Ingin Kamu Baik-Baik Saja

118 10 0
                                    

Terlalu mengkhawatirkan seseorang bukan berarti protektif, tetapi ia hanya ingin melihatmu bahagia, dan mendengarmu baik-baik saja. Hanya itu

~ ~ ~ ~

Tepat jarum jam di tangan kirinya menunjuk angka 8, artinya di Jepang kini pukul 20.00, sementara di Indonesia sudah pukul 22.00. Hati Melan yang mulai tergugah dengan nasihat Mora di cafe tadi, ia berinisiatif menelpon Kolis. Sudah beberapa hari mereka tidak berkomunikasi. Sekalipun rindu belum begitu besar, tapi sedikit tidak hati Melan merasakan rindu itu setelah beberapa hari tidak berkomunikasi dengan Kolis.

Setelah menemukan kontak Whatsapp bernama "My Future" ia langsung menekan tombol memanggil. Cukup lama telponnya memanggil, tapi belum menemukan jawaban dari Kolis. Melan mencoba lagi, belum juga mendapatkan jawaban. Ia tidak menyerah, ia hanya khawatir dengan keadaan Kolis. Ia menelpon ulang, beberapa detik, telponnya terhubung.

Hallo Lis

Ini Mendi kak Melan

Kolis Mana?

Emmm... Koliiiss!

Mendi, aku tanya Kolis Mana?

Iya kak bentar kak, aku berikan telponnya ke Kolis

Mendi yang sudah sangat khawatir dan gugup, mau tidak mau ia harus memberikan telpon itu ke Kolis. Ia tidak mau bermasalah dengan Melan, ia tahu bahwa Melan sudah mengingatkannya untuk tidak lagi membiarkan Kolis balapan lagi. Setelah Mendi memberikan telponnya ke Kolis yang tengah bersiap-siap untuk memulai balapan sepuluh menit lagi. Ia sudah berada di mobil sportnya, suara racing mobil-mobil itu cukup membuat suasana malam menjadi sangat heboh dan suara musik keras mewarnai acara balapan malam ini.

Hallo Lis, kamu lagi di arena balapan kan?

Iya kak, sorry

Oke, jika itu keinginanmu, aku gak bisa apa-apa

Tapi kak!

Terakhir sebelum aku kesini, aku ingetin jangan pernah balapan lagi

Maaf kak

Sekarang, kamu balapan diam-diam, aku gak suka hal itu

Tapi kak, ini adalah....

Aku gak perlu dengerin alasan kamu Lis, kamu gak pernah dengerin aku

Kak Melan marah?

Tanpa aku jawab, kamu udah tau Lis

Maaf...

Gak ada gunanya, terserah kamu, pulang atau balapan

Tapi kak, udah mau mulai

Aku gak peduli Lis, kamu pulang atau aku gakkan pernah lihat kamu lagi

Kak, plisss...

Tittttt...Tiiittttt...Tittttt

Telponnya langsung terputus, Melan sengaja mematikan telponnya tanpa berpamitan. Ia begitu kecewa dengan sikap Kolis yang tidak mau mendengar nasihatnya kala itu. Hal yang membuat Melan sangat marah, Kolis mengingkari janjinya untuk berhenti balapan.

Kolis kini mulai bimbang, melanjutkan balapan atau pulang. Semua keputusan ada pada Kolis. Ia khawatir Melan akan benar-benar membuktikan ucapannya untuk tidak pernah lagi melihatnya. Hatinya tertekan dan bingung, sementara balapan sudah akan di mulai, semua mobil sudah bersiap-siap untuk memulai balapan.

MELAN & KOLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang