[Sembilan Belas]
"Ga selamanya apa yang lo pikirin, lo denger ataupun lo lihat maksudnya selalu gitu! Jangan terlalu cepat nyimpulin keadaan!"
-Chica.🙈🙉
Chica sudah siap memakai baju basket kesayangannya. Dia menguncir satu rambutnya agar terlihat rapi.
"Oke, anak-anak. Sekarang kita mau pemanasan dulu. Coba Rafa, kamu pimpin pemanasan hari ini! Dan kamu Qio, perhatikan keliling lapangan mereka"
Rafa menyuruh anak-anak basket lainnya udah membuat lingkaran. Sementara dengan Rafa, dia berada di tengah lingkaran tersebut.
"Ganti!" Rafa mengganti gerakan pemanasan. Rafa tidak menghitung lewat mulut, dia terlalu malas. Oleh karena itu, dia hanya menghitung lewat dalam hati saja.
"Ganti!" Chica tampak senang. Keringat-keringatnya mulai bermunculan. Itu tandanya, dia boleh sekalian diet untuk menurunkan berat badannya.
"Keliling lapangan 15 kali!" Rafa menyuruh anak-anak basket untuk berlari keliling lapangan dengan tidak menggunakan hati.
Chica melakukan perintah Rafa dengan mendumel di dalam hatinya. Dia heran kenapa Rafa selalu kejam dalam memberi tugas.
Ga punya hati banget, sih! Udah tau lapangannya luas, masih aja disuruh 15 kali! Bisa-bisa gue bukannya diet jadi langsing tapi jadi kerempeng! Nanti kalau gue minta ke bang Gara buat ngajarin main layangan, bukan layangannya yang terbang tapi gue lagi! batinnya.
Chica mendumel sampai dia lupa sudah putaran ke berapa dia mengelilingi lapangan.
"Tiga!" Teman-teman Chica lainnya sudah mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali. Ah yaudahlah, gue ngikutin mereka aja! batin Chica.
"Lari apa jalan? Lelet!" Ucapan pedas itu datang dari mulut Qio. Qio tidak suka dengan larinya Khansa, adek kelas Qio. "Ma.. maaf kak. Aku.. ak--"
"Jangan banyak alasan!" Qio membentak adik kelasnya itu. Khansa tampak ketakutan.
"Jangan main bentak anak orang, dong! Dengerin aja dulu penjelasannya! Ga selamanya yang lo pikirin, lo denger ataupun lo lihat maksudnya selalu gitu! Jangan terlalu cepat nyimpulin keadaan!" Chica berhenti keliling lapangan untuk membela adik kelasnya itu.
"Ak.. aku.. habis ke.. kekurung di dalam gudang, kak. Ja.. jad--"
Ucapan Khansa terpotong karena dia dipeluk oleh Chica. Dia mengelus kepala Khansa. "Udah, kamu istirahat aja, ya? Kalau ga kuat, bilang. Ok?"
Khansa yang dinasehati seperti itu hanya bisa mengangguk saat ini. Tenaganya belum pulih sampai saat ini. Dia bisa keluar dari gudang setelah teriak berjam-jam.
Qio terdiam mendengar ucapan Chica. Sepertinya, dia sadar kenapa Rafa perlahan memilih Chica di kehidupannya.
Gue bakal dukung lo, Raf. Dia perempuan yang tepat buat hadir kehidupan lo. Maaf, gue terlalu iri dengan apa yang lo milikin sampe pernah kepikiran buat niat jahat. Maaf sebelumnya gue udah nembak Chica. Gue nembak Chica buat nyadarin perasaan lo sebelum terlambat. Gue ga mau Adel kepikiran karena lo belum lupain dia, batin Qio.
🙈🙉
Rafa membasahi rambutnya dengan air aqua yang diberikan oleh Jafar. "Eh, kampret! Gue kasih lo air buat diminum bukan buat dibasahin ke rambut! Buang-buang duit dasar!"
Qio, Rafa, Jafar dan Gara memang telah membuat janji untuk berkumpul bersama. Rafa kemarin memang sempat mencatat kode yang ditemukan Chica di handphone-nya.
"Terus lo mandi buang-buang air?" Gara menyelidiki Jafar. Jafar yang ditanya, menganggukkan kepalanya dan menyunggikan senyumnya.
