[Lima Puluh Satu]
Rafa terdiam melihat kode yang telah dia artikan. Kode yang dipakai adalah kode dahulu, yang Rena gunakan untuk bermain tebak-tebakan bersama.
Kode tersebut menggunakan keyboard handphone. Jika ingin membuat kode dari huruf A, maka perhatikanlah huruf A di keyboard. Huruf A terletak di urutan pertama pada baris kedua. Itu artinya, kodenya adalah 1.2.
8.1
= I2.1 /1.2 / 6.3 / 5.1
= W A N T5.1 / 8.1
= T O8.2 / 8.1 / 9.2 / 9.2
= K I L L6.1 / 9.1 / 7.1
= Y O URafa menghela nafas lelah. Dia memijat kepalanya sendiri. Akhirnya, batin Rafa.
Rafa mengirimkan hasil kode yang dia pecahkan kepada Gara. Gara yang akan memberitahu hasilnya kepada lainnya.
Dia benar-benar pusing. Apalagi, ketika mengingat kejadian kemarin.
FLASHBACK ON.
"Lo pikir, gue ga tau lo mesra-mesraan sama Chica? Gue ga sebego yang lo kira, Raf! Mau lo bilang ini, mau lo bilang itu, terserah! Orang ujung-ujungnya juga deket kan? Ngomong doang!" ujar Rena.
"Gue jauhin dia?" tanya Rafa. Rena yang ditanya, menganggukkan kepalanya.
"Lo bener-bener jauhin dia. Anggep dia ga ada, cuma angin lalu aja. Balik dingin dan cuek sama dia. Ga usah jawab pesan-pesan dia ataupun panggilan dari dia."
Rafa mengangkat sebelah alisnya. "Dia ga gampang nyerah."
Rena tertawa kecil. "Gue tau, kok! Apa coba yang gue ga tau tentang Chica? Bahkan, kalau gue mau nyelakain semua anggota keluarganya juga gampang."
Rafa mengepalkan tangannya. Jika yang di hadapannya adalah laki-laki, sudah dipastikan jika Rafa akan menghajarnya duluan. Tapi sayang, di hadapannya adalah perempuan. Butuh cara main yang berbeda.
"Lo tau cara halus buat bikin Chica menjauh tanpa lo atau gue yang bilang?" tanya Rena dengan senyum liciknya.
Rafa mengangkat alisnya. Dia sebenarnya malas untuk merepson ucapan Rena.
"Cukup dingin, cuek, anggep dia ga ada, dan ...." Rena menggantung ucapannya. Sementara Rafa, dia hanya menunggu.
"Dan kita berdua bareng terus seakan pacaran. Dia bakal menjauh dengan sendirinya," ucap Rena disusul dengan senyum liciknya.
Drrt.. Drrt..
Handphone milik Rafa bergetar--tanda ada pesan yang masuk. Rafa yang baru saja ingin mengambil handphone-nya, sudah diambil duluan oleh Rena.
"Duh! Kesayangannya nge-chat, nih! Gue bales ga, ya? Apa gue baca doang?" Rafa tidak menjawab pertanyaan Rena. Dia tahu, Rena sedang memancing dirinya.
"Ga perlu dibaca, Raf? Biarin aja? Oke, deh! Eh bentar, wah! Dia nge-like postingan timeline yang berbau digantungin. Duh! Kayaknya nyindir lo," ucap Rena dengan memasang mimik wajah sok polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Chica! [Completed]
Teen FictionDipersatukan dalam permainan dengan pemain yang sudah jelas memiliki sifat saling bertolak belakang. Si dingin yang hampir tak bisa dibedakan dengan dinginnya es di Kutub Utara dan si cerewet yang selalu berpidato. Bukan permainan kecil-kecilan bia...