25 • Retak Berujung Kehancuran

14.1K 980 63
                                    

[Dua Puluh Lima]

"On itu hidup, line itu garis. Itu artinya, dia online bukan buat kamu, bego! Sadar diri kalau cuma dijadiin pelampiasan."

-Qio.

"Kalau lo mentingin ego lo, semuanya bakal hancur seketika."
-Gara.

🙈🙉

"QIO! BANG GARA! RAFA MANA?"

Teriakan dari mulut Chica, sukses membuat telinga manusia di sekelilingnya menjadi sakit.

"Ya mana gue tau! Emang gue bapaknya?" Balasan yang didapatkan Chica dari Qio membuat Chica melototkan matanya.

"Lo umpetin di saku celana lo, ya? Ngaku ga lo! Gue hubungin polisi ya! Biar lo mampus di penjara terus gue di luarnya ketawa-ketiwi ngeliat penderitaan lo! Siapa tau aja lo diajakin sama polisinya main Tik Tok kayak yang gue liat di Instagram."

Steva turun dari tangga sambil menutup telinganya. Dia dan Rena merasakan yang dialami oleh Jafar, Qio dan Gara.

"Cha! Lo tau ga, sih? Lo teriak nyampe kedengeran di atas tau! Mana bedak gue ketebelan lagi!" Jafar yang melihat Steva dari atas sampai bawah langsung receh sendiri.

"Lipstik lo mencong, bedak lo ketebelan, baju lo kegedean terus celana lo kelonggaran, maunya apa? Hahahaha! Ngakak anjir!"

Steva langsung menabok Jafar. "Orang cantik itu bebas!"

"Bebas? Bebas apaan? Hahaha!" Jafar menambah volume ketawanya.

"Brisik!" Rafa keluar dari halaman belakang Villa ayahnya Rena.

"Lo darimana aja sih? Gue nyariin lo tau ga? Jangan hilang-hilangan napa! Belum jadi doi gue aja udah hilang-hilangan, gimana mau jadi doi gue?"

Chica langsung menarik tangan Rafa ke halaman belakang lagi. Dia ingin menunjukkan sesuatu ke Rafa. Tapi sayang, baru selangkah Chica menarik Rafa, tangan Rafa sudah ditahan oleh Rena.

"Rafa! Bisa temenin Rena ke gudang ga? Temenin Rena, ya? Rena takut, udah lama ga ke gudang ayah."

Rafa menghela nafas lelah. Dia tahu kalau Rena selalu takut kalau berbau tentang ayahnya, entahlah kenapa. Hanya Tuhan dan Rena sendiri yang tahu alasannya.

"Ayo!" Rena menggandeng tangan Rafa untuk menemaninya ke gudang. Chica yang ditinggal langsung cemberut. Dia menghentakkan kakinya, lalu masuk ke kamarnya.

"Rena takut gelap atau gimana sih?"

Steva yang melihat ketiga orang sedari tadi malah menjadi kesal sendiri. Dia tidak bisa diam begitu saja. Menyakiti sahabatnya, sama saja menyakiti dirinya sendiri.

"Dia bukan takut gelapnya. Tapi dia takut semua berbau tentang ayahnya. Villa ini Villa ayahnya Rena. Gudang yang berada di Villa ini otomatis gudang ayahnya sendiri." Qio menjelaskan dengan sabar.

"Kenapa dia takut berbau ayahnya? Gitu-gitu kan ayahnya! Ayah yang udah merawat dia dari kecil. Apa yang perlu ditakutin?" Steva masih tidak paham dengan penjelasan Qio.

Hey, Chica! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang