Rindu memang tidak pernah meminta ijin untuk hadir kapanpun dia mau, juga tidak pernah pamit untuk menghilang seketika
"Jarak memang mengajarku banyak hal, salah satu dari itu adalah cara menyicilkan rinduku kepadamu yang semakin besar"
* * *
Kesepian pasti dirasakan oleh Kolis, karena di sekolahnya tidak ada lagi sosok yang selama ini dia sayangi, sekalipun mereka sangat jarang mereka selalu berkomunikasi, tapi Melan selalu ada. Sesibuk apapun Melan dengan kuliahnya, ia akan selalu menyempatkan waktu untuk memberi kabar dan menyapa Kolis yang ada di Indonesia.
Hubungan jarak jauh memang berat, tak banyak orang bisa menjalani hubungan seperti itu. Namun Kolis selalu meyakinkan hatinya, bahwa apa yang dia rasakan bukanlah hanya sekedar rasa sayang, tapi keinginan untuk bisa selalu bersama Melan sampai nanti.
Melan memang tidak pernah memberikan kepastian yang jelas dari hubungan mereka, hingga kini Kolis pun tidak memahami dengan hubungan yang mereka jalani, dia hanya tahu bahwa Melan adalah orang yang telah dijodohkan dengannya. Oleh karena itu, dia harus menjaga nama baik dan kepercayaan orang tuanya.
Kolis masih saja melamun di bangkunya sedari bel istirahat berbunyi. Tidak seperti biasanya dia sangat malas ke kantin ataupun keluar kelas, dia hanya menghabiskan waktu-waktunya di kelas, belajar, melihat ponselnya untuk memastikan dan menunggu chat dari Melan. Hanya itu yang dia lakukan setiap hari, bahkan Mendi sampai bingung harus berbuat apa.
"Lis, mau sampai kapan kamu seperti ini? Come on Lis, aku mau kamu semangat seperti dulu," ucap Mendi menghamburkan lamunan Kolis.
"Entahlah Men, aku seperti kehilangan arah tanpa tujuan. Aku juga bingung kenapa aku sesayang ini sama kak Melan," jawab Kolis. Ia masih meletakkan kepalanya pada lipatan tangannya di atas meja.
"Kak Melan pasti sangat merindukanmu, jangan terlalu khawatir. Dia cowok setia kok," ujar Mendi berusaha membuat sahabatanya tenang.
"Aku berharap demikian, rindu itu seperti bakteri Men. Setiap saat membela dirinya dan semakin banyak," ujar Kolis. Dia mengangkat kepalanya dan menyandarkannya di kursi.
"Kamu pasti bisa, lagi pula kamu bisa isi kesepian itu dengan balapan mobil lagi, katanya tahun ini akan ada kejuaraan balap mobil nasional. Jika kamu mau ikut, aku bisa cariin sponsor untuk tim kita, aku yakin kamu bakal jadi juaranya," Mendi mencoba meyakinkan Kolis. Ucapan Mendi cukup membuatnya terkejut, seketika ia mengarahkan pandangannya ke Mendi. Mendi pun tahu apa yang Kolis pikirkan, senyum tipis tersimpul di bibir Kolis.
"Ngapain senyum?" tanya Mendi kemudian. Tapi Kolis cuma bisa tersenyum, tidak menjawab apa-apa, Mendi semakin heran.
"Aku ikut katamu,"
"Artinya?" tanya Mendi.
"Nanti malam kita ke tempat balapan, udah lama tidak kesana", ucap Kolis.
"Yeahh, itu baru Kolis namanya, aku yakin, kehadiranmu sudah ditunggu-tunggu sama yang lainnya," ujar Mendi.
"Oke, sampai ketemu di balapan nanti malam," ucap Kolis. Keduanya mengaduh kepalan tangannya yang menandakan "OKE".
Setelah percakapan itu, Mendi pun keluar kelas meninggalkan Kolis sendirian. Tiba-tiba sebuah pesan Whatsapp masuk ke ponselnya, siapa lagi kalau bukan peean dari Melan. Bibirnya seketika tersenyum lebar, ia membuka pesan itu dan membacanya dengan hati yang berbunga-bunga.
~~~
Selamat pagi kamu yang di kejauhan, aku merindukanmu
~~~Dengan cepat jemari Kolis membalas pesan itu, hatinya seolah berdegup dengan cepat. Bahagia yang tak bisa dia jelaskan kepada siapapun.
~~~
Selamat malam kamu yang berjarak, aku lelah dengan rindu ini, hingga membuatku rapuh dan hilang akal, karena rindu yang semakin besar
~~~Pesan terkirim.
Tidak lama kemudian, pesan dari Melan masuk.
~~~
Jangan menyerah, sekalipun berat, tapi rindu itu menyenangkan. Seperti kopi yang selalu kunikmati setiap pagi kala rindu itu datang menyapaku yang kesepian tanpamu
~~~Perasaan Kolis pun semakin dibuat melayang oleh kalimat-kalimat Melan dalam chatnya. Mungkin itulah salah satu alasan kenapa Kolis jatuh cinta kepada Melan, bahkan setiap saat dia merasa jatuh cinta. Dia pun sama sekali tidak memperdulikan orang-orang di sekitanya yang sedari tadi merasa heran dengan tingkah Kolis yang senyum-senyum sendiri dengan ponselnya.
~~~
Aku ingin kisah ini bercerita, sekalipun jarak memang memastikan diri menjadi pemenang dalam hubungan ini. Tapi ingin mempercayai satu hal, bahwa kamu rinduku yang menyenangkan
~~~Pesan terkirim.
Setelah pesan itu terkirim, ia mengangkat wajahnya. Ia terkejut melihat teman-teman sekelasnya memandanginya dengan wajah yang membingungkan, entah apa yang telah dia lakukan, ia pun tidak mengerti. Tapi sekarang, dia tahu alasan hatinya selalu bahagia. Kehadiran Melan dalam hidupnya adalah satu-satunya harapan yang selama ini dia inginkan, ia pun ingin memenuhi permintaan Kayla saat itu untuk menjadi penggantinya untuk kebahagiaan Melan setelah ia pergi.
Tidak lama bel masuk berbunyi, beberapa siswa berhamburan masuk satu per satu ke kelas. Suasana gaduh pun tercipta, tapi hati Kolos tetap saja tenang, seolah hanya ada dia dan Melan di bumi ini.
"Jarak memang mengajarku banyak hal, salah satu dari itu adalah cara menyicilkan rinduku kepadamu yang semakin besar," batinnya.
Rindu memang tidak pernah meminta ijin untuk hadir kapanpun dia mau, juga tidak akan pernah meminta pamit untuk menghilang seketika. Dan bagi Kolis, rindu adalah sebuah rasa yang berjarak.
* * *
TBC...
Hallo reader, ada yang kangen sama Kolis, Melan, Mendi. Pastinya uda kangen banget ya. Setelah Melan dan Kolis 1, kini kalian bisa nikmatin kelanjutan cerita cinta yang ngegantung di Melan dan Kolis 1 dulu.
Sekarang, apakah mereka bisa menjaga hubungan yang yang terpisah oleh jarak?
Tunggu kelanjutannya ya, update setiap kamis dan Sabtu ya guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELAN & KOLIS
Fiksi RemajaHigh School Series #1 Part masih utuh, jangan lupa membaca sampai bab 3, baru beri vomentnya ya. "Karena tanpa kamu sadari, mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan" ~~~ Bagi cewek sepopuler dan secantik Kolis, mungkin hal aneh jika dia hanya...