[Empat Puluh]
Holla semua!
Sebelum membaca part 40, emak mau kasih tau sesuatu. Di part ini, begitu banyak flashback masa lalu mereka. Jadi, jangan binggung kenapa Jafar masih ada sama mereka. Oke?
Maapkeun kalau ada typo-typo yang bertebaran dimana-mana dan masih pendek partnya. Maaf juga kalau feelnya ga dapet :(
Intinya, happy reading guys! 💋
Ps : Lagu di mulmed diputar untuk menambah feel :)
🙈🙉
"Waktu terasa semakin berlaluTinggalkan cerita tentang kita🎶"
Semua kembali bersekolah seperti biasanya. Guru-guru kembali mengajar dengan wajah yang cerah. Namun, hal ini tidak berlaku bagi para muridnya.
"Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati🎶"
Guru-guru yang ada, sudah mengetahui jika Jafar dipindahkan oleh ibunya ke Singapura. Para guru sedih karena kehilangan siswa yang sering ribut dengan Steva. Mereka semua kehilangan.
Jabatan ketua OSIS Jafar sudah diberikan kepada siswa yang terpecaya menurut para guru. Jabatan ketua Leadership Jafar juga telah diberikan kepada Rafa. Tak hanya itu, jabatan ketua kelas sudah diberikan kepada Steva, yang awalnya menjabat sebagai wakil ketua kelas.
Chica dan Steva juga mulai menghabiskan waktu bersama kembali. Steva yakin jikalau dia berjodoh dengan Jafar, dia pasti akan bertemu kembali dengannya. Chica juga yakin ayahnya pasti akan bangun.
Walaupun begitu, bukan berarti Chica, Steva, dan lainnya tidak mengingat Jafar. Mereka malah rindu dengan ributnya, berisiknya, rusuhnya, dan lainnya.
"Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala🎶"Terlebih lagi Steva, dia benar-benar merindukan Jafar. Awal dia masuk, dia ingin membuat keributan. Namun, dia lupa jika sosok yang menjadi korban keributannya sudah tidak ada.
FLASHBACK ON
"Yes! Dia ga jadi dateng olimpiade? Keajaiban dunia! Yipiii!" Steva kecil yang mengetahui Jafar tidak datang untuk melaksanakan olimpiade matematika, memekik kegirangan.
Steva dan Jafar memang berbeda sekolah. Namun, sekolah mereka itu satu yayasan. Oleh karena itulah, Steva dan Jafar dipilih dari sekolah mereka masing-masing dan ditetapkan sebagai partner olimpiade matematika sekabupaten.
"Setan sayang, kok kamu malah seneng, sih? Otak kamu udah miring, ya? Justru kalau enggak ada Jafar, kamu pasti bakal ribet ngerjain soal olimpiadenya sendirian!" Chica menggeleng-geleng melihat respon Steva yang kelewatan baginya.
Dari olimpiade ini, Steva mengenal Jafar. Sikap mereka berdua sangat berbeda dengan sikap pasangan-pasangan olimpiade lain. Jika pasangan biasanya malah akrab dan bekerja sama, Steva dan Jafar malah sebaliknya. Mereka malah ribut, adu pendapat, dan lainnya.
"Oke, anak-anak. Coba kalian duduk berdampingan bersama partner olimpiade kalian. Steva, kamu duduk sama ibu aja, ya?" Steva mengangguk senang. Baginya, jika Jafar tidak ada, dunia akan tenang.
Selama perjalanan, Steva melirik ke arah jalan. Dia memang merasa agak tenang karena Jafar tidak ada. Namun di sisi lain, dia merasa suasana terlalu sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Chica! [Completed]
Teen FictionDipersatukan dalam permainan dengan pemain yang sudah jelas memiliki sifat saling bertolak belakang. Si dingin yang hampir tak bisa dibedakan dengan dinginnya es di Kutub Utara dan si cerewet yang selalu berpidato. Bukan permainan kecil-kecilan bia...