"Makanya gue kalau libur males mandi, biar generasi gue bisa ikut merasakan air juga!"
"Najis!" Qio yang duduk di sebelah Jafar langsung menjauh dari Jafar. "Pantes aja Steva ga mau sama lo, orang lo jorok gini!"
"Eh, ja--" Belum sempat Jafar membalas omongan Qio, Rafa sudah memotongnya duluan. "Brisik!"
Keadaan hening. "Ada yang bisa mecahin?" Rafa menunjukkan kode yang kemarin dia catat.
Qio menyeritkan dahinya. Dia seperti tidak asing melihat kode-kode ini. Tapi dimana gue ketemunya ya? batinnya binggung.
Sebenarnya Jafar tidak pernah melihat Rena sebelumnya. Jafar merasa Rena tidak asing karena Jafar pernah melihat foto masa kecil Rafa, Qio dan Rena di bingkai foto gudang Rafa. Tempat dimana menjadi tumpukkan masa lalu Rafa.
"Mungkin ini pakai sandi angka atau kode dari luar negri." Gara yang melihat kode itu menggeleng mendengar pendapat Jafar.
"Kalau sandi angka, pasti bukan kayak gini. Ini pasti antara urutan dan baris karena satu hurufnya pasti dibagi jadi dua angka."
Mereka bertiga setuju dengan pemikiran Gara. Masuk akal. Tapi yang bagaimana menentukan baris dan urutannya? batin Rafa.
Qio mengacak-acakan rambutnya. Firasatnya ini berhubungan dengan Rena karena sepengetahuannya, Rafa dan Chica cukup terkenal dekat di SMA Yolanda ini. Dan kemungkinan besar, Rena masih mengincar Rafa.
"Gue pusing liat angka-angka ini, jir!" Jafar mengangkat tangan setelah sekian lama melihat kode di hadapannya. Menurutnya, ini sama seperti matematika yang menyebalkan dan tidak bisa mandiri.
"Gimana ya mecahinnya?"
Pertanyaan Gara hanya dijawab oleh Rafa dengan mengangkat bahunya. Jangkan Gara, Rafa sudah pusing semalaman untuk memecahkan kode ini. Dia mempunyai pikiran bahwa ini berhubungan dengan Rena.
"Bang Gara! Ayo pulang! Udah mau malem nih! Nanti kalau Chica masuk angin gimana? Nanti Chica kalau sakit, bang Gara mau ngurusin Chica? Nanti temen-temen Chica kangen lagi sama Chica! Kan bah--"
Mulut Chica sudah didekap oleh Rafa. Rafa tidak mau dia tambah pusing karena mendengar ocehan Chica.
Gara bukannya membalas omongan Chica, dia malah salah fokus ke lehernya Chica. Ya, di lehernya Chica terdapat kalung huruf w. Seingat Gara, Chica tidak pernah memiliki kalung huruf w.
"Kalung darimana, Dek?"
Chica mengangkat bibirnya. "Tadi ketemu di lokernya Chica, Bang! Kalungnya lucu, kemarin Chica juga dikasih boneka ikan. Besok ada yang kasih Chica lagi ga ya?"
Rafa menyeritkan dahinya. Kemarin boneka ikan, sekarang kalung. Aneh, batinnya. Bukannya mau menuduh, tapi semua barang-barang ini saling berkaitan menurut Rafa.
"Keberuntungan doang kali ada orang yang mau kasih lo barang! Jangan berharap lebih, jatoh sakit!" Ucapan Gara membuat Chica menyerucutkan bibirnya. "Gue sama Chica duluan!"
Jafar dan Qio menganggukan kepalanya tanda mengiyakan. Sementara dengan Rafa, dia masih tetap memikirkannya.
Apa ini hubungannya sama kode? batin Rafa menyelidiki.
🙈🙉
-Hey, Chica!-
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Chica! [Completed]
Teen FictionDipersatukan dalam permainan dengan pemain yang sudah jelas memiliki sifat saling bertolak belakang. Si dingin yang hampir tak bisa dibedakan dengan dinginnya es di Kutub Utara dan si cerewet yang selalu berpidato. Bukan permainan kecil-kecilan bia...