5 • Air Mineral dan Gumpalan Kertas

23.2K 1.6K 201
                                    

[Lima]

"Sebenarnya, lo siapa sih?"
-Chica

"Lo ga perlu tau siapa gue. Lo cukup tau tulisan-tulisan gue."
-Si pengirim amplop biru.

🙈🙉

Chica pergi terlambat ke sekolah karena semalam dia bergadang mengerjakan tugas dari Miss Herald. Abangnya, Gara, sudah pergi duluan ke sekolah meninggalkan Chica.

"Pak! Tunggu! Jangan ditutup dulu gerbangnya, Pak!" Pak Somat yang melihat Chica sedang berlari-larian, menghentikan aktivitasnya untuk menutup gerbang. "Cepet atuh, Neng!"

Chica yang akhirnya sudah masuk ke wilayah sekolah, sedikit mengelus dada lega, "Makasih, Pak! Baik deh! Makin ganteng aja!"

Chica sengaja memuji Pak Agus. Tujuannya, agar jika nanti Chica terlambat, gerbangnya dapat dibuka. Chica melanjutkan langkahnya ke kelas. Chica maju dengan langkah mundur. Memperhatikan bila sewaktu-waktu guru BK hadir di depan matanya.

"Bagus ya kamu, Chica! Sudah jam berapa sekarang? Kamu pikir, sekolah ini punya kamu sendiri? Sehingga sesuka hati kamu, untuk datang jam berapa saja?"

"Eh, ayam ikan goreng enak rasanya! Aduh! Jadi latah kan, Bu! Ngagetin aja. Untung saya enggak punya riwayat jantung. Kalau punya, sudah terkapar saya loh, Bu! Lagian mending bu, saya kan telat masih ke sekolah. Daripada bolos, Bu! Kayak bang Gara."

"Sudah! Kalau seperti ini, bukannya kamu yang ibu ceramahi, malah ibu yang kamu ceramahi! Bersihkan toilet perempuan, sekarang!"

"Tap--" Baru saja Chica ingin protes, tetapi omongannya sudah diputuskan duluan. "Jangan banyak protes! Atau hukuman kamu, ibu tambah!"

Sebenarnya, Chica bukannya mau protes masalah hukumannya. Melainkan, guru BKnya yang memberi hukumannya tadi, berbicara sambil memuncratkan air-air sucinya kepadanya. Untung gue sabar. Anak sabar di sayang doi! batinnya.

🙈🙉

Gara yang baru saja keluar dari toilet, melihat Chica yang sedang berdiri di toilet. Chica sedang bersiap-siap untuk mengepel lantai toilet.

"Eh, Dek! Lo kenapa ada di sini? Bukannya masuk kelas juga! Lo bolos ya? Bagus! Lanjutkan, Dek!"

"Enak aja! Chica di sini tuh bukan mau bolos, Chica di sini karena dateng sekolah terlambat. Jadi dihukum sama guru BK! Gara-gara abang sih! Ninggalin Chica seenaknya." Chica menggebungkan pipinya tanda dia kesal dan mengambek pada abangnya itu.

Sementara abangnya? Abangnya hanya terkekeh pelan. "Udahlah, Dek. Anggep aja olahraga pagi biar badan lo makin body goals."

"Semangat ngepelnya!" Gara langsung menuju tangga lantai dua untuk kembali ke kelasnya, meninggalkan Chica yang tetap saja menggebungkan pipinya sambil mengepel lantai toilet di sekolahnya.

Di samping itu, ada seseorang membuka tas Chica lalu menaruh suatu benda ditas Chica.

Tasnya Chica memang diletakan di kursi panjang tidak jauh dari toiletnya. Chica yang sibuk mengepel tidak sadar dengan hal itu.

Seseorang itu tersenyum tipis, setelah berhasil memasukkan benda itu ke dalam tas Chica. Dia lalu menutupnya agar terlihat seperti biasanya dan meninggalkan Chica.

