayang banget, jangan lakuin itu Lis. Harga diri Lis, kayak gak bisa dapat orang lain aja", ejek Mendi.
"Iya aku mengerti kok, lagi pula gak jaman jodoh-jodohan masa sekarang. Aku memang suka banget sama kak Melan, tapi bukan berarti aku nerima kak Melan jika karena terpaksa. Percuma kalo dia sendiri tidak menyukaiku, iya kan Men?", seru Kolis.
"Tepat sekali, biarkan kak Melan berjuang memperjuangkanmu. Karena mencintai seseorang siapa saja bisa, tapi hanya yang tulus yang akan berjuang mencintaimu. Jadi, saran aku bersikaplah biasa aja dihadapan kak Melan", pinta Mendi. Dia hanya tidak ingin sahabatnya terlihat menjadi cewek yang mengejar-ngejar cowok, apalagi Kolis cantik dan populer. Banyak sekali yang mau sama dia, hanya saja dia tidak mudah menerima orang untuk tinggal di hatinya, sekalinya ada, malah ia harus merasakan perihnya mengagumi cowok yang mencintai orang lain. Namun, setiap hati punya alasan sendiri untuk bertahan ataupun menyerah. Tinggal memilih, antara keduanya.
"Iya Men, thanks ya sarannya", ucap Kolis.
"Sama-sama, aku kan sahabatmu", Mendi terkekeh.
Kolis pun tersenyum, sambil menikmati milkshake stroberinya yang tinggal separuh.***
Melan menemani Kayla di kelasnya, akhir-akhir ini Kayla sangat jarang mengunjungi kantin sekolah. Selain ia menghindari keramaian dan desak-desakan, ia tidak ada keperluan penting juga harus kesana. Karena hal itu, Melan selalu datang menemuinya di kelas.
"Kay, sudah hampir satu tahun ya hubungan kita. Semoga kita akan tetap sama-sama", ujar Melan menatap Kayla. Ia duduk di kursi berhadapan dengan Kayla yang sedang memakan bolu kukusnya.
"Oh iya, gak terasa ya. Uda mau anniversary aja, menurutmu, aku gimana Lan?", tanya Kayla.
"Eemm. Kamu tu selalu senang dengar aku bercerita, dan selalu ngasih saran-saran juga sama aku selama ini. Aku suka, kalo aku gimana?", tanya melan balik.
"Kamu baik, sabar, dan selalu nurutin kemauan aku. Kadang sibuk sampai lupa sama pacar sendiri", ejek Kayla.
"Gak pernah lupa, hanya saja pura-pura gak ingat", Melan tertawa.
"Oh gitu, sering aja gak ingat. Nanti amnesia beneran", ucap Kayla tersenyum.
"Aku minta maaf ya Kay, selama hampir dua tahun ini. Aku jarang ada waktu buat ngajak kamu jalan-jalan. Gimana kalo malam minggu kita jalan-jalan?", ajak Melan. Tepatnya di hari anniversary mereka yang pertama, Melan ingin memberikan kejutan untuk Kayla.
"Serius?", tanya Kayla mengulum senyum. Melan mengangguk. " Makasih ya, aku senang banget", lanjut Kayla.
"Sama-sama. Liat kamu senang aku malah lebih senang", Melan mencubit pipi Kayla. "Kamu tu lucu tau gak, jangan lupa senyum. Biar aku senang", lanjut Melan saat tangan tidak lepas dari pipi Kayla. Kayla tahu, Melan sangat menyayanginya. Tapi hatinya seolah sedih, karena dia takut Melan akan meninggalkannya jika ia tahu kondisi sebenarnya yang dialami akhir-akhir ini.Tidak lama, bel masuk berbunyi. Melan bangkit dan meninggalkan kelas Kayla. Dengan senyum hangat yang terlempar, dia beranjak menuju kelasnya. Bagi Melan, apapun yang bisa membuat Kayla senang, dia akan melakukannya. Sementara Kayla, masih bergelut dengan ketakutannya. Dia hanya berharap Melan akan selalu bersamanya dalam keadaan apapun, sekalipun dia tidak lagi seperti Kayla yang Melan kenal.
"Aku hanya minta satu hal kepada Tuhan, semoga kamu selalu menjadi alasan aku bertahan untuk hidup, hidup lebih bahagia setiap saat", seru batinnya seraya ia membalas senyum Melan yang semakin jauh.Hidup memang selalu penuh teka-teki, namun setiap orang berhak untuk membuat hidupnya bahagia, salah satunya adalah orang yang dicintai. Karena dari orang-orang yang dicintailah, seseorang akan menemukan kekuatan untuk bertahan dan memotivasi dirinya untuk bangkit dari keterpurukan.
TBC...
Hai readers. Thank you sudah menunggu part ini. Mohon maaf, telat dua hari dari yang dijanjikan .. Tapi, cerita Melan dan Kolis akan selalu update kok. Jangan bosan menunggu ya.
Semoga quote-quotenya bisa memberi inspirasi. Thank you.see you. Salam cinta dari Melan dan Kolis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELAN & KOLIS
Ficção AdolescenteHigh School Series #1 Part masih utuh, jangan lupa membaca sampai bab 3, baru beri vomentnya ya. "Karena tanpa kamu sadari, mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan" ~~~ Bagi cewek sepopuler dan secantik Kolis, mungkin hal aneh jika dia hanya...