[Terkadang hati harus menunggu dua hal, bertahan menunggu waktu atau melepas untuk kehilangan]
"Semakin aku ngagumin kamu kak, semakin membuatku patah hati"
***
Kolis yang baru saja kembali ke kelasnya, ia membawa beberapa makanan dalam bungkusan hitam. Tidak lupa segelas milkshake strawberry kesukaannya, cewek yang unik. Tidak hanya makanan dan minuman yang berbau strawberry yang dia sukai, melainkan baju, tas, topi selalu ada icon buah strawberry.
Baru saja dia akan duduk di bangkunya, terlihat sebuah benda berwarna putih, tepatnya sebuah amplop kecil. Tidak aneh bagi orang se-populer Kolis mendapat surat kaleng alias surat tanpa nama seperti itu, sudah menjadi hal yang biasa. Dari adik kelas sampai kakak kelasnya begitu mengaguminya yang supel, humoris, dan murah senyum. Tapi dia hanya menyukai satu orang di sekolah ini, cowok baik yang pernah membantunya dari hukuman senior ketika masa orientasi siswa. Cowok itu kebetulan menjadi salah satu pembinanya, dia sangat berjasa bagi Kolis yang telah menyelamatkannya dari rasa malu saat itu.
Kolis mencoba membuka surat itu, kemudian membaca dengan ekspresi datar.
Biarin aku liat kamu dari jauh, senyummu selalu kukagumi
Sebuah kalimat yang singkat, kemudian Kolis memasukan surat itu ke saku bajunya. Bukan karena ia menyukainya, hanya menghargai saja. Dia takut saat membuangnya, pengagum rahasia itu malah melihatnya kemudian akan tersinggung. Kolis memang pelupa dan berantakan, tapi dia masih punya perasaan untuk menghargai pemberian orang lain.
"Lis, ada salam dari musuh kamu", ujar Mendi saat ia baru tiba di kelas.
"Siapa? Aku gak ngerasa ada musuh", jawab Kolis datar sambil menyedot milkshake strawberry-nya.
"Siapa lagi kalo bukan Gilang, musuh kamu di balapan. Katanya nanti malam dia nantangin lagi", ucap Mendi memainkan bolpoin di tangannya.
"Oke, siapa takut? Belum kapok juga tuh bocah", cibirnya.
"Deal ya, aku tunggu nanti malam", seru Mendi.
Permusuhan dingin dengan Gilang memang semakin memuncak, apalagi ambisi Gilang untuk memenangkan balapan semakin besar. Ia belum jerah ingin mengalahkan Kolis, ia ingin memberi kabar buruk untuk repotasi Kolis di sekolah.
Permusuhan itu berawal dari kebencian Mora kepada Kolis, Mora pacar Gilang. Mora ingin Gilang bisa mengalahkan Kolis bahkan membuat Kolis bermasalah dalam balapannya, namun hal itu belum terlaksana.
"Lis, gimana sama idolamu. Dibalapan kamu jago banget, masa ngajak kenalan cowok itu aja takut", ejek Mendi. Jempolnya menunjuk ke bawah dengan senyum mengejek terpampang di wajahnya.
"Ini bukan soal ngejar finish Men, tapi ngejar Hati. Gak mudah masukin hati yang berpenghuni. Rumit", jawab Kolis.
"So, kenalan aja harus nunggu hatinya kosong. Basih, bilang aja takut popularitasmu turun gara-gara nyatain cinta sama cowok", ejekan Mendi semakin menjadi-jadi. Sedikit membuat Kolis kesal, tapi dia memahami sifat Mendi gokil. Tampangnya aja yang cupu, tapi gokilnya selangit kalau berbicara sama Kolis.
"Men, aku tegasin ya sama kamu. Di sekolah ini, hampir semua cowok-cowok keren ngejer-ngejer aku. Pada saatnya nanti, dia pasti bakal suka sama aku", tegas Kolis membuat keningnya bergelombang, matanya sedikit melebar.
"Weiihhh, pede banget ya. Buktiin aja, aku hanya tinggal nunggu kabar di media sekolah bahwa cewek paling populer di sekolah ditolak sama ketua osis yang perfectionis", ejek Mendi mengacak-ngacak rambut Kolis dan kemudian bangkit dan pindah ke bangkunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MELAN & KOLIS
Dla nastolatkówHigh School Series #1 Part masih utuh, jangan lupa membaca sampai bab 3, baru beri vomentnya ya. "Karena tanpa kamu sadari, mencintaimu adalah hal yang paling menyenangkan" ~~~ Bagi cewek sepopuler dan secantik Kolis, mungkin hal aneh jika dia hanya...