[Dua Belas]
Chica mengikuti pelajaran dengan malas. Tidak ada sama sekali yang menarik baginya. Chica ingin sekali tidur dengan nyenyak di dalam kelas. Akan tetapi, pasti baru sebentar saja, Chica langsung terkena semburan air suci guru BK kesayangannya.
Sebuah pesawat berwarna putih mendarat dengan mulus di meja Chica. Chica penasaran siapa yang mengirim pesawat itu.
Jendela kelas terbuka. Chica dalam melihat bayangan seseorang di balik jendela itu. Tapi, Chica tidak mengetahui apakah bayangan tersebut laki-laki atau perempuan.
"Apa yang kamu cari, Chica?"
Chica yang ditanya malah menyengir. Menunjukkan senyum yang menjadi ciri khasnya. "Anu, Bu!"
"Anu apa, Chica? Anu itu kata yang mempunyai arti banyak hal."
"Anuloh, Bu! Anu!"
"Iya apa, Chica? Tolong jelaskan lebih jelas dengan tidak memakai kata itu."
"Saya enggak bilang kata itu kok, Bu! Cuman anu. Anu maksud saya itu.."
Lama-kelamaan Bu Ida semakin naik darah. Dirinya berusaha mengontrol emosinya. "Siapa, Chica?"
Bu Ida mengatakannya dengan nada yang sangat lembut. Para siswa di SMA Yolanda tahu, jika Bu Ida mengatakan dengan nada seperti itu, pasti dirinya sedang ingin meledak.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk!" Pak Riga masuk bersama dengan perempuan yang belum pernah Chica liat.
Banyak laki-laki yang bersiul-siul setelah perempuan itu masuk ke dalam kelas 11 IPA 2.
"Ada apa ya, Pak?" Pak Riga tersenyum manis kepada Bu Ida.
"Maaf sebelumnya, sudah menggangu waktu Ibu cantik ini."
Anak-anak kelas 11 IPA 2 yang mendengar pujian dari Pak Riga untuk Bu Ida, seketika ingin muntah di tempat. Tapi mereka tidak jadi muntah, karena mengingat mereka sendiri yang akan mengepelnya.
Bu Ida yang dipuji, merasa ingin terbang ke langit ketujuh. "Ah, bapak! Bisa aja gombalnya. Enggak apa-apa kok lagian. Memang ada apa, ya?"
"Ada anak baru. Dia pindahan dari London, tempat yang akan menjadi milik kita berdua nanti."
Anak-anak langsung mengobrol sambil berbisik. Membicarakan sepasang guru yang di depannya, yang mungkin sedang mabuk cinta.
Tak sedikit juga yang membicarakan anak baru itu."Najis banget gombalnya! Pengen muntah gue habis istirahat!"
"Ngalusnya, duh! Udah tua juga! Ga nyadar umur banget, astaga!"
"Why gue punya guru kayak gini? Cepet-cepet lulus deh gue!"
"Dia anak pindahan? Bening banget gila! Mayan dijadiin simpenan."
"Emang dikiranya London bakal punya mereka, terus nanti yang di sana ngontrak gitu? Ew!"
"Jangan di sini dong, Pak. Malu, diliatin anak-anak!" Pak Riga tersenyum. "Yasudah, saya permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Chica! [Completed]
Teen FictionDipersatukan dalam permainan dengan pemain yang sudah jelas memiliki sifat saling bertolak belakang. Si dingin yang hampir tak bisa dibedakan dengan dinginnya es di Kutub Utara dan si cerewet yang selalu berpidato. Bukan permainan kecil-kecilan bia...