[Lima Puluh]
"Jangan pernah buat orang lain sakit hati. Kenapa? Orang itu bisa aja ga bisa maafin dan malah jadi dendam."
-Rena."Kalau lagu, berawal dari tatap. Kalau cerita ini, berawal dari rasa sakit."
-Emak.🙈🙉
Rafa menghela nafasnya lelah. Dia sedang mengendarai mobilnya untuk ke suatu tempat. Sementara dengan lainnya, mereka masih di rumah sakit.
Rafa tidak diizinkan Gara untuk melihat kondisi Chica. Walaupun diizinkan, Rafa juga tidak mau menjenguknya.
Rafa memberhentikan mobilnya. Dia keluar lalu membanting pintu mobilnya.
"Selanjutnya bagaimana, Tuan Walance?" tanya sesosok laki-laki di hadapannya.
Rafa yang ditanya, memutar bola matanya dengan malas. Dia tidak ingin terlibat dengan semua ini. Namun, waktu yang memaksanya terlibat.
"CCTV?" tanya Rafa kepada laki-laki itu.
"Saya sudah menonton rekaman CCTV tersebut, Tuan. Di sana terlihat, memang ada tiga orang berbadan besar yang menghadang mobil Tuan Felish," ujar laki-laki itu menjelaskan.
"Hal lain?"
"Hal lainnya yaitu tiga orang berbadan besar tersebut nampak satu tim dengan supir Tuan Felish. Supir dari Tuan Felish yang terlihat menusuk Tuan Felish. Sementara tiga orang berbadan besar itu menahan Tuan Felish agar tidak kabur."
Rafa mengepalkan tangannya. Pantas saja Jafar luka-luka. Ternyata, supir dari Tuan Felish juga ada di pihak yang salah.
Rafa membalikkan badannya. Dia ingin pergi dari danau yang sepi ini. Cuaca yang lumayan dingin, mendukung Rafa untuk semakin bersikap dingin.
Luka-luka yang Rafa dapat dari Gara, masih belum diobati. Gara menghajarnya di rumah Juan. Untungnya, ayah dan ibu Juan sedang di luar kota.
"Tapi, yang menarik menurut saya yakni saya menemukan rekaman CCTV yang tidak lama waktunya dari kecelakaan ini. Seorang pemuda yang dipukuli oleh seorang perempuan sampai pingsan."
Langkah Rafa berhenti. Rafa mematung mendengar penjelasan orang yang dia percaya untuk menyelidiki masalah ini.
"Perempuan itu tidak sendiri. Saya tidak mengenal orang-orang yang dia bawa. Namun dapat dipastikan, itu adalah orang suruhannya. Mereka membawa pemuda tersebut ke dalam bagasi mobil mereka."
Rafa mengangkat sebelah alisnya setelah mendengar pernyataan itu. "Plat?"
Laki-laki itu menundukkan kepalanya. "Maaf, Tuan. Saya tidak mencatat nomor plat mobil mereka. Namun, saya masih mempunyai rekaman CCTV tersebut."
"Berikan rekaman itu!"
🙈🙉
Rafa dapat menebak siapa sosok perempuan itu. Walaupun dari belakang, ciri-cirinya benar-benar tidak asing.
"Rena?" Rafa tidak terlalu terkejut mendengar fakta pelakunya adalah Rena. Rena memang bisa melakukan hal nekat.
"Berdasarkan hasil yang saya cari, pemuda tersebut dibawa ke suatu rumah tua, yang berada di jalan Humiera blok E2 nomor 20," jelas orang suruhan Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Chica! [Completed]
Novela JuvenilDipersatukan dalam permainan dengan pemain yang sudah jelas memiliki sifat saling bertolak belakang. Si dingin yang hampir tak bisa dibedakan dengan dinginnya es di Kutub Utara dan si cerewet yang selalu berpidato. Bukan permainan kecil-kecilan bia...