15 • Perempuan yang Mematikan?

16K 1.1K 51
                                    

[Lima Belas]

"Yang udah hilang, ikhlasin aja. Jangan dipaksa buat cari dia lagi. Siapa tau emang dia udah ga mau ketemu lagi."
-Gara.

🙈🙉

Chica pusing memikirkan tugas-tugas pramuka yang didapatkannya kemarin. Chica disuruh mengartikan bacaan yang sudah diberikan kepadanya ke sandi huruf.

"Ini gimana, sih? Kayak gini kali, ya? Tapi yaiya gini? Aneh banget tulisannya, ga bisa dibaca! Mirip tulisan yang di amplop biru waktu itu. Eh? Jangan-jangan!" Chica menyadari sesuatu.

Chica mencari-cari amplop biru yang didapatkannya waktu itu. Dia lupa menyimpannya dimana. Chica mengobrak-abrik buku-bukunya.

Kenapa pakai acara hilang sih? batin Chica sambil mencari amplopnya.

"Dek, mau ini ga? Eh? Lagi nyari apa, Dek?" Gara menyerit melihat Chica sibuk mengobrak-abrik barangnya.

"Nyari anu loh, Bang!" Gara malah memasang wajah datar.

"Anu tuh banyak, Dek! Jangan buat orang ambigu, berat! Kamu ga bakal kuat!" Gara meniru kata-kata Dilan.

Sekarang, giliran Chica yang memasang wajah datar. "Dilan amatan dah, Bang!"

"Balik topik. Emang kamu nyari apa, sih? Sampe barang-barang kamu obrak-abrik gini? Kalau mama tahu terus kamu enggak beresin, jangan bawa-bawa abang, ya!"

Chica memasang wajah menyengir. Memang, jika kamarnya berantakan, mamanya akan memarahi Chica dan meminta tolong Gara untuk membereskannya.

Katanya, kakak harus mengalah dan membantu adiknya sendiri. Apakah kata-kata ini juga diterapkan di keluarga kalian?

"Chica tuh pernah nemuin amplop biru, Bang! Isinya huruf-huruf yang enggak bisa Chica baca. Pas ada tugas pramuka terus tulisannya juga ga bisa Chica baca, Chica kepikiran buat artiin isi amplop itu. Siapa tau, emang amplop itu pakai sandi huruf," Chica menjelaskannya dengan jelas.

"Terus, amplopnya dimana?" Chica menepuk jidatnya sendiri. "Kalau Chica tau dimana, ngapain Chica nyari amplopnya?"

Gara menyengir dengan pertanyaan yang dilontarkan adiknya. "Sini deh, abang bantu cari,"

"Nah! Gitu dong daritadi, Bang! Jadi abang harus berbakti sama adiknya biar berkah. Lagian, membantu adiknya juga dapet pahala. Kalau banyak pahala, bisa masuk surga, loh! Kalau masuk surga, ga bakal masuk nerakah!" Chica mulai dengan ocehannya kembali.

"Iya udah, Dek. Kalau kamu pidato lagi, abang malah ngantuk. Bisa-bisa kayak kepsek kita lagi pidato, abang malah tidur,"

Chica dan Gara mencari-cari amplop biru sampai ke pelosok-pelosok kamar. Di tempat-tempat terpencil kamar juga diobok-obok.

Gara sedikit mendorong lemari pakaian Chica. Tapi sayang, setelah dicari pun, tetap tidak ditemukan.

Chica sampai bertanya kepada pembantunya, apakah mereka melihat amplop biru. Tapi hasilnya tidak ada. Chica takut jika mamanya yang menemukannya lalu dibuang ke tempat sampah depan rumahnya.

"Udahlah, Dek. Biarin aja amplopnya hilang. Mungkin amplopnya ga mau ketemu kamu lagi. Jangan maksain kehendak kamu! Nanti kayak abang disuruh sama Bu Ayu nyari nilai x,"

Chica memasang wajah cemberut. Dia berpikir nasibnya sangat malang.

Kenapa giliran ga dicari malah ketemu, giliran dicari malah hilang coba? Mana hilang-hilangannya kayak doi lagi! batinnya.

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang