39 • Semua Tentang Kita

11.7K 808 52
                                    

[Tiga Puluh Sembilan]

Ps : Lagu di mulmed diputar untuk menambah feel ya :)

~~~

"RAFA! PELAN-PELAN NAPA!"

Chica memeluk erat pinggang Rafa. Dia selalu takut jika Rafa mengendarai motor dengan ngebut. Ditambah lagi, dia yang berada di belakangnya.

Rafa tidak memperdulikan ucapan Chica. Dia tetap fokus mengendarai motornya. Dia tidak peduli jika Chica akan menceramahinya di tengah jalan.

"Rafa! Udah gue bilang! Kalau sama gue ga boleh dingin cuek gitu!" Chica menyerucutkan bibirnya kesal.

Rafa menghela nafasnya. Kali ini dia menyesal. Menyesal telah mengalah dan mengikuti permainan Chica.

Rafa meminggirkan motornya ke tepi jalan. Dia memberhentikan motornya. Rafa memutar badannya menghadap Chica. Dia menarik hidung Chica.

"Jangan ngambek, sayang!"

FLASHBACK ON.

"Rafa! Main Dare or Dare yuk! Buat ngisi waktu malming gue! Rafa! Ih! Kok lo ngacangin gue, sih?"

Rafa tidak memperdulikan ucapan Chica. Dia malas untuk bermain seperti itu. Tangan Rafa terus ditarik-tarik oleh Chica.

"Rafa! Ayo, ih! Please, sekali aja deh!" aksi yang dilakukan Chica hanya sia-sia. Rafa tidak memperdulikannya.

"Yaudah kalau ga mau, ga apa-apa kok." Chica melepaskan tangan Rafa yang sedari tadi dia tarik-tarik. Chica duduk di sofa. Dia tidak mengucapakan satu katapun.

Chica yang tiba-tiba sunyi, menjadi daya tarik sendiri bagi Rafa. Dia tahu karakter perempuan sekarang. Di balik kata ga apa-apa, pasti ada apa-apanya.

Rafa menghela nafas lelah. Dia memang selalu mendapat peran mengalah jika bersama dengan Chica. "Yaudah."

Chica langsung memekik girang. Dia memang sengaja untuk berpura-pura mengalah. Dia tahu pasti Rafa akan mengikuti permainannya jika dia terus-terusan diam seperti itu.

"Beneran? Bukan mimpi kan? Yeye! Gue duluan yang kasih lo dare, ya!" Chica menaruh jari telunjuknya di kepalanya. Dia memikirkan dare yang pas untuk Rafa.

"Nah, iya! Itu aja! Gue ada dare yang pas buat gue sama lo!" Chica tersenyum senang. Sementara dengan Rafa, dia mengangkat sebelah alisnya.

"Gimana kalau selama setengah jam, kita harus keluar dari sikap asli kita. Gue yang bawel, jadi dingin. Lo yang dingin, jadi cerewet nan bawel kayak gue. Gimana?"

Rafa mengkerutkan dahinya. Chica yang mengetahui Rafa tidak akan setuju, mengeluarkan jurusnya. Chica memasang wajah cemberut dan menggembungkan pipinya seperti bakpao.

Rafa menghela nafas lelah. Dia harus mengalah, lagi. Rafa menganggukkan kepalanya. Sementara Chica, wajahnya yang sebelumnya mendung, kini terlihat begitu cerah. Entah apa manfaatnya, Chica bertepuk tangan dengan semangat.

"Yang kalah harus sikapnya gitu terus! Pokoknya harus! Oke?" tanya Chica.

Rafa memutar bola matanya. Untuk apa tanya kepadanya, kalau jika Rafa bilang tidak, dia akan kembali ngambek?

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang