Aku tidak sanggup kehilangan cinta untuk kedua kalinya, sekalipun aku tidak pernah memberi jawaban, tapi aku takut jika kamu menghilang
~ ~ ~ ~
Kekhawatiran Melan memang cukup beralasan, tapi ia tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk membuat Kolis meninggalkan hobinya, sekalipun hobi itu cukup membahayakan nyawanya sendiri. Dia hanya berpikir, kenapa wanita secantik Kolis harus memilih hobi se-ekstrim itu, padahal ia bisa menekuni hobi musik atau melukis. Hingga detik ini, ia masih mengkhawatirkan keadaan Kolis.
Ia mulai bergegas mempersiapkan diri untuk memberi kejutan ke Mora di hari ulang tahunnya. Tepat jam di tangannya menunjukan pukul 22.30 waktu di Jepang. Ia berencana menemui Mora di sebuah cafe favorit mereka di kota Hokaido. Tiba-tiba pikiran Melan teringat dengan malam ulang tahun Mora tiga tahun yang lalu, saat ia, Mora dan Gilang merayakannya bersama-sama.
"Ra, kamu pasti ingat malam ini. Entah kenapa, seolah malam tiga tahun yang lalu akan terulang lagi sekarang, tapi aku ingin melihatmu bahagia," ucapnya di tengah pikirannya yang menyelami masa lalu.
Tidak lama kemudian, ia bangkit dan melihat ponselnya berbunyi. Bertanda ada pesan Whatsapp dari Mora.
Lan, aku sudah di tempat biasa
Melan dengan segera membalasnya.
Oke Ra, sebentar lagi sampai
Tidak menunggu lama, balasannya masuk lagi.
Oke Lan
Setelah tiga puluh menit berlalu, Melan sampai di sebuah Cafe. Ia melihat sudut sebuah cafe yang tidak jauh dari sebuah jendela terlihat sosok wanita cantik dengan sorotan mata yang anggun. Dari kejauhan, ia bisa melihat mata itu penuh harap, ia menunggu keajaiban dan menemukan Gilang berada di hadapannya, tapi itu belum terjadi. Melan yang menghampirinya, telah membuat lamunannya berantakan.
"Hei, Ra, Moraaaa!" teriak Melan pelan.
"Eh Melan," jawabnya memberi senyum.
"Iya Ra, emang kamu pikir cowok ganteng di hadapanmu ini hantu?"
"Aku cuma gak lihat kedatanganmu Lan," jawab Mora.
"Mikirin apa?"
"Hal yang sama, sosok yang sama, dan rindu yang sama," jawab Mora sedikit puitis.
"Widihhhh..... sejak kapan kamu selebai ini Ra, lucu tau gak!" ejek Melan.
"Ihhh, apaan sih Lan, lagi baper juga, malah di ledekin," ujarnya.
"Pasti nunggu Gilang?"
"Iya Lan, siapa lagi yang di tunggu selain Gilang. Semoga ada keajaiban," harapnya.
"Semoga," jawab Melan memberi senyum tipis. Ia kemudian melanjutkan perkataannya seraya memandang Mora dengan penuh kebahagiaan. "Sekalipun Gilang gak datang, kamu masih punya aku, meskipun tanpa Gilang terasa sangat aneh," tambahnya.
"Benar Lan, buat aku ini moment paling berarti untuk persahabatan kita," ucapnya haru.
"Iya Ra, tiga tahun yang lalu kita merayakan ini bersama-sama, aku selalu berharap kita bisa mengulang kenangan-kenangan persahabatan kita seperti dulu," ujar Melan.
"Aku juga. Aku merindukan moment ini tau gak! Kangen kamu yang selalu maksain aku buat motongin kue pertama buat kamu. Kangen sama Gilang yang selalu ngerjain aku, bikin aku terharu, dan kangen kalian berdua manjain aku. Lan! Gilang bakal datang gak, apa dia lupa?" tanyanya dengan nada sendu.
"Semoga dia tidak lupa ulang tahun pacar bawelnya," ucap Melan tersenyum.
"Melan! Becanda mulu! Aku galau Lan," ucap Mora kesel memanyunkan bibirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MELAN & KOLIS
Genç KurguHigh School Series #1 Part masih utuh, jangan lupa membaca sampai bab 3, baru beri vomentnya ya. "Karena tanpa kamu sadari, mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan" ~~~ Bagi cewek sepopuler dan secantik Kolis, mungkin hal aneh jika dia hanya...