Chica akhirnya mengepel lantai toilet dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

🙈🙉

"Capek banget, astaga! Butuh aqua! Biar ga kehilangan fokus. Fokus untuk mencintai anu. Eh apa dah?"

Selesai mengepel lantai toilet, Chica duduk di kursi panjang tempat dia menaruh tasnya. Chica mencoba membuka tas biru kesayangannya.

Air minum siapa? Kok ada di tas gue? Kan gue ga bawa air minum karna buru-buru mau ke sekolah. Abang? Ga mungkin ah, dia aja habis dari toilet langsung naik ke lantai dua buat ke kelas dia. Steva? Paling lagi tidur kalau enggak debat sama Jafar. Terus, siapa? batinnya bertanya-tanya.

Tak berfikir panjang, Chica akhirnya membuka dan meneguk air minum yang berada di dalam tas birunya itu sampai habis. Mungkin karena efek kehausan dan kelelahan.

Chica menemukan secarik kertas di dalam tasnya. Chica mulai berdoa di dalam hatinya. Semoga isinya bukan huruf-huruf yang buat Chica pusing, batinnya, sementara mulut Chica berkomat-kamit.

Chica menarik nafasnya lalu membuangnya secara perlahan. Berusaha menyiapkan dirinya untuk membuka secarik kertas itu.

Lo ga perlu tau siapa gue. Lo cukup tau tulisan-tulisan gue.

Chica melongo setelah membuka dan membaca dua kalimat yang tertera di kertas yang ia temukan di dalam tasnya.

Lah? Dia tau? Jangan-jangan bener lagi kalau dia Qio. Qio kan sempet curiga waktu di kantin! batinnya.

"Bagus ya kamu, Chica! Bukannya mengerjakan hukuman kamu, kamu malah enak-enakan duduk di sini! Minum lagi ya, kamu!"

Chica menutup mukanya, dia takut terkena semburan air suci guru BK kesayangannya lagi.

"Saya udah selesai ngepel kok, Bu. Saya cuma duduk aja sebentar karena saya kan capek, Bu. Haus lagi! Tapi setelah saya minum aqua ini, tenggorokkan saya terasa lega. Glek, glek, ahh!" Chica mempromosikan aqua yang berada di tangannya.

"Sudah! Kamu kembali ke kelas! Jangan mencoba-coba untuk membolos!" Chica memberi hormat kepada guru BKnya. Lalu dia lari terbirit-birit ke kelasnya.

"Mending gue ke perpus aja daripada ke kelas. Nanti kena semprot lagi kan ribet! Perpustakaan! I'm coming!"

🙈🙉

Chica menghabiskan waktu mata pelajarannya di perpustakaan. Dia membaca-baca novel yang tersedia di perpustakaan itu. Begitu banyak dan lumayan seru.

Chica memasang earphone ke telinganya. Dia menikmati bacaannya dan lagu yang dia putar.

Tuk!

"Duh! Apaan lagi? Kertas?" Chica menemukan kertas biru yang diremuk-remukan asal-asalan sampai menjadi bulat, mengenai kepalanya.

Chica membuka gumpalan kertas berwarna biru itu.

Nrhh blf -Q.

Chica terdiam.

Tulisan ini lagi? batinnya kesal karena dia masih belum tau siapa pengirim dan apa isinya.

Chica melihat sekelilingnya, pasti orang itu ada di sekitar Chica sehingga mudah melemparkan kertas ini ke kepala Chica.

Tapi sayang, Chica tidak menemukan orang lain selain dirinya sendiri.

Sebenarnya, apa mau orangnya sih? batin Chica.

🙈🙉

-Hey, Chica!-

Holla holla Bumi, guys! Daku rajin update kan~

Jangan lupa saran, kritik dan vomentnya!

Sekian,

Dari emaknya Chica yang cakep membahana ini😻

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang