52 • Rahasia yang Ditutupi

11.6K 777 81
                                    

[Lima Puluh Dua]

"Lo masih hutang cerita sama gue! Buruan ceritain lo kenapa kemarin sekalian sama lo kenapa bisa luka-luka terus Rafa dihajar sama Bang Gara!" ujar Steva protes karena ketinggalan berita.

Chica menghela nafas lelah. Dia hari ini tidak bersekolah seperti yang diminta Gara. Sementara Steva, dia membolos demi mendapat penjelasan dari Chica.

"Jadi gini, gue waktu itu ke perpustakaan bareng Rena buat nyari buku. Pas ga lama, gue ketemu kode gitu. Rena yang kasih tau kunci dari kodenya, pas gue artiin artinya di belakangmu. Nah dari situ, Rena ada di belakang gue. Awalnya gue masih loading. Tapi akhirnya, gue paham." Chica menarik nafasnya terlebih dahulu.

Steva memperhatikan penjelasan dari Chica dengan seksama. Tangannya sudah terkepal dengan sempurna karena kesal.

"Terus, gue disiksa sama Rena. Disilet, ditampar, dicakar, terus katanya daging gue pengen dibuat kue, kalau ga daging gue bakal dia suruh gue makan sendiri. Sementara darah gue, buat dia mandi. Ga berhenti sampai di situ, di apartemen dia gue juga disiksa lagi," ujar Chica.

"ANJ! JADI LUKA-LUKA LO ITU DARI DIA?! WAH! MINTA DILABRAK!" ucap Steva dengan berapi-api.

"Jangan dilabrak, Tan! Dia ga salah, yang salah tuh gue sama keluarga gue."

Brak!

Steva menggebrak meja di hadapannya sambil bangkit berdiri. "UDAHLAH! LO GA PERLU BELAIN PSIKOPAT SINTING ITU!"

Chica menggelengkan kepalanya. "Dia kakak tiri gue! Gue ga mungkin sekejam itu buat balas dendam. Gue tau dia salah dan lo ngangep dia sinting. Tapi, kalau kita bales lagi itu artinya kita ga ada bedanya dari yang kita bilang."

Steva mengatur nafasnya dan kembali duduk. Dia sadar jika dia terbawa emosi.

Tahan, Stev. Rena kan emang gitu. Ga pengen ngatain tapi dari mukanya aja pengen gue katain, batin Steva.

"Tapi stidaknya, dia dapet pelajaran dari apa yang dia perbuat. Eh tapi, bentar, kakak tiri lo? Sejak kapan?!"

"Sejak gue jadian sama Geo." Steva menjitak kepala Chica. Chica masih bisa bercanda disaat Steva sedang serius.

"Serius, anjir! Semuanya udah tau kecuali gue! Jangan-jangan lo sebenarnya pengen cerita ke gue tapi ga jadi karena ada psikopat sinting itu?!"

Chica mengangguk menjawab pertanyaan Steva. "Masalah kemarin, gue lupa kunci pintu pas mau obatin luka-luka gue lagi."

"Terus, lo ketahuan Bang Gara dan ceritain kalau itu ulah Rena?" tebak Steva.

"Tuh, tau! Udah, ga perlu diceritain lagi! Hemat-hematin suara aja. Kalau kita hemat suara, kita bisa hemat air karena ga bakal gampang haus. Daripada cara hemat airnya kayak Juan. Najis!"

Steva mengangguk menyetujui ucapan Chica. Dia tidak habis pikir kenapa Juan bisa sejorok itu. Wajahnya saja yang tampan, tapi kelakuannya?

"Eh iya, terus apa hubungannya sama Rafa? Kan harusnya yang dihajar itu Rena bukan Rafa! Atau jangan-jangan, abang lo nitip hajar ke Rafa?"

Tak!

"Ya kali anjir bisa nitip hajar gitu! Jadi, gue juga ceritain ke Bang Gara kalau misalnya Rena itu satu tim sama Rafa. Rena yang udah kasih tahu kalau Rafa itu dateng ke kehidupan gue buat mainin gue doang."

Chica tadi menjitak Steva karena menurut Chica, otak Steva semakin miring.

Mentang-mentang ditinggal Jafar, jadi makin miring otaknya dasar! batin Chica.

"WHAT?! RAFA SATU TIM SAMA RENA? WAH, MUSUH DI DALAM SELIMUT! GA BISA DIBIARIN, PENGKHIANAT!" ucap Steva yang kembali berapi-api.

"Gue juga baru tau. Ternyata, Rena itu kakak tiri gue sekaligus adek tiri Bang Gara. Rena dulu berhubungan sama kak Dedel. Dan yang lebih ngagetin lagi, Rena yang nyiksa kak Dedel sampai meninggal."

"Lo kok ga kasih tau abang, Dek?"

Deg.

🙈🙉

-Hey, Chica!-

Gimana? Gimana? Pendek HAHA!

Double up? Komennya jebolin dulu gimana? Maaf ya ini part terpendek biar kalian kesel😆

Maaf kalau ada typo, kesalahan kata, belum dapet feel, dll.

Jangan lupa vote dan komen dan jangan bosen nunggu Hey, Chica! update ya!

Sekian,

Salam hangat dari emak Gara 💋

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang